Napas - saling bersautan di dalam keheningan yang sengaja tercipta beberapa waktu yang lalu, keduanya enggan hanya untuk menggerakkan katuban rapat bibir masing-masing.
Rengkuhan pada bahu si mungil terasa semakin mengerat dengan kaitan jemari lainnya yang terasa enggan untuk terurai.
"Maafkan aku..." gunam sosok yang lebih kekar namun terdengar seperti bisikan bagi sang wanita, wanita bermata sembab dengan ujung bibir terluka itu hanya mampu bergeming tanpa mau berkata seucap pun.
Pikiran Kim Sooji melayang jauh menembus langit - langit kamar, semuanya untuk ke sekian kalinya telah terjadi. Pikiran untuk menolak ada namun pada kenyataannya ia hanya seorang wanita yang memang di takdirkan lemah dan tak berdaya. Percintaan yang pada umumnya memang sudah sewajarnya terjadi pada dua anak manusia yang terikat status sah nyatanya terasa seperti pemerkosaan bagi Kim Suzy. Ia di setubuhi oleh tubuh suaminya namun dengan jiwa yang berbeda.
"Maafkan aku.. maaf untuk ketidakberdayaanku... semuanya kesalahanku karena tidak dapat menahan amarah hingga L mampu merebut posisiku hingga ka---" ucapan penyesalan Kim Myungsoo terhenti ketika Sooji semakin menyusupkan wajah di dada bidangnya serta rengkuhan semakin erat pada pinggangnya.
Dengan tangan ragu, Kim Myungsoo mengusap rambut belakang sang istri. Ada rasa yang bergelanyar di hatinya ketika sentuhan kecil dengan sang istri terjalin, jantungnya berdebar dengan desiran darah yang mengalir semakin cepat. Ada rasa hangat dan nyaman namun perasaan bersalah dan takut masih mendominasi.
Sejak awal Myungsoo sudah mencoba meminimalisir semuanya, ia tahu obsesi dari sisi lain dirinya terhadap sang istri sangat besar.
"Mari kita sudahi semuanya saja..." Myungsoo menerawang jauh pada langit langit kamar dengan usapan yang masih teratur pada rambut belakang sang istri serta bibir sesekali mengecup lembut dahi Sooji.
Sooji sedikit mendorong dada sang suami hingga jarak sedikit mengisi ruang antara keduanya "apa yang kau ucapkan?" Tanya Sooji dengan nada cukup tinggi.
"Semuanya akan semakin menyakitkan jika kita memaksa untuk seperti ini. Aku tahu L mengatakan sesuatu padamu. Sudahi saja dan kau dapat melangkah lebih baik sedangkan aku akan berusaha membunuh sisi gelapku." Kim Myungsoo mengalihkan pandangannya pada sosot mata sayu sang istri, ia tahu Sooji kecewa namun itu lebih baik daripada menyeret wanita sebaik Sooji untuk masuk ke dalam kubangan gelapnya.
"Aku tidak mau.." tolak Sooji lalu beranjak untuk terduduk diatas ranjang rumah sakit dengan kedua tangan mencoba menahan selimut agar tetap menutupi tubuh polosnya.
"Itu lebih baik untukmu " Myungsoo menyusul sang istri, mendudukkan diri juga dengan posisi berada di belakang Sooji.
"Itu menurutmu, Kim Myungsoo.. tapi tidak untukku.."
"Pergi dan kau akan terbebas dari semuanya. Aku akan menekan L sebisaku dan membunuh semua obsesi gilanya." Myungsoo memandang tubuh belakang polos sang istri terdapat beberapa memar kemerahan disana dan hal itu berhasil menyubit hatinya, apa yang telah ia lakukan sebenarnya. Ada rasa sakit yang menyusup jiwanya, ia enggan melihat Sooji semakin menderita.
"Iya kau benar. Jika aku pergi darimu maka baik untukku tapi tidak untukmu dan..." Sooji menjeda, di tariknya napas kuat - kuat "dan..... dan bayi kita" lirih Sooji dengan kepala tertunduk.
Myungsoo menegang dengan raut wajah tak terbaca. Datar dan tetap dingin, sorot matanya menajam kearah bagaimana Sooji berusaha b-menggeser tubuhnya dan mencoba membalas manik kelam milik Kim Myungsoo.
"Aku hamil tiga minggu..." cicit Sooji lirih namun dapat Myungsoo tangkap semburat merah pada kedua pipinya serta binat bahagia yang memuncak.
Bibir tipis Kim Myungsoo terkatub rapat dengan wajah yang semakin tak berekspresi, Sooji menghela napas berat lalu beringsut untuk semakin mendekat kearah Kim Myungsoo dan memeluk pinggang sang suami.

YOU ARE READING
IRIS
FanfictionIRIS adalah dewi dan personifikasi dari pelangi dan merupakan utusan para dewa. Ketika Matahari menyatukan bumi dan langit, Iris menghubungkan para dewa dengan umat manusia. Dia mampu bergerak dengan kecepatan angin dari satu ujung dunia ke ujung du...