8. Blood Moon

7.4K 674 142
                                    

Would you know my name?
If I saw you in heaven.
Would you feel the same?
If I saw you in heaven

Eric Clapton — Tears in Heaven

🌞🌙🌞🌙🌞🌙🌞🌙🌞

Sepeninggal Sakura dan yang lain Naruto duduk diam di sofa ruang Hokage seperti ucapannya sebelumnya. Manik birunya melirik Tsunade yang sedang memeriksa keadaan pemuda raven itu. Naruto tidak bermaksud membuat Sasuke seperti itu, sungguh. Jika mengingat penjelasan Karin, rasanya jadi masuk akal saat tiba-tiba cakra Sasuke melemah ketika berada di Yuki no Kuni. Naruto menyesal telah mengatakan tidak ingin mengingat Sasuke selamanya. Pada kenyataannya, Naruto ingin, ia sangat ingin mengingat Sasuke. Pasti ada banyak hal yang telah mereka lalui bersama jika mengingat perasaan hangat yang selalu ia rasakan saat berada di dekat Sasuke meski pemuda raven itu selalu bersikap dingin.

"Apa dia akan baik-baik saja Baa-chan?"

Tsunade menghela napas lelah sebelum menoleh Naruto. "Aku tidak bisa membantu apa-apa. Bahkan Katsuyu pun tidak bisa mengembalikan cakranya. Semuanya tergantung pada ingatanmu Naruto."

"Ingatan?" Naruto menoleh Sasuke yang terbaring di sofa. Manik biru itu menyendu, Naruto berusaha keras menggali ingatannya. Naruto benar-benar merasa bersalah saat melihat Sasuke yang begitu lemahnya.

"Apakah yang kita lakukan bersama di tim 7 tidak berarti apa-apa bagimu?"

"Tidak. Bukannya itu tidak ada artinya. Bagiku kau telah menjadi teman terdekatku."

"Teman terdekat? Lalu kenapa?"

"Itulah sebabnya kau pantas dibunuh."

"Ya, aku mengerti. Itulah kenapa aku memutuskannya, karena aku memiliki ikatan yang berbeda. Ikatan kebencian dengan kakakku."

"Naruto, perkataanmu tidak akan mengubah apapun dariku. Aku akan membunuh semua orang Konoha termasuk kau."

"Nah, apa hanya itu jalannya?"

"Begitulah. Pilihanmu hanya membunuhku dan menjadi pahlawan yang menyelamatkan desa atau mati di tanganku dan hanya menjadi pecundang."

"Sasuke, aku tidak mempercayai itu."

"Aku tak akan berubah. Aku juga tidak tertarik untuk memahamimu, dan aku juga tak berencana untuk mati. Kaulah yang akan mati."

"Jika aku mati, kita berdua akan mati, Sasuke."

"Kalau begitu aku yang akan lebih dulu membunuhmu."

"Bukan kau, tapi aku yang akan menghapus masa lalu."

"Apakah kau tahu, tempat ini bernama lembah akhir? Bukankah ini tempat yang sempurna? Iya kan, Naruto? Ayo kita segera akhiri pertarungan ini."

Tanpa perlu berpikir keras untuk mengingat, memori itu muncul begitu saja dan berputar-putar dalam kepala Naruto. Ada rasa panas yang menyebar ke seluruh sel dalam tubuhnya. Suhu ruangan terasa begitu berat membuat Tsunade, Kakashi, dan Shizune menoleh pada Naruto dan Sasuke. Keduanya membuka mata di saat yang sama. Sharingan dan rinnengan Sasuke yang telah aktif bertubrukan dengan sepasang rubi yang menatap tajam ke arahnya.

"Apa yang—"

Tsunade urung melanjutkan ucapannya ketika Naruto dengan tubuh terselimuti cakra Kyuubi bergerak cepat dan mencekik leher Sasuke.

"Uhuk... hhhkkk." Sasuke kesulitan bernapas. Naruto seperti berniat mematahkan lehernya. Hawa panas yang terasa membakar setiap sel dalam tubuhnya sama sekali tidak membantu. Cakranya terbatas dan tubuhnya seperti dikendalikan. Ia yakin Naruto juga mengalami hal yang sama.

The Sun and His Moon ¦ ENDWhere stories live. Discover now