X. Entah

268 13 12
                                    

Ujian 3 minggu sedang berlangsung, ini minggu pertama. Sedikit berjalan lancar, iya sedikit. Ujian pelajaran, sekaligus pelajaran hati.
Bisakah aku menjalani ujian pelajaran ini dengan baik, berbarengan dengan pelajaran hati untuk menahan rindu?

Hahaha bualan saja, aku memang rindu. Tapi belum keterlaluan, masih bisa aku atasi.

Aku terus belajar giat, sesekali malas. Aku menoleh Hisyam yang sedang sangat serius belajar. Aku sih santai saja, sering banget tuh malah aku ketiduran saat sedang giat-giatnya belajar. Dan menjadi belajar ngebut mulai jam setengah empat pagi, sendirian. Tempatnya? Ya disini, sama.
Orang lain takut kalau ke Mushola sendiri, tidak tau apa penyebabnya. Bagiku, its enjoy.

Tak lupa sesekali aku tengok pula, tulisan manis yang menyuruhku untuk belajar giat. Bisa jadi imunisi juga saat malas, beruntung aku bertemu dia. Entah kenapa, jadi semangat terus bawaannya..

Sekarang hari terakhir ujian. Hanya ujian "imla" alias "dikte bahasa" hanya belajar menghafal tulisan kosa kata saja, malam harinya. Agar terbiasa menulis bahasa arab dengan tulisan yang benar. Kalau kata bahasa Indonesia sih, agar tidak alay mungkin.

Senang rasanya, selesai ujian. Dan sekarang fokus membuat makalah PLDKS. Ada banyak hal indah yang aku jalani selama satu semester sekolah ini, bahagianya..

Terimakasih, Hisyamku. Sudah membawa semangat baru bagiku.

PLDKS berjalan lancar. Itu tandanya, sudah mau liburan. Sedikit lagi, tiba.
Sabar sabar. Aku harus banyak bersabar. Ini adalah waktu dimana akan banyak pertentangan hati.

Bahagia, atau bersedih. Tanda bahwa aku tidak akan bertemu dia selama liburan. Bahagia mungkin, kalau dia menghubungiku. Hahaha.

Mamaku datang, menjemputku. Bahagia rasanya.
Sekarang sudah sampai rumah..
" Ma, hape kaka mana? " kataku.
" Tuh, dilemari. " sautnya.
Aku buru-buru memasang kartu telepon dan menghidupkannya.

" Aduh, batrai lemah segala! Kacau " gerutuku sendirian.

Aku cas, lalu ku nyalakan. Senangnya.
Tapi tidak ada pesan masuk, kecuali dari Akhi gajelas itu.

" Assalamualaikum, ukhti Reva. Selamat liburan yaaa. " katanya, siapa lagi?? Kalau bukan, Dzulhilmi??

" Kenapa mesti dia sih? Apasih sebenernya mau dia? Apa ga capek? Ngehubungin tanpa balasan terus? " rutukku dalam hati, sendirian.

Sudah hampir seharian, namun belum ada kabar dari akhi Hisyam.

" Akhi, apa kamu melupakanku? " Kata hatiku, diam-diam.

Benar saja, hari ini sudah hampir habis. Dan dia belum juga ada kabar. Sepertinya aku harus sabar, aku harus ikhlas.

Tiba-tiba muncul ide, untuk meladeni Dzulhimi untuk mengutuk kesendirianku.

" Hai, dzul. Apa kabar kamu? " kataku, membalas pesannya tadi pagi. Kalau makanan, mungkin sudah hampir basi. Tapi ini tidak, dia masih menganggapnya senang.

" Yes!! Akhirnya pesanku dibalas juga. Baikk, kamu apa kabar? Kalo ga di kirim pesan duluan, gak pernah deh ngabarin " katanya, panjang kali lebar kali tinggi. Luas banget!

" Hehe, maaf ya. Kemarin-kemarin gak ada pulsa. " ucapku, berbohong.
Padahal, aku hanya tak ingin membalas pesannya.

" Oh, iya gapapa Rev. Kamu balas sekarang, aku sudah senang. Kamu belum tidur?? "

" legowo sekali anak ini, kasihan jadinya. " kataku dalam hati.

" Hehe, iya nih mau tidur " ucapku singkat.
Jujur, aku malas sekali SMS-an. Kecuali, SMS itu dari dia. Semangat sekali aku rasanya, hihihi.

" Bagus deh, anak perempuan gak boleh tidur malam-malam. Tidur gih. Selamat malam ya cantik, sampai bertemu besok " dia bilang.

" Sip, terimakasih Dzul. " balasku.

" Assalamualaikum, Reva💙 "

Emot apaan sih? Bikin makin risih aja.

" Waalaikumussalam " ku balas.

Ku tutup handphone ku, berhenti. Lalu usaha pergi tidur. Aku mau melupakan hari ini. Yang mungkin menjadi awal dari mimpi burukku.

" Selamat malam, Hisyam. Aku merindukanmu " berharap, dia bisa mendengarnya.

--------------------------------------------------------

Ini sudah subuh, biasanya handphoneku berbunyi dan ada notifikasi dari dia. Membangunkan subuhku. Dahulu, bahkan oleh suaranya. Hahahaha khayalan apa ini?

Setelah membaca doa bangun tidur, aku mengucek mata. Dan melirik handphone sebentar.

" Assalamualaikum, Reva.. Jangan lupa sholat subuhnya ya. Nanti Allah rindu "

Aku bangkit dari kasur. Seketika aku terkejut. Lalu pupus sedetik kemudian setelah aku lihat kontak yang keluar adalah " Dzulhilmi "

Aku beranjak dari kasur, lalu mengambil wudhu. Setelah semua pekerjaanku beres. Aku iseng-iseng membalas pesan dari Dzulhilmi lagi.

" Asyik juga ini anak, bolehlah temanan " yaaa aku anggap dia temanku.

Aku mengontak salah satu temanku, sebut dia Rina. Dia anak kelasku, tapi dia bersekolah disana, SMPnya. Ya, hanya non mukim nya saja sih.
Tapi pasti sudah kenal sama anak-anak diPondok.

" Hai, Rin.. Ini aku. Reva " pesan terkirim!

" Ey, ada apa Rev? " katanya.

" Kamu kenal dzulhilmi? " kataku.

" Kenal, ada apa Rev? "

" Oh, gapapa Rin. Ini dia kontak aku aja kok "

" Hahaha, manis anaknya "

" Masa iya? "

" Serius "

" Hahaha, iyadeh. Makasih ya Rin! "

" Sama-sama Rev "

Tengah tertawa-tawa oleh pesan singkatku dengan Rina. Tiba-tiba, ada pesan masuk.

HISYAM????

YA! Ada pesan masuk dari dia. Segera kubuka tanpa basa-basi lagi.

" Assalamualaikum, Reva. Apa kabar? Ini aku Hisyam. Maaf kemarin tidak ada pulsa "

" Waalaikumussalam, oh iya gapapa "
Singkat. Padahal sangat bahagia..

Tiba-tiba dia membalas pesanku panjang sekali.

" Rev, aku mau bicara. Maaf kalau nyakitin kamu. Kayaknya aku gabisa sama kamu lagi. Kamu terlalu gabisa diam. Apa kamu bisa seperti ( A, B, C ) yang lebih kalem sedikit? Kalau masih mau sama aku, belajar feminim ya. Kalau tidak, maaf aku gak bisa lagi "

DUARRRRRRRRR!!!
Hatiku patah saat itu juga. Kami tidak berpacaran, hanya saja. Dia bahkan berharga lebih dari pacarku, apalagi dulu aku tidak pernah serius pacaran. Sekalinya serius, ditigain. Iya, terakhir pacaran seperti itu, sampai akhirnya aku bertemu dengan akhi ini.

Kenapa? Kenapa harus seperti ini, Syam? Kamu jahat!

Aku tidak sempat membalas pesan dia. Dia terlalu jahat untuk aku. Kenapa bisa hanya karna alasan sepele dia justru pergi ninggalin?
Kenapa?? Mamaku saja tidak pernah protes? Lagi pula, aku tidak bisa diam apa? Aku tidak terima! Tidakkkk!
Sungguh. Percayalah, saat ini hatiku hancur lebih dari berkeping-keping.

Tiba-tiba suara pesan berbunyi lagi, Dzulhilmi menghubungi. Aku membalasnya, siapa tau bisa membantuku,
Melupakannya.

Bersambung..













Hallo guys! Update lagi nih. Mohon bersabar ya. Sebab kemarin sibuk kerja sampai post pun gak sempet. Aku usahain setiap hari update, biar cepet selesai. Atau mungkin, 2 hari sekali. Doakan saja, agar magerku hilang yaaaaaa!!!😂😂

Titip Rindu Pada Adzan SubuhmuWhere stories live. Discover now