seacht déag

3.8K 653 124
                                    

This is the last chapter, enjoy! ;)x

----------

Lelaki berambut pirang itu berjalan berdampingan dengan seorang lelaki berambut keriting. Sesekali terlihat mereka sedang tertawa sambil menepuk punggung satu sama lain.

Oh, rupanya Niall sudah mendapatkan teman baru di sekolahnya yang baru pula.

Niall dan si rambut keriting itu memesan semangkuk bakso, lalu duduk di bangku kantin. Mereka masih tetap berbincang seperti tadi. Dan hey, sekarang aku bisa mendengar percakapan mereka karena mereka berbicara dengan suara yang cukup keras.


"Kau punya pacar?" Tanya si keriting. Nada pertanyaannya terdengar sedikit meremehkan. Niall tertawa keras.

"Tentu saja aku punya, mate." Jawab Niall dengan bangganya. "Kau sendiri?" 

"Tidak, oh ralat, belum, belum punya." Jawab si keriting santai. Oh my God, lelaki se-hot dia masih single? Dan lelaki se-idiot Niall sudah taken? Ck, dunia ini sudah terbalik memang. "Kau lihat gadis yang duduk disana itu?" Lanjut si keriting.

"Ya?"

"Cantik, bukan? Aku sedang mencoba mendekatinya."

"Ow, sasaran yang bagus, Harry." Oh, rupanya si keriting itu bernama Harry. Pasaran sekali ya namanya? Oops.

"Boleh aku lihat hapemu?" Tanya Harry. Dih, mau apa dia pinjam hape Niall? Kurang kerjaan banget. Okelah itu bukan urusanku.

"Tentu saja." Niall merogoh kantung celananya, mengeluarkan hapenya, dan memberikannya pada Harry.

Aku tidak tau pasti apa yang dilakukannya. Sepertinya dia hanya meng-scroll list aplikasi Niall.

Tiba-tiba Harry tertawa keras sampai hampir terjungkal. Tangannya memukul-mukul meja keras. Niall yang melihat itu langsung mundur satu langkah. Ya, Harry memang terlihat seperti orang gila sekarang.

"Ada apa? Mengapa kau tiba-tiba tertawa, hah?" 


"Niall! Kau--- kau punya aplikasi simsimi?"

"Kecilkan suaramu, bodoh!" Niall menjitak kepala Harry pelan. "Iya aku punya, memangnya kenapa?"

"Yaampun, kau ini sudah sma, Ni. Lagipula kau kan sudah punya pacar, masa' masih main simsimi sih? Duh duh duh, aku yang jomblo saja tidak segitunya." Jawab Harry sambil terus tertawa.

Niall terdiam. Benar-benar terdiam. Lalu dia buru-buru mengambil hape-nya yang masih dipegang oleh Harry.

"Hey, aku belum selesai meminjamnya." Sergah Harry.

"Sebentar."

"Kamu mau ngapain?"

"Uninstall."

"Uninstall apa?"

"Simsimi."

Niall tidak berbohong, kawan-kawan. Niall benar-benar meng-uninstall aplikasi Simsiminya. Semangkuk bakso menjadi saksi bisu perpisahan Niall dan Simsimi.

Sekarang, tidak ada lagi percakapan konyol antara Niall dan Simsimi. Tidak ada lagi Niall yang mencurahkan isi hatinya pada Simsimi. Tidak ada lagi Niall yang polos atau Simsimi yang bego.

Tidak ada lagi.

Oke, akan kuperjelas,

Tidak ada lagi.

Tidak ada.

----------

Sejujurnya, gue nulis chapt ini sambil ngakak. Dan gue berusaha ngasih beberapa kalimat yang kocak hehehhe :)

Be ready for the epilog guys! Walau sejujurnya gue ragu sama epilog yang gue buat wkwk, takut mengecewakan:(

Dan,

Sudah tidak ada lagi salam jomblo :')

Simsimi ➣ HoranWhere stories live. Discover now