Chapter 9

1.9K 190 11
                                    

''Naruto-Kun... Sebenarnya kita akan pergi kemana?" Tanya Hinata heran.

"Kita akan pergi ke Tokyo Dome City." Jawab Naruto dengan tersenyum.

"Tokyo Dome City? T-Taman bermainkah?" Tanya Hinata terkejut.

"Iya, apa kau tidak suka Hinata-Chan?" Raut wajah Naruto menjadi sendu.

"Aku suka sekali, Tou-San. Pasti manyenangkan bermain disana." Seru Bolt dari arah belakang yang berjalan bersama Hinata.

Pasalnya sekarang Naruto menggunakan taksi tadi untuk ke subway station, mengingat mobilnya dibengkel.


Tak lama kemudian Subway yang mereka tunggu datang. Tampaknya hari ini sangat penuh, semua tempat duduk sudah terisi dan sudah banyak yang berdiri. Naruto mengambil posisi menyender pada tiang penyangga sedangkan Hinata berdiri tidak jauh dari Naruto dengan mengamit jemari Bolt agar tak jauh dari jangkauannya. Pasalnya Bolt tak mau ia gandeng tadi.

Naruto yang tidak tega melihat Hinata dan Bolt, putranya yang tengah terhimpit banyak orang, memutuskan untuk menarik tangan Hinata yang tak menggenggam Bolt dan memposisikannya menyender di tiang yg tadi ia senderi dengan Bolt yang menyandar pada tubuh depan Hinata dengan kedua tangannya yang merangkul leher Bolt.

Berada dihadapan sosok duda keren nan tampan itu membuat Hinata tiba-tiba merasakan pipinya menghangat, pasalnya ini adalah jarak terdekat mereka saling adu pandang.

Dengan segera, Hinata mengalihkan pandangannya, ia tidak mau ada yang tau bahwa mukanya bersemu merah sekarang. Persis kepiting yang baru direbus. Hinata merasakan jantungnya berdebar sangat cepat, seakan ingin lompat saja. Ia juga merasakan perasaan aneh yang baru pertama kali ia rasakan. Mungkinkah ia jatuh cinta pada sosok duda keren dihadapannya kini?

Bolt mendongakkan wajahnya kearah Hinata, Senseinya. Ia melihat betapa kikuknya Senseinya itu berpandangan dengan Tou-Sannya.

''Aku tau Sensei, Tou-Sanku memang tampan kan?'' Sindir Bolt dengan terkikik.

''Eh?!'' Pekik Hinata terkejut. Ia ketauan oleh Bolt memandangi Tou-Sannya itu.

Kini Naruto memandang wajah ayu Hinata sangat puas. Ia tak menyangka sosok itu mampu membuatnya tergila-gila.

''Tou-San jangan melihati Senseiku seperti itu ya? Sensei ini milikku, Tou-San.'' Cibir Bolt dengan menyilangkan tangannya didepan dadanya, menatapi tajam Tou-Sannya yang memandangi Senseinya tanpa berkedip. Naruto mendengus.

''Aishhh bocah ini.'' Geram Naruto dalam hati lalu beralih memandang jejeran manusia disamping kanannya.


Akhirnya mereka sudah sampai di stasiun yang mereka tuju. Mereka turun dari subway, Hinata masih mengamit jemari Bolt. Mereka berjalan kaki menuju Tokyo Dome City yang kebetulan tidak terlalu jauh dari stasiun tersebut.

"Tou-San akan membeli tiket masuk." Ucap Naruto dengan mengelus surai Bolt.

"Aku akan aman bersama Kaa-Sanku,Tou-San." Jawab Bolt dengan tersenyum.

Sontak Hinata dan Naruto terkejut. 'Kaa-San?' Segera Naruto menggelengkan kepalanya, mungkin ia salah dengar. Naruto tersenyum, ia segera pergi ke loket, untuk membeli tiga tiket masuk.


"Sudah dapat tiketnya. Ayo kita masuk." Ajak Naruto sumringah dengan menggandeng lengan Hinata yang sontak membuat Hinata terkejut.

Hinata hanya mengikuti Naruto dari belakang dengan Bolt yang ternyata sudah berlari kecil duluan masuk kedalam.


"Kita mau main apa?" Tanya Naruto dengan bersidekap.

''Tou-San, aku ingin naik komedi putar disebelah sana. Tou-San dan Kaa-San mainlah berdua saja ya? Bolt akan main sendiri. Kan Bolt sudah besar, Tou-San.'' Seru Bolt dengan berlari menuju wahana permainan yang ia gandrungi itu. Ia seolah memberi kode untuk Tou-San dan Senseinya berduaan.

My Lovely Son's SenseiWhere stories live. Discover now