Kaos Merah

2.1K 238 51
                                    

-WELCOME TO KONTRAKAN 69-

Suara alarm dari sebuah ponsel terus terdengar. Bukan hanya satu ponsel yang berbunyi, tapi tiga ponsel berbunyi secara bersamaan. Si pemilik sepertinya enggan untuk terbangun dari tidurnya, walaupun hanya sekedar untuk mematikan alarm.

Sampai seseorang dengan terpaksa memasuki kamar tersebut. "Kebiasaan banget, kan?" ucapnya sambil memasuki kamar berwarna abu-abu itu.

"BANGUN WOY!" Teriak laki-laki bertubuh pendek itu. Dia sering di panggil Jinhwan, kakinya berjalan mendekati jendela, dan membukanya "Liat, matahari udah bangun. Kalian masih ngebo aja".

"Huffttt..." terdengar suara lenguhan dari seorang laki-laki yang tidur di lantai, tepatnya di samping tempat tidur. "Jam berapa, Bang?" tanyanya.

"Kenapa nanyain jam?" tanya Jinhwan sambil berjalan menuju nakas tempat dimana ponsel mereka berada. Tangannya meraih ponsel tersebut dan satu persatu di matikan alarm olehnya "Dan kenapa, lo harus pasang alarm juga?".

Laki-laki itu bangun dari tidurnya. "Badan gue sakit banget tiap kali tidur di bawah" ucapnya sambil meregangkan tubuh atletis miliknya. "Emang kenapa sih kalo gue pasang alarm juga?" tanya laki-laki yang biasa di panggil bobby itu.

"Engga apa-apa, Bob. Cuma percuma aja sih menurut gue" balas Jinhwan.

"Emang ada aturannya kalo seorang pengangguran gak boleh pasang alarm juga?"

"Gak ada sih, mungkin nanti gue bikin kalo udah jadi presiden" Jinhwan berjalan keluar dari kamar tersebut. "Bangunin tuh dua bocah, gue berangkat kerja dulu" tambahnya.

"Tinggiin badan dulu, Bang. Baru mikirin mau jadi presiden" Bobby mengoceh sambil mengambil bantal yang tergeletak dibawah tempat tidur karena ia pakai untuk tidur semalam. Dan tak lupa juga membangunkan dua orang yang masih bermimpi itu.

"Bin, bangun. Lo gak kerja emang?" Bobby menggoyangkan badan Hanbin. "Jam berapa, Bang?" tanya Hanbin dengan suara khas orang bangun tidur.

"Setengah delapan," balas Bobby. "Anjir gue lupa! Hari ini gue harus nganter barang dari pagi" Hanbin meloncat dari tempat tidur dan langsung meraih handuk miliknya untuk bersiap pergi bekerja.

Bobby berjalan kesisi sebelah kanan untuk membangunkan satu orang lagi. "Jun, bangun. Sarapan lo keburu di abisin Chanu".

Dalam hitungan detik, June sudah membuka matanya. Sambil terus mengucek-ngucek matanya. Ia bangun dari tempat tidur. "Padahal yang pengangguran tuh lo, Bang" ucapnya sambil melihat kearah Bobby yang sedang duduk dengan mata yang masih mengantuk. "Tapi, lo yang selalu bangun duluan diantara kita bertiga".

"Gue juga di bangunin bang Jinhwan, kok" balas bobby yang terbangun dari duduknya kemudian berjalan keluar kamar. "Bocah-bocah yang lain udah pada bangun belom, ya?" ucapnya. Meninggalkan June yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal. "Sialan...".

Sementara itu, di ruang tamu terlihat Yunhyeong yang sedang berjalan bolak-balik layaknya setrikaan laundry.
"Dong, lo liat kaos warna merah gue gak?" tanya Yunhyeong sambil menenteng beberapa kantong plastik di tangannya. "Yang ada gambar bintang nya itu, lho" ucapnya meyakinkan Donghyuk yang sedang asik membaca buku.

Donghyuk mengela napasnya pelan, menatap Yunhyeong dengan serius. "Gue gak liat, Bang. Lo tau gak sih gue lagi ngapain sekarang? Kenapa gak nanya sama anak-anak yang lain aja".

"Iya... sorry" balas Yunhyeong yang kemudian beralih pada Chanu yang asik dengan ponselnya. "Chan, Lo liat gak?"
tanyanya sambil merampas ponsel milik Chanu, karena kalau tidak seperti itu. Chanu tidak akan membalas omongannya. "Apaan? Kaos merah yang ujungnya sobek?"ujar Chanu.

Kontrakan; [ IKON ]✔Where stories live. Discover now