"Ketika sesal-ku hanya mampu mengagumi mu dari jauh—
Seorang gadis langsung merebut buku bersampul kuning itu yang diyakini adalah miliknya,"Ihh jangan dibaca Gas.. Gue malu tau," kesal-nya lalu buru-buru memasukkan buku itu kedalam tas sekolah-nya.
Cowok yang bernama Agas itu langsung duduk di samping gadis itu,"Lo lagi suka sama cowok?" tanya-nya serius.
Gadis itu menggeleng kecil,"Engga kok. Cuma buat nyenengin hati aja," jelasnya ragu.
Agas tersenyum miring,"Lo mau boongin gue? Nyenengin hati kan lo bilang? Berarti lo lagi suka sama seseorang dong ya--siapa Prill?" tanya Agas kepo.
Prilly menggeleng,"Apaan sih. Engga ya! Udah ah gue mau keluar kelas," Prilly langsung bangkit dari duduknya.
Tangan Agas langsung mencekal,"Siapa Prill? Ihh lo mah ga asik sama gue," katanya merengek.
Prilly mendelik,"Gak!"
"Lo suka sama gue ya?" tanya Agas dengan menaik turunkan alisnya menatap Prilly.
Prilly menatap Agas jijik,"Yakali gue suka sama lo,Gue tuh suka sama--someone," Prilly tersenyum misterius saat ia mengucapkan kata 'someone'
Agas cemberut,"Masa sih? Siapa orangnya?" tanya Agas yang masih kepo dengan orang yang Prilly sukai itu.
Prilly menggeleng,"Gak ah, Gue mau ke kantin bareng Eca dulu!" kata Prilly lalu berlalu dari hadapan Agas. Cowok itu ikut bangkit dan mengejar Prilly sambil meneriaki nama Prilly.
"Agas ganteng banget sih.."
"Mau dong jadi pacarnya Agas,"
"Ganteng-ganteng kok mau sih deket ama cewek dekil kek Prilly,"
"Iya, kayak gak ada orang yang lebih aja. Sama gue aja Gas,"
Agas menatap para perempuan yang menghina Prilly itu dengan penuh emosi,"Apa lo bilang?!" Teriak Agas yang sudah hampir menerkam kedua manusia itu hidup hidup.
Prilly yang sedang berjalan beberapa langkah di depan Agas langsung berlari menghampiri Agas,"Gas! Apaan sih.. Udah ayok!" Prilly menarik tangan Agas agar mereka tak menjadi pusat perhatian.
Plak.
Agas dan Prilly terkaget saat ada bunyi pipi tertampar itu,"Eca?" gumam mereka tak percaya. Eca yang merasa di sebut namanya itu langsung tersenyum bangga.
"Jangan ngomongin sahabat gue,Kalo lo gak mau di bully!" ancam Eca. Agas lalu tersenyum dan merangkul Eca senang.
"Datang tepat waktu,"
Eca terkekeh,"Ya dong!" katanya bangga pada diri sendiri,"Sekarang kita ke kantin yuk," ajak Eca semangat pada dua orang sahabat nya itu.
.
.
.Namanya Oktavia Prilly Clay. Dia suka membuat puisi tentang apa yang ia rasakan. Anak-nya terkadang kalem--tapi dia manja. Prilly suka dibully karena ia berteman dengan Eca dan Agas yang sejatinya adalah most wanted sekolah. Tak perlu diragukan lagi karena, Eca adalah anak orang kaya dan dia juga mempunyai kulit putih bersih serta tinggi badan yang pas untuk para model--juga body yang sexy. Begitu juga Agas, dia adalah kapten futsal di sekolah dan banyak sekali cewek yang menyukai cowok itu.
Bukan seperti Prilly, yang setiap harinya berpenampilan biasa saja--paling menggunakan jam tangan. Gadis ini setiap hari memeluk buku kuning yang diyakini adalah semua karya-karya puisi-nya. Rambutnya pendek, kulitnya sangat coklat dan dekil. Ia memakai kacamata, tapi kelebihan gadis ini adalah ia punya badan yang langsing.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionBerjuang mendapatkan kamu itu gak mudah buat aku, tapi aku gak peduli. Aku mau kamu aja