Chapter 3

45 4 0
                                    

Author note's: Ini cerita remake ya dari komik jepang dan aku lupa judulnya apa soalnya aku remake ini tahun 2013-an pas jaman old 😁
So, kalau kalian pecinta komik jepang pasti tau nih ini komiknya yakan? 😀 dan ini cerita udah lama kependam di lappy aku jadi dari pada di anggurin aku post aja disini.

Ini gak COPAS ya!! Aku remake. Intinya sama cuma jalan ceritanya beda. Jadi bedakan ya pemirsahhh 😄😄

Aku bilang ini diawal soalnya aku gak mau tiba-tiba dipertengahan jalan cerita aku post kalian judge and report ceritaku.

Okay enjoy this story 😊

👇
👇

“tentu saja dia seperti itu. karna ayah william adalah seorang pembunuh!!” detik itu juga dunia seolah berputar, semua orang menghilang begitu saja tanpa sisa meninggalkan steffan yang kini tengah terdiam ditempatnya menghentikan langkah kaki yang tadi sempat berjalan dengan tenang.

‘kau anak seorang pembunuh!!’

‘seorang pembunuh!’

AIR mata adalah bukti ungkapan rasa hati yang tertunda!!

_____ Expectation the star _____

keheningan melingkupi seluruh ruang kelas dengan senyap, semua siswa terdiam mendengar satu kalimat yang dilontarkan oleh josh tadi tanpa berperasaan. nampak gadis yang bernama yuki melebarkan matanya terkejut oleh apa yang ia dengar tadi dan tangannya menutup mulutnya dengan bergetar.

Steffan masih diam ditempatnya menatap kosong kedepan, memori masa lalu itu tiba-tiba muncul dalam ingatannya begitu saja sepotong demi sepotong berubah menjadi bentuk roll film yang membuat kepalanya terasa berat, tangannya perlahan terangkat dan meremas rambut hitamnya kuat hingga berantakan. mata onyx nan tajamnya perlahan memanas tangannya mengepal erat hingga tubuh tegapnya berbalik menatap orang yang sudah berani merendahkannya sampai ketitik dasar hingga rasanya ia sulit untuk bersabar seperti beberapa menit lalu yang ia lakukan.

Steffan berjalan cepat kearah josh meremas kerah kemeja pria itu seperti yang ia lakukan padanya tadi, dengan mata menyala steffan menatap josh tajam rahangnya mengeras masih mencoba untuk mengendalikan emosinya agar tidak memukul josh dihadapan semua siswa yang lain.

“lihatlah, seperti ini saja sudah marah. memang ayah dan anak sama saja”. Josh berkomentar ringan atas tindakan steffan padanya. Steffan tadi masih mencoba untuk tidak menghiraukan omongan pria ini tapi mendengar kalimat itu terlontar kembali dari mulut josj membuat tangannya mengarah hendak memukul josh dengan kuat tapi—

“steffan”. Suara lembut seseorang dapat ia dengar dengan jelas diindra pendengarnya. bukan hanya itu steffan seolah tersadar dari tindakannya hanya dengan mendengar suara halus tersebut hingga membuat tangan pria itu berhenti diudara tepat dihadapan josh yang tengah memejamkan matanya. hatinya berdesir saat sebuah sentuhan dipundaknya lembut. ia melepaskan tangannya dikerah kemeja josh dan berbalik kebelakang menatap seseorang yang tadi menyentuhkan tangannya dipundaknya.

‘aku tidak bisa’.

Steffan bergumam dalam hatinya melihat mata bulat gadis itu yang teduh. kakinya melangkah keluar kelas dengan cepat menghindari semua orang yang ada disitu.

“tunggu, steffan!!” yuki berteriak memanggil pria itu yang sudah semakin jauh darinya, mengejar pria itu hingga kini mereka berada ditaman sekolah yang sunyi dari pengunjung membuatnya bebas untuk bersama pria itu.

“aku tidak ingin melihatmu” satu kalimat itu menghentikan langkah yuki yang tadi terburu-buru hendak meyamakan langkahnya dengan pria itu sehingga dapat berjalan dengan beriringan tapi pria itu melontarkan kalimat yang membuat hatinya memanas. entah kenapa seperti ini!

Expectation of the starWhere stories live. Discover now