BAB 3

1.4K 168 31
                                    



BAB 3

KONOHA BRIGHT RESIDENCE, Naruto House – LAB.

12.00 SIANG - JST.



"jadi sampai kapan aku harus berbaring disini?", Hinata sudah satu jam lebih terbaring di kasur kecil yang sekarang tersedia di tengah LAB milik ilmuwan gila yang sudah membuat nya berubah menjadi anak balita.

Si ilmuwan pirang yang dimaksud sedang sibuk mencampurkan cairan warna warni di tube tube kecil. Sudah ada delapan warna pelangi yang mengisi delapan tube kecil di meja. Entah butuh berapa warna lagi baru Naruto bisa menemukan formula pembalik nya.

Melihat Naruto yang sedang serius dan tak bisa menjawab pertanyaan nya, Hinata memilih memejamkan matanya. Ingatan nya melayang ke kedatangan nya di jepang tiga hari yang lalu, tak pernah terbayang olehnya akan menjadi objek penelitian seperti ini. Selama tiga hari tinggal bersama, Hinata mau tak mau harus menyesuaikan diri dengan keadaan nya sekarang.

Sasuke selalu sibuk dan baru sempat datang ketika malam hari, katanya dia yang mengurus dan menyediakan apa yang Naruto butuhkan untuk penelitian nya. Maka jadi lah setiap jam nya dia lewat kan dengan si ilmuwan sinting. Bahkan terkadang Hinata harus menahan malu ketika harus meminta tolong pada Naruto. Karna tubuh baru nya ini ternyata sering sekali kelelahan dan lapar, lalu masalah kamar mandi pun, dia harus selalu meminta bantuan Naruto untuk disiapkan peralatan mandi dan air mandi. Tubuh kecil nya tidak sampai dan tidak cukup kuat untuk menggapai peralatan di rumah Naruto.

"kenapa kau masih berbaring disitu ? " , suara Naruto membuat mata Hinata terbuka.

"kan tadi kau yang menyuruhku diam disini?" Hinata membentak kesal.

"benarkah ? tapi kan aku tidak menyuruh mu berlama-lama disini, disini bahaya Hinata nanti kau bisa kena dzat lain nya lagi" , Naruto berbicara sendiri sambil menarik tangga kecil untuk Hinata turun.

"Aww, kenapa kau mencubitku?", Naruto merasakan jari kecil Hinata menjepit kulit lengan nya. Tidak sakit sebenarnya dibanding siksaan pertama nya tempo hari.

"tadi aku ini sudah bertanya padamu bodoh, sampai kapan aku harus ada disini ?" . Hinata mendelik sebal.

"Dan tak perlu berpura-pura kesakitan seperti itu, aku tahu itu tidak sakit", tambah Hinata seraya menuruni tangga kecil yang dibuat khusus untuk nya.

Naruto hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat si putri kecil itu melenggang keluar melewati pintu LAB yang terbuka. Semenjak ada Hinata di rumah semua pintu di ruangan ini tidak di tutup, untuk mempermudah Hinata bepergian kemanapun. Gadis kecil itu menolak untuk terlalu sering meminta bantuan dirinya. Padahal Naruto sangat menyukai nya jika Hinata tiba-tiba menarik-narik baju atau celana nya dengan muka merah, tanda dirinya malu untuk meminta sesuatu.

Seperti tempo hari, ketika hari pertama Hinata terbangun di rumah nya. Setelah berhasil menyadarkan Sasuke dari pingsan nya dengan siraman air es (nafas buatan ternyata tak mempan), Hinata pertama kali memanggil nama nya dengan mulut kecil nya itu.

"Naruto, ...."

Naruto yang dipanggil langsung bangun dari lantai dan menghampiri Hinata.

"Kenapa Hinata, apakah ada yang sakit ?", dengan khawatir Naruto mengamati Hinata yang memalingkan wajah dan muka nya merah. Naruto khawatir Hinata demam atau kesakitan karna efek obat yang dibuat nya.

"bukan itu, aku hanya...."

"hanya apa Hinata....?"

"lapar...."

POISON AND HEALLING YOU [END]Where stories live. Discover now