✏ BERUBAH

2.1K 266 8
                                    

"Lo ngapain disini?"

Prilly tersenyum tipis lalu mendekat ke arah Ali,"Lagi di kejar polisi," bisik Prilly pelan.

Ali menatap Prilly bingung,"Lo buronan ya?" tuding Ali dengan mundur beberapa langkah menjauhi Prilly.

Prilly menggeleng,"Gue bukan buronan. Polisi yang ngejar gue ini lebih serem daripada genderuwo," jelas Prilly dengan bergidik ngeri bila mengingat wajah Diego.

"PRILLY!!!"

Prilly membulatkan matanya,"Ia lalu menarik tangan Ali bersembunyi di balik drum,"Tuh kan.." kata Prilly lagi dengan nada ngeri.

Ceklek.

"Prill—ck, gak ada!"

Brak.

Pintu kembali tertutup.

Prilly menghembuskan nafasnya lega,"Huffttt untung aja," Prilly lalu bangkit dari duduknya dan membersihkan baju seragam-nya yang agak lusuh itu."Emm maaf ya kak. Gue jadi bawa-bawa lo,"

Ali ikut bangkit dari posisinya yang tadi jongkok,"Emang siapa sih tu orang?" tanya Ali yang sempat melihat wajah Diego walaupun hanya sebentar.

Prilly menggeleng kecil,"Orang galak, suka gigit! Kakak jangan kenal, ntar kesel." Prilly berujar sambil mengerucut bibirnya dan membenarkan posisi kacamata-nya.

Ali terkekeh kecil,"Dilepas aja kalo gak berguna," tangan Ali meraih kaca mata Prilly dan melepaskannya. Gadis itu memejamkan matanya erat,"Eh? Lo rabun?" tanya Ali yang ingin mengembalikan kacamata Prilly.

Prilly menggeleng,"Gak sih, tapi gak pede aja kalo pake kacamata." jawab Prilly pelan lalu buru-buru merebut kacamata-nya tapi ia tak memakainya, melainkan memasukkan nya dalam saku.

Ali terkekeh lucu,"Udahh buka gih mata lo, Gue masih ganteng kok!" canda Ali.

Prilly membuka matanya perlahan,lalu menatap Ali tanpa kedip,"I-iya beneran ganteng," gumam Prilly tanpa sadar.

Ali tertawa keras mendengar-nya,"Udah tau gue ganteng. Semua orang juga bilang gitu," kata Ali dengan menertawakan Prilly.

Prilly menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu berbalik dan keluar dari ruang musik secepatnya,"Bego banget sih lo Prill," Pekik-nya saat ia sudah berada di luar.

.
.
.

"Bang gamau ihh,"

"Lepasinnnn!!"

"Wahhh ini kejahatan namanya!"

"Bang malu ih diliatinn,"

"Masyaallah.."

"Bangkeee!"

Diego melotot,"Gasopan ngomong gitu ke gue! Gue ini lebih tua dari lo," protes Diego marah pada Prilly.

"Makan-nya turunin,Gue kan malu di liatin anak-anak bang! Trus nih ya gue gasuka cara lo yang kek gini bang.."

"Bang lo denger gue gasih? Dari tadi gue ngoceh sana-sini sampe tenggorokan gue kering kayak padang pasir tapi lo malah diem aja kayak orang bisu tau gak!"

Saat sudah sampai di parkiran Diego menurunkan Prilly,"Masuk!" titah-nya dengan membuka pintu mobil miliknya. Prilly menggeleng keras,"Masuk gue bilang Prill," tegas Diego lagi.

Prilly menendang mobol Diego itu dengan keras,"Nyebelinnn!!" pekik Prilly hampir menangis."Gue mau sekolah bang! Dari dulu lo selalu gangguin gue! Gak di SD, SMP, SMA jugak! Jangan bikin gue takut sama lo," pekik Prilly.

Diego menghembuskan nafasnya,"Masuk Prill!" katanya sekali lagi dengan nada yang sangat ditekan.

Prilly menangis sesenggukan,"Lo orang paling annoying yang pernah ada! Eca aja gak pernah giniin gue! Sebeeelll! Gue sebel sama lo, Ini yang gue gak suka kalo lo maen ke Jakarta!" pekik Prilly lagi.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang