9

461 62 12
                                    

"Traktir aku Ice Cream."

Irene memutar bola matanya malas. Tak acuh Irene melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil. Bisa di dengar Chanyeol menggerutu—lebih tepatnya merengek—tidak jelas. Dan sekarang mengetuk-ngetuk kaca pintu mobilnya. Dengan terpaksa Irene menurunkan seperempat kaca mobilnya.

"Ayolah, kau harus membayarku. Aku sudah menemanimu bahkan membantumu memasukan barang-barang."

Irene manarik nafasnya kesal. "Minggir."
Katanya lalu menutup kaca pintu mobilnya dan menjalankan mobil keluar parkir. Meninggalkan Chanyeol.

*

Irene menyeruput Latte Macchiato yang di pesan beberapa menit yang lalu. Lucas masih memilih duduk diam dan memandangnya tidak jelas, membuat Irene sangat canggung dalam situasi ini. Setelah kelas'nya selesai, Lucas memintanya untuk bertemu di Kafetaria kampusnya sebelum kelas Chanyeol dimulai, Irene tidak mungkin menolak untuk bertemu karena Lucas sudah berada di areal Universitas-nya.

Valerie akhirnya memilih untuk berdeham, "kenapa kau—"

"Ah, tunggu." Lucas terlihat tersadar akan sesuatu. Dia merogoh saku jaket Jeans'nya dan mengeluarkan selembar kertas mengilap kecil berbentuk persegi panjang dan memiliki warna hitam dengan beberapa tulisan yang tidak terlalu jelas dilihat Irene. Lalu meletakan diatas meja dan mendorongnya pelan mendekat ke arahnya. "Kau ada waktu?"

Irene membaca tulisan di atas kertas yang di serahkan Lucas, disana bertuliskan The Classic Piano Concert 58th yang akan diadakan Sabtu Ini. Irene tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kau serius? Bagaimana kau bisa—maksudku tiketnya selalu habis dalam hitungan detik." Konser ini adalah konser piano yang paling bergengsi di Seoul, Yang diadakan setahun sekali di akhir musim semi pertengahan bulan mei. Sebulan yang lalu saat tiketnya dijual melalui online Irene mencoba membelinya, tapi habis dalam hitungan detik.

"Aku akan tampil di sana."

Lagi-lagi perkataan Lucas membuat Irene terkejut sekaligus kagum. Pianis yang tampil disana adalah pianis-pianis terkenal dan berbakat, dan Lucas akan tampil disana? "Hebat," Hanya itu kata yang bisa muncul di bibir Irene. Ia sangat iri dengan pencapaian Lucas, bisa tampil di acara itu adalah pencapaian yang sangat bagus untuk meniti karir di bidang Piano.

"Mereka menyuruhku mengundang satu orang penting, jadi aku mengundangmu."

Irene tersenyum, "Terimakasih, aku pasti akan datang." Tentu saja dia akan datang kapan lagi kesempatan untuk menonton konser yang sangat mewah itu.

Ia menatap tiket yang di disain sangat simpel tetapi terlihat elegan, perpaduan antara warna hitam dan emas sebagai tulisannya terlihat begitu indah. Bibirnya masih tetap menyunggingkan senyuman yang tidak bisa di tahannya. Ia sangat bahagia.

*

Hari terasa berjalan lebih lambat. Akhirnya hari ini adalah hari Jum'at dimana artinya besok adalah hari dimana Irene bisa menyaksikan konser besar yang diadakan setahun sekali. Ini seakan mimpi. Irene masih tidak percaya dia akan menonton konser itu.

"Hah.. aku sangat ingin menontonnya." Gumam Yeri Ia menjatuhkan kepalanya diatas not piano sehingga terdengar nada asal akibat benturuan pelan kepalanya. "Seumur hidupku aku tidak berhasil membeli tiketnya."

"Kau benar, aku sampai bergadang untuk mendapatkan tiketnya. Jariku kurang beruntung. Aku merinding saat melihat tiketnya benar-benar habis di depan mataku." Kyoongso menimpalinya.
Mereka sibuk membicarakan konser. Irene adalah salah satu orang yang paling bahagia disini. Ia tidak pernah merasa sebahagia ini.

"Kalian tidak merasa sedih?" Yeri bangkit dari posisinya, dan duduk lebih tegak melihat kearah mereka berdua, Yeji dan Irene.

Yeji mengedikan bahunya. "Aku tidak akan mampu membeli tiketnya. Jadi aku sudah menyerah dari dulu." Katanya enteng. "Harganya sangat mahal."

Music In You (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang