Epilog

1K 237 7
                                    

Written & Story: Moonlight-1222 & LeneChoi

***

Dalam keremangan, ia menatap langit malam yang kelam tanpa bintang-sekelam dan sekalut keadaannya saat ini. Di balik jendela berbingkai kayu ini, duduk meringkuk meratapi nasibnya-takdirnya yang menyedihkan. Ia menyeka air matanya saat seseorang menyentuh bahunya. Kemudian merasakan tubuhnya di dekap erat dari belakang, pemilik tangan itu menyandarkan kepalanya di bahunya, suaranya pelan terdengar. "Ini sudah larut, tidak baik untuk kesehatanmu."

Ia membalas dengan kebisuan.

"Maafkan aku." Pria itu, Satohito, memutar posisi gadis itu, yang tidak lain adalah Putri Tamami sendiri jadi menghadap padanya. Keduanya saling bertatapan dan menempelkan dahi, meski tak berlangsung lama karena sang Putri langsung mengalihkan pandang. "Maafkan aku. Seharusnya aku bisa mencegah pembunuhan ayahmu. Maafkan aku."

Tamami terisak dan Satuhito memeluknya.

"Kumohon, jangan menangis lagi. Kau membuatku terluka dengan terus membiarkanmu terjebak dalam dunia pahitmu. Aku ada disini untukmu-untuk membahagiakanmu. Tidak bisakah kau tersenyum untukku?"

"Aku tidak tahu, tolong beri aku waktu, semua kepahitan ini begitu sulit untuk ditelan begitu saja."

Satohito tersenyum pahit, air matanya jatuh. "Aku tahu. Aku akan sabar menunggu sampai waktu itu tiba." Ia mengecup lama dahi Tamami, isak gadis itu mulai sedikit mereda.

***

Pada era Edo, Nippon kembali ke masa dimana ke-shogun-an berpengaruh besar dalam pemerintahan sementara kaisar hanya seperti sebuah simbol. Setelah Shogun Torashiko membatasi akses pertukaran dengan negara barat demi menanggulangi budaya asing yang menyebar cukup pesat dalam aspek kehidupan masyarakat, VOC mengalami kesulitan dalam mengembangkan kebijakannya. Tertinggal di pulau Dejima dan hanya melakukan transaksi sekadarnya, tentu saja tidak membuat mereka puas.

Angin segar datang pada Benedicte setelah Pangeran Mahkota Takahiro melamar putrinya, Beatrix. Tentu saja dengan pernikahan politik itu ia menjadi lebih dekat dengan kekaisaran. Masalahnya tinggal satu: menggulingkan Shogun Torashiko. Benedicte menjalin kerja sama dengan putra Torashiko, Takashi yang tamak, untuk meracuninya. Setelah kematian Torashiko, Takashi dilantik menjadi shogun selanjutnya, dan semuanya berjalan dengan sangat lancar.

Kerja sama itu pun berakhir menjadi penjajahan secara halus. Rakyat menderita atas harga murah yang ditetapkan oleh Benedicte serta beberapa pembangunan pabrik yang menyita tenaga rakyat. Kaisar Takahiro--ayahnya--hanya diam menerima, ia sudah dicekoki dengan dokumen-dokumen palsu oleh Takashi dan pejabat-pejabatnya yang mendukung VOC. Selama pemerintahan beliau, negeri dilanda krisis.

Itulah alasan yang memprakarsai lahirnya Iblis Ninja, dicetuskan oleh Pangeran Yoshiko, diketuai oleh Daimyo Takaoji yang merupakan adik Takashi, dan di lancarkan oleh Satohito beserta ashigaru dan ronin[1] yang membela Yoshiko dan kebebasan rakyat dari belenggu VOC yang tak terlihat oleh mata sang Kaisar.

Penyerangan dilakukan untuk menumpas antek-antek VOC, dan memanipulasi perasaan Putri Tamami. Kudeta pun berhasil dilaksanakan dengan lancar. Setidaknya, meski sang putri harus terusir, rakyatnya kini hidup dalam kemakmuran.

***

"Kau rela mendapatkan seratus cambukan untuk menukarnya dengan nyawaku. Untuk apa menyelamatkan nyawaku? Nyawa dari putri berdarah campuran yang berasal dari orang-orang yang telah menyiksa rakyat ini tidak akan pernah diterima oleh siapapun. Aku pantas mendapatkan ini semua. Tapi kau, kenapa kau memilih tetap bersamaku? Kau tinggalkan semua yang kau miliki hanya demi seorang putri yang terasing ini. Bukankah kau membenciku?"

"Jangankan seratus cambukan, bahkan demi putri yang terasing ini aku rela mati. Aku mencintaimu, Tamami. Bagaimana bisa kau menarik kesimpulan bahwa aku membencimu? Untuk selamanya kau akan menjadi putri di dalam hatiku. Kau tahu, senyummu itu terlalu indah untuk dinikmati oleh mereka yang sudah mati. Aku akan menyimpanmu untuk diriku sendiri, aku akan melindungimu, aku akan membahagiakanmu. Meski harus kehilangan semuanya, itu tetap tak bisa disandingkan dengan harus kehilangan dirimu."

"Tapi..."

"Kita akan pergi dari sini. Memulai kehidupan baru berdua. Hanya kau dan aku. Menikahlah denganku, Tamami."

Lagipula... sang putri tak sendirian. Satohito, satu-satunya pria yang di kasihinya, satu-satunya orang yang mampu menopang tubuh dan membebaskan seluruh gundah gulananya, pun turut bersamanya. Itu lebih dari kebahagiaan besar yang diterimanya setelah hidupnya yang penuh dengan penolakan.

Meski semuanya memang masih akan terasa pahit, tapi setidaknya tidak terlalu malang untuk mati sendirian.

.

The End

Notes :
Ronin : Samurai tanpa tuan

Oke. Sudah selesai. Semoga menikmatinya. Jangan lupa vote dan komennya yah, makasih banyak. Love You All.

Tamami Hime [END]Where stories live. Discover now