O7. Lunch

260 33 2
                                    

Saat Lou balas menggenggam tangan Sean di kantor tadi, dia tidak pernah memikirkan apa akibat dari keputusannya itu. Yang Lou tahu adalah bahwa dia ingin membantu Sean.

Sekarang, ketika dia duduk dengan kaku di depan Aleesha Koenraad, Lou  sedikit menyesali keputusannya tadi. Suasana makan siang mereka benar-benar canggung.

Lou memutar spaghetti-nya dan melirik Sean yang duduk di sebelahnya. Pria itu, berbanding terbalik dengan Lou, terlihat sangat tenang dan memakan makanannya dengan santai.

Lou menghembuskan nafasnya pelan sebelum mengangkat garpunya dan hendak membawa garpunya ke mulutnya. Tapi Aleesha Koenraad lebih dulu menyela.

"Sejak kapan kalian pacaran?"

Lou menutup mulutnya dan menurunkan garpunya. Matanya kemudian menatap mata Aleesha yang berkilat senang.

"Sejak, hm," Lou menoleh untuk menatap Sean. Jelas-jelas mereka belum membahas hal-hal seperti ini.

"Sepuluh bulan lalu Ma," kata Sean.

Lou mengangguk setuju. Sepuluh bulan lalu adalah pertama kalinya dia membantu Sean dan menjadi pacar bohongan bosnya itu.

"Sepuluh bulan? Kalian berhasil menutupi semuanya selama sepuluh bulan?"

Dari nada bicara Aleesha Koenraad, Lou bisa tahu bahwa wanita itu sedikit terganggu dengan fakta ini. Jelas bahwa Aleesha ingin menjadi orang pertama yang tahu soal pacar anaknya.

"Iya Ma, aku dan Louis berhasil menutupi semuanya selama sepuluh bulan," kata Sean menegaskan pernyataan Aleesha.

Aleesha Koenraad sedikit cemberut tapi memilih untuk diam dan memakan makanannya lagi.

"Jadi itu alasannya semua perempuan yang Mama kirimkan ke Sean tidak mempan?"

Lou tersenyum kecut.

"Kamu seharusnya memberi tahukan Mama sesegera mungkin Sean Richard Koenraad!"

Sean menarik nafas sebelum berkata, "Aku mau menikmati masa-masa aku hanya berdua dengan Lou tanpa diganggu Mama."

Aleesha mendengus mendengar jawaban Sean sebelum melempar senyum manis ke arah Louisa.

"Kamu benar-benar harus sabar menghadapi anak ini, Louisa," katanya kemudian.

Lou tersenyum lagi. "Saya sudah terbiasa Ma'am."

Dari apa yang Lou bisa tangkap, sifat Sean dan Aleesha benar-benar mirip. Dan itu berarti mereka berdua sama-sama keras kepala dan sama-sama control freak. Lou menghela nafasnya karena memikirkan dia akan terjebak bersama dua orang ini untuk beberapa waktu ke depan. Lou memilih untuk tidak memusingkan hal itu sekarang dan kembali mengangkat garpunya, hendak memakan spaghetti-nya.

"Tunggu, itu artinya kalian pacaran setelah kenal beberapa bulan aja?"

Lagi-lagi Lou batal memakan spaghetti yang mulai dingin di piringnya ketika Aleesha Koenraad kembali menanyakan sesuatu.

"What's wrong with that Ma?"

"Kamu selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan Sean. Dan kamu tiba-tiba pacaran dengan orang yang baru kenal beberapa bulan, gimana Mama gak takjub?"

Sean mengepalkan tangannya karena kesal, sementara Lou menelan ludahnya ketika melihat dua orang keras kepala itu berdebat. Louisa tidak tahu ada apa dengan mood bosnya. Dia pikir Sean dalam mood senang ketika dia memeluk Lou di kantornya tadi.

Memikirkan soal pelukan tadi, lagi-lagi Lou bersemu dengan bodohnya.

"Well, Louis bisa membuat aku jatuh cinta dengan dia dalam waktu sebulan."

When Stars CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang