Saat itu.

396 50 8
                                    

















Saat itu, teringat terakhir kali ketika ia melihat pemudanya tersenyum. Halus, lengkap kedua tangan yang sibuk mematahkan beberapa ranting pohon, hanya untuk sekedar mengganggu sang kodokㅡitu sibuk diam menganggumi heningnya rawa.



'Hei, hati-hati! Kencingnya berbahaya!'

'Hati-hati apanya? Lihat ini,'



Pemudanya yang saat itu masih setinggi bahu, menjulurkan lidah sambil mengarahkan ranting pada badan kodokㅡmenghiraukan bahayanya jika seandainya kemungkinan paling buruk adalah jatuh ke rawa-rawa saat itu.



Tapi keduanya lantas tertawa, ketika sang kodok terganggu dengan menoleh sok anggun, lucu sekali. Badannya besar, gempal dan lantas loncat masuk ke dalam air.





'Lihat kan? Seekor kodok saja bisa membuatmu bahagia, Jimin.'







Jimin, dengan postur bocah kurus yang sibuk mengontrol nafas karena tertawa, lantas memasang senyum tipis sekali,

Bukan hanya kodok, sebenarnya.



'Kau bodoh, jadi lebih lucu.'

'Sialan, aku serius. Papa sering mengajariku bagaimana cara menggoda kodok diam.'

'Mencolek? Persis cara menggoda wanita tua di acara pesta, contohnya ketika hari thanks giving.'



Taehyungㅡpemudanya, hanya kembali tersenyum setelah tertawa sejenak,



'Mungkin begitu, tapi janji ya. Waktu kita datang ke pesta dengan jas hitam lengkap punya papa, cari wanita yang menarik, okay?'



'Sialan, pikiranmu sudah wanita saja.'

'Ehmㅡ'






Belum selesai Taehyung memulai jawaban, seketika semuanya menjadi tegangㅡtepat saat sang bibi lari menghampiri mereka berdua,

Dan berucap panik, mengaburkan sejenak fokus Taehyung yang lantas berlari, tidak sedikitpun menoleh kebelakang,





Jiminㅡbelum mengerti,






'Papanyaㅡmati di depan ladang, Tuhankuㅡ'







Suara lirih bibi mengembalikan fokusnya, untuk segera melangkahkan kaki secepat yang dimiliki, menyusul punggung Taehyung yang mulai terlihat basah keringat,






Dan diam tidak mengatakan apapun, ketika Taehyung didepannya jatuh berlutut; dalam diam dengan pandangan kosong melawan kencangnya badai hujan yang turun,











Jimin tidak mengertiㅡTaehyungnya tidak pernah tersenyum lagi.
















;








Pintu rumah sakit terbuka pelan, kemudian seseorang masuk, lengkap dengan bungkusan beberapa cemilan dan senyuman tipisnya yang mulai sumringah,


Rambut hitam legam dan pakaian kasual khas mahasiswa; berjalan mendekati seseorang yang duduk diam diatas ranjang,





"Selamat siang, matahariku?"






Tidak ada jawaban, Jimin yang menggantikan senyum pemudanya mulai sekarang.




































ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Karena kusayang keduanya, jadi memulai dengan 'sad' thingy di pagi hari HEHE

Tag ah: babigesit

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ketika ㅡ MinVWhere stories live. Discover now