0.4 | His Prohibition vs Her Ambition

1.6K 245 15
                                    


0⃣4⃣


Sore ini empat cowok paling terkenal seantero SMA 127 tengah latihan basket di lapangan indoor, mereka adalah Nathaniel Renjun Halim, Jenovial William, Haechan Putra Karisma dan Oliver Jaemin.

Hanya mereka berempat memang karena latihan kali ini bukanlah latihan rutin untuk tim basket melainkan karena mereka sedang ada waktu senggang dan ingin melepas rasa suntuk karena mata pelajaran hari ini.

"Istirahat dulu sob!" pinta Haechan yang sudah tergeletak lemas di tengah lapangan. Tenaganya sudah cukup terkuras bermain basket selama satu setengah jam. Yang lain pun berjalan menghampiri Haechan dan ikut merebahkan tubuh mereka.

Tidak ada percakapan yang terjadi selama beberapa menit, mereka masih sibuk untuk memulihkan diri dari lelah yang melanda. Sampai akhirnya Jeno membuka suara.

"Nath, bener deh kata Haechan kalau cewek di aula kemarin itu beda."

"Bisa berhenti bahas itu cewek? Dibilangin gak penting."protes Renjun enggak suka. Dari kemarin topik pembahasan mereka cuma si cewek aula itu, enggak ada yang lain. Dan Renjun bener-bener bosan.

"Namanya Jessica Ningzhouyi, panggil aja Ningzhou." Jeno memberitahu siapa nama cewek aula itu, tak mengindahkan protesan Renjun. Baginya, ini sesuatu yang penting dan seru untuk dibahas.

Haechan tersenyum bangga karena ia mendapatkan satu suara untuk pendapatnya kemarin. Ya walaupun cowok itu enggak tahu kenapa Jeno bisa berubah fikiran padahal kemarin cowok itu nampak acuh. Ah tiba-tiba cowok itu teringat sesuatu, dia lantas bangun dari tidurnya dan berjalan ke tepi lapangan. Ada sesuatu yang ingin dia tunjukkan.

"Kenapa lo tiba-tiba satu kubu sama Haechan?" Jaemin bertanya, jujur ia penasaran kenapa teman dari oroknya itu bisa sependapat dengan Haechan.

"Gue tadi sempat ngobrol dikit sih sama dia, enggak sengaja. Dia tadi nyariin elo Jaem buat ngasih proposal dari Bu Irene, pas ditangga malah dihadang sama Heejin. Yaudah gue tolongin." Jika Jaemin menyimak cerita Jeno dengan seksama, Renjun malah memejamkan matanya, bersedekap dada dan seolah ia tak mendengarkan obrolan dari dua orang ini.

"Nih cewek berani banget, sama Heejin aja dia gak takut. Elo tahukan Heejin tuh ketua genk bringas. Dan poin plus dari ini cewek itu--"

Jaemin menunggu lanjutan dari ucapan Jeno yang sengaja digantungkan itu. Tapi Jeno malah melirik Renjun yang masih tiduran disampingnya dengan begitu tenang.

"Elo cari tahu sendiri deh Jaem, sekalian kenalan sama itu cewek."

"Monyet! Ntar gue kenalan, gue pacarin sekalian."

"Gak bakal mau sama elo. Dia maunya sama Nathaniel!"

"Ambil aja Jaem kalo elo suka." sambung Renjun tiba-tiba. Mau sekeras apapun dia pura-pura gak denger tetap saja kupingnya menangkap semua obrolan dua cecunguk itu.

Haechan kini bergabung lagi dengan mereka bertiga, terlukis senyuman miring dari wajahnya. Dengan tidak santainya dia memaksa ketiga temannya itu untuk bangun. Dia juga enggak peduli dengan tatapan mereka yang ingin membunuhnya detik ini juga.

"Coba liat, berita apa yang gue mau kasih tahu."

Haechan menyodorkan handphonennya dan langsung diambil oleh Jaemin.

Jadian ( Revision Vers.) | Renjun & Ningning.Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon