A man with his heart

19 2 1
                                    

"Kita sudahi saja. Kurasa hubungan ini takkan berjalan dengan baik."
katanya sambil melihatku dan mengacuhkan ku seolah aku takkkan tersakiti oleh kata katanya. Aku mendengar detak jantungku yang seperti nya akan berhenti. Itu sakit.. sungguh..


Hari ini aku dan dia berjanji untuk bertemu. Sebuah pertemuan sederhana di hari yang cerah. Aku membawakan sebuah buket bunga mawar kesukaannya sampai saat aku bertemu dengannya muka nya tampak kebingungan dan ingin berkata sesuatu..

"Apa ada yang salah?" tanyaku pada nya..

"Oppa, kita sudahi saja. Kurasa hubungan ini takkan berjalan dengan baik."

Sampai saat itu tiba, aku tak bisa mengerti apa yang terjadi pada diriku. Muka nya yang serius dan akan menangis itu tak bisa kuhentikan.

Dia pergi dan buket bunga yang kubawa seolah layu menandakan hati ku yang hancur.
Ada apa? Apa salahku?


Kurasa sudah hampir sebulan sejak kejadian itu.. aku tak ada niat untuk mencari atau bertanya kemana dia sekarang. Aku sibuk dengan pekerjaan dan hobiku.
"Yoo, ayo kita pergi ke karauke!!" Pria teman sebelahku mengajak ku blind date dengan modus karauke.

"Tidak, aku akan langsung pulang, lagipula hari ini aku sudah cukup lelah.."
Kataku menolak dengan halus.

Malam tiba dan aku merasakan getaran dan ringtone yang bahkan tak asing bagiku.
sebuah pesan darinya "Bagaimana kabarmu Yoo? "
aku melihat pesan nya dan ragu ragu, aku mengetik "Kenapa?" tapi aku menghapusnya dan membiarkan pesan itu.


Aku tak mau membahasnya.. Apa alasan kita putus.. lagipula itu takkan merubah apapun, semua nya telah terjadi..


Aku mengambil cuti sekitar seminggu. Aku kembali ke Jeju, ke tempat yang tak seharusnya ku datangi.. Ya, villa yang tempat ku menginap bersama nya. Tepat dimusim salju ini, di musim ini aku bersama dengan nya menikmati waktu berdua kami.

Aku bangun tepat saat salju sudah berhenti turun dan memutuskan untuk jalan-jalan. Hamparan salju putih yang menutupi tanah terlihat seperti kapas yang menumpuk. Aku mendaki sebuah bukit yang cukup tinggi untuk melihat matahari bersinar.

Aku berpikir kembali..

Kenapa aku disini?

untuk apa kembali kesini??

Aku tak mau berpikir terlalu keras.. aku menghempaskan badanku ke salju untuk mendinginkan kepalaku..

Aku mengingatnya.. Aku mengingat muka nya yang seperti putri salju.. dengan lipstick  dan scraf merah serta jaket biru kehitam hitaman nya.. Dia begitu cantik sampai bisa melelehkan salju di hatiku.

Aku berpikir aku akan baik baik saja tapi ternyata aku salah. Aku ingin tau bagaimana dia sekarang dan apa yang sedang ia lakukan tanpaku disisinya, aku ingin mengacuhkannya tapi ternyata itu malah menghancurkanku.

" Bagaimana kabarmu? Apa kau menyesali telah meninggalkanku? apa kau merasakan apa yang aku rasakan? Apa kau bisa tidur tanpa mendengarkan suara ku mengucapkan selamat malam? Aku merindukanmu dan di satu sisi aku membencimu.. Aneh bukan?"

aku menulis pada selembar kertas dan membiarkannya disana. Aku tau surat itu takkan sampai padanya. Aku melihat keluar dan salju turun kembali. "Apa kau sedang bersedih salju? Apa kau mengerti apa yang kurasakan sekarang?" aku menertawakan diriku sendiri.


Aku memutuskan untuk membuat coklat hangat dan keluar untuk menikmati salju yang turun perlahan. Saat salju ini turun aku ingat bahwa aku pergi bersama nya.. ke hutan pinus itu sambil jalan jalan dan membawa sebuah kamera lama.

"Oppa, ayo kita ambil photo.. disini begitu indah dan scarf merah yang kau berikan padaku juga begitu hangat." dia tersenyum dan menghadapku. Aku tak melewatkan kesempatan itu. Aku memotretnya sambil tersenyum melihat kecantikan yang tak tergantikan.

aku membawa coklat hangat itu dan berdiri di teras dan melihat salju turun, sambil meminum coklat hangatku aku terdiam karena kenangan manis yang terulang di kepalaku. Seolah seperti film romantis antara aku dengan dirinya.

Aku memutuskan untuk tidak mengingatkannya saat tiba tiba aku teringat moment saat dia menyatakan putus padaku. Hatiku merasakan sakit seperti sesak dalam dada.
Aku memutuskan masuk dan duduk kembali sampai ketika aku melihat sebuah kotak tua dibawah meja yang bahkan tak kusadari selama ini.

ada sebuah kaset tua yang bisa merekam suara dan ada sebuah headset disana, aku mencari tahu bagaimana memasang dan aku ingin tahu apa ada sesuatu disana.
Aku memasangnya dan memakai headset nya. Tiba tiba aku mendengarkan suara wanita yang kucintai berbicara seolah memberikan sebuah pesan untukku.

"Hallo, ini aku. Aku sangat berterima kasih atas segala yang telah kau lakukan untukku. Perhatianmu bahkan membuatku sangat tersentuh. Aku tak ingin ini terjadi, meninggalkanmu adalah keputusan terberatku. tapi aku yakin bahwa segala sesuatu memiliki alasan yang jelas.

Aku ingin memberitahu mu bahwa aku tak akan bisa bersamamu lagi, aku tak bisa menerima kenyataan bahwa aku membuat kesalahan besar dalam hidupku dan berpaling darimu. Maafkan aku, sungguh maafkan aku."

Aku mendengar isak tangisnya dalam rekaman itu dan bertanya dalam hati apakah aku telah menyakitinya selama ini. Sesakku makin bertambah karena ada sebuah surat dari rumah sakit berisi pertanyaan bahwa dia menderita depresi berat.

Aku tak kuasa membaca surat itu, kepalaku berputar hebat dan rasanya seperti aku akan jatuh karena pusing yang tertahankan. Aku menenangkan diri dan minum segelas air hangat untuk menjernihkan pikiranku.

Setelah aku tenang aku menutup jendela dan memasang sebuah proyektor kecil untuk photo lalu mematikan lampu. Aku melihat kembali foto foto yang kuambil bersamanya. Betapa menyakitkan ketika aku melihat fotonya, seolah ingin bicara padanya, mendekapnya hingga aku ingin dia bercerita padaku.


Setelah hampir 1 jam aku memandangi semua photo itu, kurasa tak ada baiknya aku tetap disini dan menyesali keputusannya.

Aku pegi keluar dan kembali menyusuri bukit hamparan salju mendaki sampai bukit tertinggi dimana aku bisa melihat matahari yang bersinar terang.

Dari kantung bajuku aku mengeluarkan sebuah kapal terbang origami kertas dan menerbangkannya.

Di kapal terbang origami itu tertulis


"I am a person never ask you to stay I you dont want it, I am not a person who give up on you.. But one thing you must know that I always LOVE you just the way you are."




THE END

Days Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang