[20]ㅡ moment

3.2K 331 28
                                    

WARNING TYPO!
◆HAPPY READING ◆

*note: baca sampai akhir! Penting! ♡

◈▥◈▥◈

Keluarga Jeon begitu terpukul atas kepergian sang kepala keluarga. Tuan Jeon tidak dapat bertahan lebih lama, ia meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit. Nyonya Jeon memutuskan kembali dari perjalanan bisnisnya setelah mendapat kabar buruk dari Jungkook.

Sejak semalam Jungkook tidak berhenti menangisi kepergian ayahnya. Entah apa yang pemuda itu rasakan sampai meraung meratapi kematian ayah kejamnya itu.

"Kookie, sudahlah. Ayahmu sudah bahagia di alam sana. Kau tidak perlu khawatir. " sedari tadi Jimin menenangkan adik tersayangnya itu. Ya, walaupun ia sedikit kurang yakin dengan ucapannya bahwa tuan Jeon akan tenang disana apa tidak. Membayangkan apa yang telah beliau lakukan selama di dunia.

"A-aku merasa tidak becus menjadi anak, hyung. A-hiks a-ku anak yang dur-haka. " isaknya. Para hyungnya hanya menghela napas lelah. Jungkook selalu menyalahkan dirinya sendiri.

"Tidak. Kau anak yang baik. Kau berhati mulia. Ayahmu bangga padamu, Kook. " tutur Namjoon sembari mengusap punggung pemuda itu yang terus gemetar.

"Jungie! "

Kepala Jungkook mendongak mendengar panggilan itu. Matanya sedikit berseri melihat Eunha berada tak jauh dari nya. Gadis itu berlari dan membawa tubuh Jungkook kedalam pelukannya.

"Gwenchana, semua akan baik-baik saja. " gadis itu mengusap punggung Jungkook berusaha menenangkan. "Aku merindukanmu, Eunha-ya. " lirih Jungkook. Gadis itu tersenyum senang. Sama seperti dirinya. Ia begitu merindukan pria yang ia cintai itu. Bahkan ia kembali ke Seoul karena Jungkook.

Eunha menatap member BTS dengan tatapan remeh, "Oh! Oppa-deul? Kalian ada disini. " pekiknya seakan baru menyadari kehadiran mereka. Para member BTS mendengus tak suka.

Semenjak jati diri Jungkook terbongkar, Eunha tidak menyukai pria-pria tampan itu. Para hyung Jungkook itu seolah-olah penghalang ia mendapatkan Jungkook kembali.

"Oh, kau sudah kembali dari masa hukumanmu, nona Park? " tanya Taehyung dengan nada ejekan. Tangan Eunha mengepal tak terima. "Maaf ya, tuan. Saya bekerja disana bukan hukuman!" sangkal gadis itu penuh penekanan.

"Oh ya? Tapi, aku dengar kau dikirim kesana karena telah mengecewakan ayahmu dengan berhubungan dengan tuan muda keluarga Lee. " jelas Yoongi. Rahang Eunha mengeras. Kurang ajar, pikirnya.

"Sudahlah, lebih baik kita pulang sekarang. " ujar Hoseok. Mereka mengangguk setuju.

"Ayo, Kook! Hyung akan memasakan makanan yang lezat saat dirumah nanti. " ucap Seokjin seraya menuntun tubuh Jungkook yang lemas itu. "Tunggu! Apa maksud kalian? Pulang? Pulang kemana?! " tanya Eunha kesal.

"Tentu saja kerumah asal Jungkook yang sebenarnya. " jawab singkat Jimin.

"TIDAK! Jungie harus pulang bersamaku! Iyakan Jung? Daddy merindukanmu! " teriak gadis itu tak terima. Yoongi tertawa penuh arti. "Apa maksudmu, nona? Rumah Jungkook adalah mansion Jeon. Untuk apa lagi ia tinggal di mansion Park? Itu bukan rumahnya." remeh Yoongi.

"APA?! Tidak! Jungie harus tinggal bersamaku!! Iyakan Jung? Kau tinggal bersama aku dan daddy kan? " tanya gadis itu frustasi. Jungkook menatap gadis itu iba. Bagaimana pun keluarga Park sudah baik padanya.

"MianhaeㅡHyung, aku akan pulang bersama Eunha." lirih Jungkook yang membuat para hyungnya terkejut dan Eunha tertawa puas dalam hati.

Para hyungnya tentu saja begitu terkejut. Jika seperti ini jadinya, kapan lagi mereka bisa berkumpul seperti dulu.
"Apa maksudmu, Kookie? Jangan bercanda! " timpal Seokjin tak terima.

Jungkook menatap para hyungnya sendu, "Biarkan aku pulang kesana terlebih dahulu hyung. " gumam Jungkook sebelum meninggalkan mereka.

.

.

.

Senyuman Eunha tidak pernah pudar sejak tadi, tangannya dengan erat menggenggam tangan Jungkook disampingnya. Sedangkan Jungkook hanya memandang jalanan yang lenggang dengan tatapan kosongnya.

"Jungie, " Jungkook tersadar saat suara lembut Eunha terdengar memanggilnya. Gadis itu tersenyum manis menatapnya, "Aku begitu senang kau ikut bersamaku. Aku tau kau menyayangiku, Jung. " Jungkook yang sadar tidak sadar hanya tersenyum tipis dan mengusap rambut gadis itu lembut.

"Tentu saja, aku menyayangimu. Sangat menyayangimu. " timpal Jungkook membuat hati gadis disampingnya berbunga-bunga.

'Kau tau aku sangat mencitaimu, Jungie dan aku akan menyingkirkan semua hyungmu itu. ' batinnya.

.

.

Tiga hari berlalu, sejak dimana  dimakamkannya tuan Jeon. Dan siang ini Jungkook merasa cemas saat mendapat kabar bahwa Taehyung jatuh sakit dirumah mereka.

Dan dengan segala cara ia mencoba membujuk Eunha untuk mendatangi hyungnya. Tapi kalian tau hasilnya, gadis itu berusaha memenjarakan Jungkook di rumah besar itu.

Jika saja tuan Park ada disini, mungkin ia bisa dengan mudah meminta ijin. Tapi, sayangnya kepala keluarga Park sedang keluar negeri untuk urusan kantornya.

"Eunha-ya! Apa yang kau lakukan?! Aku hanya akan menemui hyungku saja!! " teriak Jungkook yang sudah tidak tahan menahan emosinya. Sejenak gadis itu tersentak kaget atas bentakan Jungkook tapi secepat kilat Eunah berusaha menyembunyikan raut wajahnya itu.

"Kau tidak bisa pergi, Jungie! Dan kau tidak akan pernah pergi kemanapun!! " jelas Eunha dengan keras kepalanya. Jungkook menghela napas kesal. Ada apa dengan saudaranya ini?

Dengan kesalnya, Jungkook mencoba melewati pintu utama rumah itu, tapi Eunha segera menahan tubuhnya sekuat tenaga agar tidak bisa keluar. Benar-benar gadis yang nekat.
"Tidak! Kau tidak boleh bertemu dengan laki-laki tak jelas itu!! " cukup! Sudah cukup kesabaran Jungkook. Ia tidak terima para hyungnya di anggap lelaki tidak jelas yang dikatakan Eunha.

"Apa yang barusan kau katakan Park Eunha?!!! Kau berani-beraninya berkata seperti itu pada hyung-hyungku!!! " teriak Jungkook penuh amarah. "Minggir!! " Jungkook mendorong tubuh Eunha yang berada didepannya pelan sampai gadis itu terjatuh di lantai dan pergi begitu saja.

"AKKHHHHHH!!!! Jeon Jungkook!!!! Aku akan mendapatkanmu!!! Kau hanya milikku!! " teriak Eunha frustasi.

"Lihat saja, aku akan menghancurkan hubungan persaudaraan kalian!"












ㅡtbc


Duh maaf baru up, selama berminggu-minggu ini aku begitu sibuk ditambah banyak kejadian yang terjadi. 😭

Terutama kakek tersayangku meninggal dunia. TT

Jadi tidak memungkinkan aku up. Mian~

Nah belum END ternyata. Hehe,

Ini konflik baru nih--niatnya. Mau lanjutin konflik ini, atau end aja dengan bahagianya?

Sebenarnya aku mau end aja sebenarnya. Tapi karena banyak nya cast yang ga jelas nasibnya jadi aku berniat buat konflik baru.

Gimana dong?? Bingung...
Soalnya gantung banget klo end gitu aja, walaupun Kookie udah bahagia.
Bener ga?

Aku bingung buat tuan Jeon menderitanya gimana. Jdi biarkan  Maha Kuasa yang membalasnya. Hahahaha.....



Adakah ucapan terakhir untuk tuan Jeon? Atau ucapan duka cita?? ←








Lanjut konflik or END?







Jika komen tidak kurang dari 40 dan like tidak kurang dari 100, aku up nanti malem! ♥

Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔Where stories live. Discover now