[18°]

54.5K 6.8K 15.3K
                                    

aku nggak tau kenapa bisa gini, maaf

tapi enjoy?

tolong dibaca sampai akhir ya...

°

kok jadi gini?

°

setelah seungmin bilang kalo dia naksir jeongin dihadapannya hyunjin, tiba-tiba jeongin kayak ngejauh gitu dari seungmin.

jeongin udah nggak manja-manjaan lagi ke seungmin, intinya udah nggak kayak dulu lah.

jeongin berubah.

seungmin jadi kalut, pikirannya kemana-mana. masa iya sih, jeongin nguping pembicaraannya sama hyunjin waktu itu?

akhirnya seungmin minta jeongin buat nemuin dia di kedai es krim favorit mereka. dia nggak bisa terus-terusan jauh dari jeongin kayak gini.

setelah beberapa lama dia nunggu, akhirnya jeongin dateng. dia pake topi baseball dengan kemeja kotak-kotak warna merah hitam. nggak ada senyuman lagi di wajahnya, dia jadi dingin.

seungmin mandang wajah jeongin dengan gugup, udah seminggu mereka nggak tegur sapa. baik di dunia nyata maupun dunia maya.

"l-lian? gimana kabarmu?"

jeongin berdeham kecil, "langsung intinya aja kak, aku masih banyak urusan."

walaupun kata-katanya sederhana, tetapi intonasi cowok dihadapannya itu bener-bener asing bagi seungmin.

"lian, kenapa kamu berubah?"

"orang berubah, kak. itu wajar."

jeongin nggak natap matanya seungmin langsung, dia milih buat ngedarin pandangannya ke arah lain—arah dimana dia nggak perlu natap seungmin.

"waktu itu kamu denger pembicaraanku sama achan, kan? makanya kamu berubah?"

jeongin berhenti menatap sana-sini, cowok itu terdiam sambil natap seungmin.

"terus kenapa? ngga ada hubungannya sama perubahan sikapku." bantah jeongin.

"maaf. tapi emang bener, aku suka sama kamu."

jeongin menghela napas sambil melepas topinya, kemudian ia mengacak rambutnya frustasi.

"tapi kenapa harus bilang ke kak achan?"

"biar dia nggak deketin kamu."

"itu! kakak egois!"

jeongin mulai meninggikan suaranya, raut wajahnya pun ikut berubah.

"egois?"

"iya, harusnya kakak tau kalo aku suka kak achan!"

seungmin jujur nggak bisa berkata apa-apa lagi. napasnya tercekat, tangannya bergetar. dia ngerasa bersalah, jelas.

di samping itu, hatinya harus sakit ngedenger kenyataan kalau cowok yang dia sukai udah suka orang lain.

"y-yaudah, aku bisa deketin kamu sama achan."

jeongin tertawa, tapi tawa itu terdengar sangat palsu.

"kakak tau bagian lucunya?"

"...apa?"

"kak achan suka sama kakak."

itu kalimat terakhir jeongin sebelum beranjak dari tempatnya, dan keluar dari kedai kecil tersebut.

Papa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang