The End?

699 28 1
                                    

Seorang gadis cantik baru saja keluar dari mobil merah yang terlihat mahal. Ia membawa sebuket bunga mawar di tangannya dan berjalan anggun melewati orang orang banyak yang sedang melihatnya dari bawah sampai atas.

Gadis itu berhenti kemudian melambaikan tangannya sangat senang.

"Jinny!!!!" Teriak gadis itu. Seorang gadis lainnya juga membalas lambaian tangan dengan gembira. Gadis yang sudah memakai baju toga khas kelulusan itu pun berlari kecil menghampiri gadis yang memegangi sebuket bunga.

"Irene!!" Jinny memeluk Irene dengan sangat erat.

"Kok lu nekat sih dateng kesini sendiri? Mana Taeyong? Awas aja dia, tunangan lagi sakit bukannya di anterin. Dasar!" Cerocos Jinny membuat Irene terkekeh.

"Dia lagi urusin resortnya, sibuk banget. Gue ga enak ganggu dia dan akhirnya gue kesini sendiri deh. Hehe.." jelas Irene yang kemudian di cubit pelan lengannya oleh Jinny.

"Dasar nakal!" Ucap Jinny. Irene hanya tersenyum geli.

"Eh ya, anak geng ganvel yang lainnya mana?" Tanya Irene.

"Lagi otw, yuk kesana ada emak gua." Ajak Jinny. Akhirnya mereka berjalan menuju ibu dari Jinny Seo.

"Aduh.. Irene cantik banget sih!" Puji mama gemas dengan kecantikan Irene yang memang 2 jempol.

"Mah, jangan terkecoh sama kecantikannya. Biar gini, dia juga suka kentut sembarangan. Bau lagi." Kata Jinny membocorkan rahasia terdalam Irene.

"Heh! Kalo ngomong ya... suka bener." Kata Irene. Mama pun tertawa pelan.

"Yah.. tiap orang ga sempurna." Kata mama.

"Tan, mana Johnny? Masih sibuk ngurusin kerjaan?" Tanya Irene.

Mama mengangguk dan ekspresi Jinny menjadi agak sedih tetapi dia paksakan untuk tetap datar. Percuma, Irene yang sudah berkawan lama dari SMA sudah tau gelagat kawan dekatnya ini.

"Perlu gue samperin dia di kantornya? Terus gue bombardir ruang kerjanya? Kalo perlu gue bakar kertas lembar kerjanya biar dia mau dateng kesini?" Kata Irene yang sebenarnya kesal dengan Johnny. Tunangannya lulus kuliah, tapi batang hidungnya tidak muncul.

"Heh, dia kerja buat masa depan gua. Jangan di ancurin. Mau lu, gua laporin sebagai pelakor?" Kata Jinny.

"Dih ngawur lo!"

"Makanya diem. Dia itu sibuk." Kata Jinny tapi ekspresinya tidak bisa ia sembunyikan dengan lihai.

"Mama telepon lagi deh, si Johnny." Kata mama berusaha menghibur anak sekaligus calon menantunya (?)

"Udah ma, jangan diganggu."

"Kamu diem." Kata mama kemudian ia mulai menjauh dari keramaian dan mencoba menghubungi Johnny.

"Nih bunga buat lo. Jangan sedih lagi, gue yakin si Johnny bakal dateng. Awas aja kalo engga, bakal gue bakar Batangnya." Kata Irene.

"Buset, tunangannya Johnny siape sih? Gua atau elu?" Kata Jinny kemudian terkekeh.

"Tukeran tunangan aja deh kita."

"Heh! Enak aja!"

Kemudian mereka berdua pun tertawa.

"Eh itu anak ganvel!" Tunjuk Irene.

"JINNY!!!!" Teriak segerombolan orang gila dari kejauhan.

"Pergi yuk, pura-pura ga kenal." Ajak Jinny pada Irene. Mereka berdua pergi dan tidak menghiraukan sapaan dari orang gila yang memanggil mereka berdua.

Cinta Terlarang? [Johnny Nct127 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang