FLOWERS OF DESPAIR (CHAPTER 3)

159 37 0
                                    

Taehyung berulang kali membolak-balik buku sejarahnya. Pikirannya tidak bisa terfokus pada tugas yang diberikan oleh guru sejarahnya. Taehyung terus memikirkan hubungan Sujeong dengan letnan jenderal yang telah meremehkannya di hadapan teman-temannya. Taehyung tidak menyukai Lee Taeyong.

Tapi Taehyung tahu diri. Dirinya bukanlah apa-apa dibandingkan seorang Lee Taeyong. Taeyong yang telah berpangkat letnan jenderal meski masih muda. Taeyong yang tampan seperti tokoh anime. Taeyong yang dingin.

Yang benar saja, pasti banyak gadis yang akan iri pada Sujeong jika Sujeong dan Taeyong berpacaran.

Tunggu.

Tidak. Tidak akan. Taehyung tidak akan membiarkan Taeyong mengambil hati Sujeong. Tapi sayang seribu sayang, Taehyung tak tahu kalau Sujeong telah terpesona dengan Taeyong.

Taehyung mengambil bolpoinnya, namun ia tak melanjutkan apa pun. Taehyung menatap kosong halaman 203 buku di hadapannya.

Taehyung yang malang. Ini adalah kali pertamanya jatuh cinta dalam hidupnya. Taehyung tidak pernah memiliki perasaan khusus pada seorang gadis saat ia kecil sebelum ini. Taehyung ingin mengutarakan perasaannya, tapi ia tidak tahu bagaimana caranya.

"Kim Taehyung?" panggil Guru Jisoo, guru sejarah yang cantik itu.

Taehyung hanya menoleh pada Guru Jisoo dengan lemas.

"Kau terlihat pucat. Kalau kau sakit kau bisa minta izin pada guru piket, oke?"

Taehyung mengangguk dan segera memasukkan buku sejarahnya ke dalam tasnya dan membungkuk pada Guru Jisoo. Taehyung menyempatkan diri tersenyum pada Jungkook, lalu kemudian keluar dari kelas.

Taehyung menggeser dengan lemas pintu rumahnya. Tak lupa ia mengucapkan salam saat memasuki rumahnya. Ia lalu merebahkan tubuhnya ke atas sofa keras ruang tamu rumahnya dan melempar tasnya ke sofa depannya.

"Tae-Taehyung?"

Taehyung sangat mengenali suara itu. Tapi ia kukuh tetap memejamkan matanya. Taehyung mencium aroma stroberi yang semakin tajam, semakin mendekati dirinya. Pemilik suara itu menyingkirkan tangan kanan Taehyung yang tengah menutupi bagian mata Taehyung dan menepuk-nepuk pipi Taehyung.

"Ah, kau membangunkanku, Sujeong..." rengek Taehyung sambil mencoba menutup bagian matanya dengan lengan kanannya lagi. Sujeong mengerutkan dahinya.

"Kenapa tidak bersekolah? Apa kau sakit?" tanya Sujeong.

Taehyung tersenyum. Apa Sujeong mempedulikanku? Mempedulikan keadaan kesehatanku?

Jawabannya...who knows.

"Memangnya aku tidak boleh pulang?" tanya Taehyung, masih menutup matanya.

"Oh? Tapi...ini masih jam sekolah. Kau tidak dimarahi guru?" tanya Sujeong.

Dengan cepat Taehyung membuka matanya, memindahkan lengan kanannya untuk bisa melihat mata indah Sujeong. Taehyung selalu menyukai mata Sujeong, dan ia berharap bisa melihat mata Sujeong setiap hari, setiap ia bangun pagi, setiap ia akan terlelap.

"Aku rindu padamu," jawab Taehyung.

Kim Taehyung, itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan.

Sujeong menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Sujeong tak menyangka kalau Taehyung harus pulang ke rumah karena dirinya. Karena merindukannya. Sujeong meneguk salivanya sambil melangkah mundur sedikit.

Taehyung melihat bagaimana reaksi Sujeong, dan itu membuat dadanya sakit. Taehyung menjilat bibirnya.

"Hm...aku hanya bercanda. Aku hanya sedikit terlalu lelah, m-mungkin karena kemarin seharian membantu ayah di kebun."

Damn you, Taehyung. Sekarang kau harus menelan pahit karena jawaban yang kau buat sendiri.

Taehyung menundukkan kepalanya, dapat merasakan napas lega Sujeong setelah ia meralat jawabannya.

Taehyung lalu beranjak dari sofa dan mengambil tasnya, dengan langkah cepat meninggalkan Sujeong yang dilema terhadap sikap Taehyung.

Sujeong menghela napas dan kemudian terduduk di sofa tempat Taehyung tertidur tadi. Sujeong bingung dengan sikap Taehyung padanya akhir-akhir ini. Seperti ada yang disembunyikan oleh Taehyung, dan itu membuat Sujeong semakin tidak enak untuk berkomunikasi dengan Taehyung. Sujeong memejamkan matanya.

"Apa Taehyung benar-benar sedang sakit?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Lalu dengan langkah pasti Sujeong melangkah menuju dapur, membuatkan Taehyung bubur. Sujeong menaruh beberapa potongan dadu keju ke dalam bubur Taehyung. Yeah, Taehyung menyukai keju, sama seperti Sujeong.

Sujeong melangkah dengan hati-hati menuju kamar Taehyung yang terletak di loteng rumah. Sujeong tidak mendengar apapun dari kamar Taehyung.

Mungkin Sehun sedang tidur, pikirnya.

Sujeong mengetuk pintu kamar Taehyung dengan perlahan, namun berulang kali. Namun sama saja, tidak ada jawaban dari dalam kamar Taehyung. Sujeong akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamar Taehyung yang ternyata tidak terkunci. Dengan bahunya, Sujeong mendorong pintu kamar Taehyung.

Sujeong terpaku menatap sosok lelaki di hadapannya. Taehyung yang sedang berdiri membelakangi Sujeong, berdiri menatap pemandangan gersang daerah Gijungdong.

Sujeong bisa merasakan aura Taehyung, tenang dan penuh perhitungan. Lalu dengan perlahan Sujeong menaruh nampan bubur dan jus labu ke atas meja belajar Taehyung.

"Aku membuatkanmu bubur. Ada keju di dalam buburnya, jadi...kuharap kau suka."

Taehyung tidak bergeming, bergerak sedikit pun tidak. Sujeong semakin merasa bersalah. Tapi Sujeong bingung. Apa kesalahan yang diperbuatnya sehingga membuat seorang Taehyung yang ceria menjadi muram akhir-akhir ini?

"Sujeong, sore ini...kau ada acara?"

Sujeong mendelikkan matanya. Terkejut karena Taehyung...secara tidak langsung...akan mengajaknya kencan?

Tidak. Jangan berharap dulu.

"Umm...tidak. Hari ini ada seorang pegawai baru yang sedang belajar, jadi aku diliburkan sementara. Umm...memang ada apa?" tanya Sujeong.

Dengan perlahan Taehyung memutar tubuhnya, menghadap Sujeong. Sujeong dengan cepat menaruh beberapa helai rambutnya ke belakang telinganya dan berdeham sedikit.

"A-aku kemarin menang dalam liga sepakbola daerah, dan...aku mendapat komisi. Jadi, aku ingin mengajakmu merayakannya. Yah...memang tidak di tempat yang mewah, tapi mungkin bisa-"

"Baiklah, aku ikut. Tapi apa keluargamu tidak sekalian diajak?"

Taehyung menggeleng.

"Orangtuaku tidak pernah meminta hal seperti itu. Dengan aku berprestasi sudah membuat mereka kenyang dan bahagia. Taemin juga malas kalau pergi denganku," jawab Taehyung.

Sujeong mengangguk sambil tersenyum. Sujeong lega karena Taehyung tidak lebih muram dari beberapa menit yang lalu. Sujeong menunjuk ke arah bubur yang dimasaknya tadi, mengisyaratkan agar Taehyung memakannya.

"Terima kasih buburnya. Enak sekali," kata Taehyung sambil terus mengunyah potongan keju di dalam bubur itu. Sujeong tersenyum dan mendekati Taehyung. Sujeong menepuk punggung Taehyung dan mengelusnya.

--TO BE CONTINUE--

VOTE 👇👇
IF YOU LIKE THIS STORY

FF COLLECTION OF TAEHYUNG BTS & SUJEONG LOVELYZ (TAEJEONG) Where stories live. Discover now