A Sad Love

137 19 40
                                    


Dibuat dari ide yang muncul setelah postingan Jibeom dengan kantung mata yang besar, seperti abis nangis T.T

Selamat membaca~

.


Jibeom menatap laki-laki di depannya. Benarkah yang barusan ia dengar? Donghan, kekasihnya, meminta untuk mengakhiri hubungan mereka? Jibeom salah dengar, kan? Donghan tidak mungkin dengan tiba-tiba meminta untuk mengakhiri hubungan mereka, kan?

"Kau bercanda, kan, Han? Kau tidak benar-benar ingin kita berakhir, kan?"

Donghan diam. Lalu menghela napas.

"Aku serius, Beom-ah. Lebih baik kita mengakhiri saja hubungan kita."

"Tapi, kenapa?"

"Kau tahu apa alasannya, Beom-ah. Aku sudah mengatakannya tadi."

"Hanya karena aku akan segera debut? Hanya karena itu?"

Donghan kembali diam.

"Padahal agensi tidak mempermasalahkan statusku, Han. Joosung hyung dan Daeyeol hyung bahkan ingin bertemu denganmu, mengenalmu. Padahal aku sudah senang sekali bisa bertemu denganmu hari ini. Tapi, jika ini memang yang kau inginkan, aku bisa apa. Aku menolak pun, aku tetap tidak bisa mempertahankan hubungan ini."

"Maafkan aku, Beom-ah. Tapi ini demi kebaikan kita."

Hening kembali.

"Kita mulai sebagai teman, aku harap kita masih bisa berteman, Beom-ah."

Jibeom hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ini benar-benar akhir hubungannya dengan Donghan.

"Terima kasih untuk semuanya, Kim Donghan. Semoga sukses."

Berdiri, Jibeom berlalu. Meninggalkan Donghan dengan hati patah.

-

Jibeom membuka matanya. Lagi-lagi ia bermimpi tentang hari itu. Hari di mana hubungannya dengan Donghan berakhir. Tak bisa ia pungkiri, ia masih menyimpan rasa untuk Donghan. Hubungannya dengan Donghan memang bukanlah kisah pertamanya, Jibeom pernah punya kekasih waktu masih di Busan. Tapi, perasaannya pada Donghan jauh lebih dalam.

Jibeom ingat bagaimana keadaannya saat sampai di dorm hari itu. Ingat bagaimana marahnya Daeyeol hyung, ingat bagaimana Jaehyun mendiamkan Haknyeon hanya karena Haknyeon satu acara dengan Donghan, ingat bagaimana ia yang terus saja mengeluarkan air mata. Jibeom ingat bagaimana suasana dorm saat itu. Semuanya suram.

Jibeom menghela napas. Tidak baik mengingat-ingat kejadian waktu itu. Tidak ada gunanya. Semuanya sudah terjadi. Sudah saatnya menatap masa depan.

Jibeom meraih ponselnya, menatap angka yang tertera di layar. Jibeom sepertinya harus segera bangun. Ia ingat, masih ada tumpukan piring kotor di wastafel yang belum ia cuci bekas makan semalam. Jibeom mengutuk peruntungannya yang lagi-lagi harus mendapatkan jatah mencuci piring selama sebulan.

Jibeom berharap, bulan depan giliran Bomin yang mendapatkan jatah mencuci piring.

Jibeom mendengar suara dari kamar 'anak sekolah'. Sepertinya Joochan sudah bangun dan sedang membangunkan member lainnya. Jibeom tersenyum memikirkan berapa lama waktu yang Joochan butuhkan untuk membangunkan Bomin. Maknae mereka itu benci sekolah.

Jibeom sedang sibuk dengan tumpukan piring kotor saat telinganya mendengar derit pintu lemari es terbuka. Merilik, matanya menangkap sosok Jaehyun sedang mengambil botol minum.

A Sad LoveWhere stories live. Discover now