Alenzo - (Chap. 10)

3 1 0
                                    

Alenzo dan Arcelia sedang berjalan di lobby saat langkah kaki yang sedang berlari terdengar, disusul teriakan nyaring Leonel.

"Mommy!"

Arcelia menoleh kebelakang, Leonel menubruk kaki Arcelia dan memeluknya. "Where are you going Mommy?"

Arcelia berjongkok dan mengelus kepala Leonel. "I have to go back to my apartment, and get ready for school sweety. You have to get ready for school too."

"This is our home Mommy, why do you need an apartment?" Mata Leonel mulai berkaca-kaca.

Alenzo meraih Leonel ke gendongannya. "Baby, Mommy need to go to her school. She is not going anywhere, Mommy is home now, don't worry." Alenzo menjelaskan pelan pelan agar di mengerti Leonel.

"Umm.. Mommy kiss me."  Leonel menjulurkan tangannya ke arah Arcelia, ingin di gendong.

Arcelia dengan senang hati menyambut Leonel dan memeluknya,  serta memberi kecupan-kecupan di wajah tampannya seperti yang Leonel inginkan.

"I won't go anywhere sweety." Kalau bukan karena kewajibannya sebagai mahasiswi, Arcelia pasti akan memilih berada di rumah dan menemani Leonel, ia bahkan hampir lupa berpamitan dengan Leon karena buru-buru pergi. Ia juga harus membereskan barang-barang di apartmentnya, Alenzo mendesak agar ia langsung pindah hari ini juga.

•••

Arcelia berjalan keluar kelas, ia berniat memesan taksi untuk pulang ke apartment. Fakta mengejutkan yang ia ketahui, ternyata gedung apartment itu milik Alenzo, dan unit yang ia tinggali sekarang adalah unit yang sama yang mereka tinggali dulu, saat mansion sedang di renovasi.

Pantas aja ia sering merasa jika memiliki beberapa kenangan di apartment tersebut, wind chime itu salah satunya. Dulu ia juga keheranan mengapa dokter Cale mengantarnya ke unit VVIP. Dokter itu hanya mengatakan disitulah ia tinggal.

"Arcel!" Seseorang memanggilanya dari arah parkiran. Arcelia menyipitkan mata, berusaha menembus silau matahari untuk melihat seorang lelaki di depan.

"Alenzo?" Ia menghampiri Alenzo yang terlihat memukau dengan kemeja hitamnya.

"Why are you here?" Tanya Arcelia.

"To help you pack your stuff in the apartment of course." Alenzo menarik tangan Arcelia dan membawanya masuk ke mobil.

"Aren't you working?" Alenzo menggeleng sambil terkekeh.

"You're more important mi amor. I'm the boss anyway." Arcelia ber'oh'ria sambil memalingkan muka, menutupi senyuman kecilnya.

Sampai di apartment, seluruh karyawa yang melihat Alenzo membungkuk hormat, beberapa mengernyit melihat seorang gadis penghuni unit VVIP digandeng oleh boss mereka.

Alenzo membuka pintu apartment tanpa bertanya password, seakan-akan ialah penghuninya.

"How did you know the password?" Arcelia melongo, ia tidak pernah memberitahu siapa pun password apartmentnya.

"It's the date of our wedding mi amor." Alenzo mengedipkan matanya dan menarik Arcelia untuk masuk.

Alenzo melihat sekeliling, tidak banyak yang berubah, masih hampir sama seperti tiga tahun yang lalu saat mereka masih menempati apartment ini.

"I'll go and pack my stuff." Alenzo mengangguk sementara ia mengelilingi apartment lebih dalam. Ia tersenyum melihat wind chime pemberiannya tergantung ditempat yang sama persis seperti tiga tahun yang lalu.

Flashback

"Alenzo... This is so pretty!" Pekik Arcelia, ia tersenyum sangat lebar.

"No, there is something more prettier." Alenzo ikut duduk di sofa di sebelah Arcelia.

"What it is? Do you have it? Another wind chime? I want to see it." Arcelia memandang Alenzo penasaran.

Alenzo menangkup wajah Arcelia sambil tersenyum. "You can't buy it, and I have it. It is right in front of me."

Mereka terdiam, meresapi perasaan hangat yang menjalar lewat tatapan yang beradu.

Tes tes

Tetesan air mata jatuh. Alenzo mengusap matanya, ia menangis.

"Al, why are you crying? Is anything wrong?" Tanya Arcelia panik, tidak biasanya Alenzo menangis. Ia adalah pria minim ekspresi sebelum bertemu belahan jiwanya.

"Oh amor, I'm just so so afraid that... if one day I'll lose you." Tangis Alenzo makin deras. Ia menjatuhkan diri ke pelukan Arcelia dan memeluknya lebih erat.

"I won't go anywhere Al. And if I do, then make sure you're always around so it'll be easy for me to get back under your arms." Arcelia mengusap surai Alenzo lembut. 

"By the way Al, where should we hang the wind chime?" Alenzo membuka matanya, sedikit kesal karena wind chime itu Arcelia menghentikan usapannya. Pandangannya langsung tertuju ke jendela samping sofa.

"How 'bout that window." Arcelia mengikuti pandangan Alenzo, ia mengangguk dan bangkit dari sofa.

"Amore... don't, stay here." Alenzo merengek sambil menepuk-nepuk dadanya.

Arcelia terkekeh dan menarik tangan Alenzo. "I really like to be there, but right now I really really want to see this wind chime hanging."

"Kiss me." Alenzo memajukan wajahnya. Tanpa ragu Arcelia menunduk dan memberi kecupan malu-malu.

"More...." Alenzo menahan tengkuk Arcelia.

"Al... Let's hang this first." Rengek Arcelia, ia memajukan bibirnya tanda merajuk.

Alenzo terkekeh sebelum akhirnya bangkit dan mencuri kecupan di bibir manis istrinya "Alright, let's hang it."

Solivagant Where stories live. Discover now