Hold Me Tight

34 1 0
                                    

Rengkuhan lenganmu, kehangatanmu, hatimu
Aku ingin melihat itu semua, aku memohon kepadamu
Saat ini, bahkan hangatnya bunga mengharumi udara
Bahkan di langit tak ada satupun awan
Segalanya terasa dingin dan aku bahkan takut pada langit yang cerah
Jika kau tak di sini, aku hanya mayat, bagaimana bisa aku bernapas?
Menyakitkan, Aku selalu menangis
Aku menjadi gila, lelah tanpamu
Aku memikirkanmu tiada henti
Aku benci semua ini, aku benci setiap hari
Ini membuatku menangis, ring ding dong
Jika ada suatu kesempatan, aku akan menangkapmu
Aku berlari, ini telah dimulai, hitungan mundur
Aku siap terbelah oleh pelukanmu yang seperti mawar, sembari kupeluk dirimu lagi

Hujan sudah mengguyur kota Daegu selama berhari-hari. Meski tidak tentu intensitasnya, tetap saja inilah musim

hujan yang tengah berlangsung. Terkadang siang bisa menjadi sangat gerah dan terik dengan matahari menggelantung dengan cerahnya di langit yang hampir tanpa awan. Atau justru sebaliknya, gumpalan awan hitam menitikkan air matanya yang tak jarang disertai hembusan angin yang berhasil membuat pepohonan bergoyang dengan lincah. Cuaca yang agak sulit diprediksi.

bukankah aku seharusnya menyukai suasana ini? menulis atau membaca novel diruang kerja miliknya dan dengan berat hati dirinya memperbolehkanku menyalakan lilin aroma terapi cherry mint manis favoritku,

memutar musik akustik yang membuatku sendiri bersenandung kecil,yang tentunya ditemani  coklat panas untuk menghangatkan dadaku,

serta menatap lamat-lamat wajahnya yang selalu memasang ekspresi serius dengan bibir merah mudanya bergerak-gerak pelan membaca semua berkas-berkas perusahannya.

tapi kali ini tidak,

mungkin aku sudah berhasil mengganggu kegiatan hariannya kali ini.

yang aku lakukan kini hanya duduk disofa empuk nan nyaman ruang tengah apartemennya,

dengan memeluk kedua lututku ,tak henti-hentinya aku menghirup kembali ingus yang terus menerus keluar dari kedua lubang saluran pernafasanku, membuat nafasku sesegukan tak beraturan.

Lengan hoodie baby pink oversizeku pun menjadi basah karena terus menerus kepergunakan untuk mengusap kasar air mata yang sedari tadi membasahi pipiku.

Tentu saja kini aku ditemani sosoknya yang sedari tadi menatapku iba,tak henti-hentinya bibirnya mengucapkan kata "berhentilah menangis", tapi tetap tak kuhiraukan.

kali ini kudengar dia mendesah frustasi,kedua kaki jenjangnya dia posisikan bersila dan menatapku lebih serius namun lembut.

apa aku agak keterlaluan? membuatnya meninggalkan pekerjaannya,dan menemaniku menangis selama berjam-jam?,tolong jangan salahkan aku,dia sendiri yang berinisiatif menemaniku,

aku tahu dia takkan pernah tega mengabaikanku dalam keadaan seperti ini

"jisoo-ya....." tangannya kini terulur mengelus sayang pucuk kepalaku,mengusaknya dengan lembut,

"hm",baiklah aku menyerah setelah sekian kalinya kuabaikan, kali ini dia sukses membuatku berdehem pelan.

nafasku yang tadinya sesegukan mulai kembang kempis dengan normal

apa kalian mengira dia yang membuatku menangis?,bukan!,bukan dia yang membuatku seperti ini,

dia mendesah frustasi seperti tadi hanya karena dia mungkin merasa gagal menghiburku,yah atau mungkin karena dia merasa risih dengan suara isakan berisikku yang terus menerus menangisi ulah kekasihku sendiri,yoongi oppa.

iya,kalian benar,yoongi oppa yang membuatku menangis.

"kau tampak sangat buruk" aku kembali terdiam ketika dia mempersempit jarak diantara kita dan mencoba untuk merengkuhku,

GOODBYE ROAD (MY AHJUSSI) | JINJISOOWhere stories live. Discover now