05. Foto Pertama

5.1K 567 47
                                    

~~~

"Wuahhh!"

Krist sedikit berteriak melihat pemandangan didepannya, meninggalkan kopernya yang dari tadi ia bawa di depan pintu dan langsung berjalan lurus. Begitu pintu apartemen terbuka, Krist dan Singto disambut oleh pintu kaca dengan pemandangan kota Bangkok sebagai latarnya. Diluar pintu itu ada balkon kecil dengan dua kursi kayu santai, satu meja kayu, dan beberapa tanaman hijau penghias yang membuat penampilan balkon itu terlihat nyaman.

"Wah ini keren banget P'! P' kau harus lihat ini."

Krist terlihat sangat bersemangat melihat pemandangan kota Bangkok itu, ia membuka pintunya dan lalu berjalan ke balkon. Krist memang belum pernah melihat pemandangan kota Bangkok seperti itu karna apartemennya berada di lantai 1, gedung GMM juga kanan dan kirinya terdapat gedung tinggi lagi jadi tidak bisa leluasa melihat pemandangan kota Bangkok seperti sekarang ini.

Singto masih berada di depan pintu, kesusahan membawa dua koper sekaligus. Alih-alih marah pada Krist yang sudah membuatnya kesusahan begitu, Singto justru terkekeh melihat tingkah Krist yang sepeti anak kecil.

"Kau yang harusnya lihat ini." Ucap Singto sambil memasuki apartemen dengan kedua tangannya membawa koper miliknya dan Krist, ia lalu menutup pintu dengan kaki nya. Krist menoleh ke arah Singto dan lalu menghampirinya.

"Maaf P', aku lupa."

Krist membantu membawa koper nya ke ruang tengah dan lalu meletakkan nya disana. Krist mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan apartemen. Ia terkagum dengan apartemen ini. Bukan karna apartemen ini mewah dan terlihat mahal, tapi justru karna apartemennya terlihat nyaman. Nyaman ditinggali oleh sepasang kekasih baru.

Ini tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Sebelah kiri setelah pintu masuk, terdapat dapur minimalis dengan meja bar kecil sebagai pembatas antara ruang tengah dan dapur. Lalu di ruang tengah terdapat sofa putih panjang dan lemari pendek berwarna putih berada tak jauh di depan sofa itu, juga dengan televisi dan beberapa pajangan diatasnya. Terdapat karpet cream berbulu di lantai ruangan itu. Dengan cat tembok berwarna biru muda menghiasi apartemen, membuat sejuk ketika berada didalamnya.

Berjalan sedikit dari pintu masuk dan berbelok ke kanan, ada sebuah lorong kecil yang di kanan kirinya terdapat ruangan. Ruangan sebelah kiri koridor adalah kamar tidur dan sebelah kanannya adalah kamar mandi.

Krist berjalan ke lorong, lalu menuju ke kamar mandi. Kamar mandi nya seperti kamar mandi pada umumnya, dengan shower box, toilet, serta meja wastafel bercermin. Di wastafel itu sudah ada peralatan lengkap mandi, dengan jumlahnya masing-masing dua. Lalu keramik penghias kamar mandi itu berwarna cream.

Setelah selesai dengan kamar mandi Krist beralih ke kamar tidur, kali ini Singto mengikutinya. Krist membuka pintu kamar tidur itu, matanya mulai menyapu ruangan. Terdapat satu king size bed, meja nakas disebelah tempat tidur dengan lampu tidur diatasnya, rak buku kecil, lemari pakaian dengan cermin di pintu lemari itu, serta pintu kaca geser yang diluarnya ada balkon kecil.

Krist melirik Singto yang ternyata meliriknya balik. "Nyaman ya P'?" Singto mengangguk. "Sebenarnya biasa aja, cuman karna membayangkan aku akan disini bersamamu... jadi yap ini bakal nyaman."

Krist memutar bola matanya dan lalu pergi meninggalkan Singto dengan kalimat chessy nya lagi. "Sudahi gombalanmu P'. Lebih baik kita merapihkan barang-barang kita." Singto lalu terkekeh dan mengikuti Krist ke ruang tengah. Krist lalu berhenti ketika melihat sebuah kamera di samping tv yang dari tadi mengikuti gerak-geriknya, Singto yang berjalan dibelakangnya pun menabrak Krist yang tiba-tiba saja berhenti.

"Uii P', lihat kamera yang itu." Krist menunjuk kearah kamera itu. "Dia ngikutin setiap gerak-gerik kita. Lihat." Krist berjongkok, lalu berdiri, bergerak kekanan dan kekiri yang setiap gerak-geriknya diikuti oleh kamera itu.

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang