0,20 (Revisi)

4.9K 243 24
                                    

" 420 " 

Srash

" 421 "

Srash

" 422 "

"Dasar Gila!!" Aku terkekeh mendengar perkataan Davis yang sedari tadi mengumpat disela-sela hitunganku.

"Kau benar-benar monster, bukankah seharusnya kamu tinggal didunia iblis. Hah ku rasa keturunan Dewa itu bohong kamu lebih tepat disebut keturunan iblis" 

'Arthe'

Entah sejak kapan aku mempu mengendalikan panah-panah es ini namun aku sadar saat Hilde mengatakan aku bisa memanggil Arthe untuk membantu, Arthe adalah panah yanb bisa di kendalikan bahkan jika tanpa busur.

"Ah aku benar-benar menikmati ini" aku tertawa sambil melemparkan ketiga anak panah tersebut kearahnya.

"Dasar Brilliant sialan, sampai akhir kalian tetap mengangguku."

Aku memiringkan kepalaku melihat Emira yang mengatakan segalah umpatan yang sama dengan Davis, mereka memang lawan yang menyebalkan karena banyak berbicara yang tidak perlu dan mengumpat tidak jelas.

"REVANN!"

"Ya sesuai permintaan anda, jangan lupa bayaranku"  Emira tersenyum puas.

Aku  membelalak mataku begitu melihat Max yang diseret tidak berdaya dibawah sana.

"Apa yang kalian lakukan pada Suamiku!" Pikiranku benar-benar tidak bisa berpikir jernih meskipun ak mengucapkan dengan setenang mungkin namun getaran dalam tubuhku tidak bisa disembunyikan lagi.

Tanpa memikirkan apapun, aku terbang kebawah untuk mengambil alih Max dari tangan Vampir bernama Revan itu.

"Max" Aku memangku kepalanya lalu memberinya sedikit demi sedikit kekuatan penyembuhku

"Ryn" tanpa sadar airmataku mengalir dengan begitu derasnya membasahi pipiku

"Maaf"  ia mengelus pipiku sambil tersenyum.

"Reuni yang sangat indah bukan?"  aku mengigit gigi bawahku.

"Ryn, terima kasih sudah menyembuhkanku sekarang Pergilah kamu harus selamat dan hiduplah dengan baik dengan anak-anak, dari sini biar aku yang urus" Aku ingin marah, luka Max lebih dalam dari kelihatannya.

"Max, maaf tapi aku tidak bisa melakukan itu!"

"Ryn!"

"Jangan berpikir untuk mati sendirian, aku tidak akan membiarkan hal itu sudah cukup aku melihat kematian ibu, Elyn dan Calvin. tapi tidak dengan mu Max "

"Sialan apa yang kalian lakukan" 

'Arthe'

aku melemparkan anak panah itu ke arah mereka yang sedang menuju kearahku untuk menyerang, kami yang tengah berbicara.

karerena tengaku kian menyusut aku hanya bisa menggunakan Arthe dengan jumlah anak panah paling banyak 3, oleh karena itu Max langsung melompat untuk menyerang Davis, Max bermaksud menyerahkan emira padaku.

Aku tidak tau kemana perginya Vampir yang tadi berurusan dengan Max, siapa namanya Revan kan. ia lebih menjijikan dari Davis. Ah tanpa sadar pasukan yang tersisa menghilang bersamaan dengan Revan.

Apa-apaan sebenarnya ini, apa mereka tengah merencanakan sesuatu.

"Sialan kau mengabaikan lawanmu nak" Ah aku benar-benar tidak bisa berdiri dengan benar, rasanya kakiku sudah lumpuh. Aku benar-benar tidak bisa lagi bertarung didarat.

Srash

Tunggu suara panah sebanyak ini kemana mereka , "MAX MUNDUR" Teriak ku spontan begitu mengetahui arah dri panah-panah tersebut.

Aku langsung terbang untuk menyelamatkan Max tanpa memerdulikan hal lain, namun aku benar-benar terlambat melihat Max sudah tersungkur dengan tiga panah yang menancap ditubuhnya.

Kemarahkan, kesedihan, keputusasaan apa ini benar-benar perasaan yang bisa dirasakan hati yang begitu kecil, aku benar-benar ingin mati, aku ingin berteriak sangat keras aku ingin mengukum mereka semua. 

Ah benar Hukuman. aku harus menghukum mereka semua. benar aku harus menghukum mereka, makhluk menjijikan yang bahkan melawan penciptanya. aku harus menghukum mereka.

"Aku Catheryne Vallery Brilliant, Atas nama Dewi Perang Vallery Aku Menghukum kalian semua yang terlibat dalam misi balas dendam yang sudah berlangsung selama beratus-ratus tahun dan membunuh makhluk yang tidak bersalah, agar menderita sampai rasanya ingin mati" 

sebuah cahaya yang sangat terang jatuh dari langit dan menerangi sekelilingku yang bersimpuh memangku kepala Max yang sudah tak bernafas.

"Aku Catheryne Vallery Brilliant, Atas nama Ratu peri penjaga hutan Brilliant menghukum kalian semua, tidak ada yang bisa menginjakkan kakinya di hutan Niphku yang luas sebelum lahirnya seorang manusia yang diberkati" Cahaya kedua muncul tepat diatasku. bersama dengan itu badai mulai menerjang hutan entah angin, petir, ataupun hujan bahkan api.

Aku mengacungkan pedangku ke langit, " Arthe, bekukan kami. Hilde Bawa aku pergi ketempat yang tidak akan ditemukan orang yang tidak diberkati, dia akan menuntun anak-anakku untuk menemukanku"

I Become The Successor of War AngelsWhere stories live. Discover now