(OS) Can't Get Over You

1.1K 161 65
                                    

Cause I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say,
I'm jealous of the way
You're happy without me

(Labyrinth-Jealous)

***

Sungguh. Tak pernah terbayangkan di benakku, jika hubungan kita akan berakhir. Yang pernah terbayang di benakku adalah kami merajut masa depan bersama. Berdua dan bersama anak-anak kita nantinya. Tak pernah terbayang jika malam ini, di tempat spesial kami berdua, dia justru mengakhiri hubungan kita.

"Tae, maafkan aku. Aku benar-benar tak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku..." katanya dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Kau tak perlu minta maaf, Pany-ah, uhm... Maksudku Tiffany. Apa pun keputusanmu, akan kuterima. Berjanjilah padaku untuk selalu bahagia," aku mencoba tersenyum, meski senyumku sangat kaku karena aku sedang menahan tangis.

"Tae, aku benar-benar minta maaf. Kita sudah berhubungan selama lima tahun dan aku harus mengakhirinya sampai di sini. Kau adalah kekasih terbaik yang pernah kumiliki. Semoga kau segera menemukan penggantiku."

"Ya, aku akan berusaha, Tiffany. Semoga kau juga bahagia dengan pilihanmu," ucap mulutku.

"Tae, bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kali?" tanyanya gugup, persis saat pertama kali ia meminta izin untuk menciumku.

Aku membuka tanganku lebar-lebar, "tentu saja, Tiffany."

"Pany-ah, jika bisa, aku tak ingin melepas pelukan ini selamanya. Namun, apa dayaku? Kau tak membutuhkannya lagi. Apalah dayaku? Jika pelukanku tak bisa lagi menghangatkanmu.

***

Sejak dia memutuskanku malam itu, sungguh, aku telah berusaha sekuat tenaga untuk melupakannya. Namun, lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Suara, wajah, wangi tubuhnya, masih terekam jelas di otakku. Meskipun aku berusaha menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, tetapi tetap saja aku tak bisa melupakannya.

Di depan orang lain, aku akan menggunakan topengku. Tertawa bersama mereka, seolah tak terjadi apa-apa. Namun, jika sudah sendiri, aku kembali meratapi nasibku kehilanganmu. Sudah tak terhitung berapa banyak air mata yang kujatuhkan sampai aku tak bisa menangis lagi. Sudah tak terhitung berapa malam kulewatkan tanpa memejamkan mata karena teringat tentang kenangan kami.

"Taeng, aku tak bermaksud menyinggung perasanmu. Uhm, tapi aku mendengar gosip jika kau sudah putus dengan Tiffany. Apa itu benar?"

"Ya, gosip itu benar. Kami sudah putus," jawabku getir.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kita perlu ke karaoke untuk menghibur dirimu?" tanya Sunny, sahabatku, khawatir.

"Aku baik-baik saja, Sunkyu-ya. Lihat, aku masih bisa beraktivitas seperti biasa. Mungkin butuh waktu untuk melupakannya, tetapi aku baik-baik saja."

Sungguh. Itu hal terbullshit yang pernah aku katakan kepada sahabatku. Aku tak pernah baik-baik saja sejak dia memutuskan untuk melepaskan genggaman kami. Aku tak pernah baik-baik saja sejak dia memutuskan untuk menghapus masa depan yang telah dia rencanakan.

***

Salah. Sebuah kesalahan besar saat kau mencoba move on dari seseorang, tetapi kau malah selalu mencari informasi tentangnya. Tidak. Aku tak pernah berani menstalkingnya secara langsung. Aku hanya pengecut yang berani melihat akun media sosialnya. Untung saja, meskipun kami sudah putus, dia tak memblokir akunku.

My Playlist [Lengkap]Where stories live. Discover now