This river, is you

180 34 93
                                    

.
.

Bukanlah sebuah kisah romansa klasik bak sang pangeran dan putri yang didestinasikan untuk bersama. Bukan kisah manis-tragis yang membuat hati terenyuh bagai Walt Disney. Bahkan bukan kisah romansa dambaan gadis remaja.

Hanya kisah dari seorang bookworm yang hobinya juga itu-itu saja, belajar, meski belum diketahui apa belajar bisa termasuk hobi atau bukan. Berasal dari keluarga Park dan memiliki nama kecil Jimin, yang nyaris tidak pernah sekedar pergi berkaraoke, bersikeras berada dihadapan deretan trigonometri dan jajaran ikatan atom.

Tentang dirinya yang memiiki kehidupan sedatar papan tulis. Juga tentang kisah kehidupannya yang didatangi oleh beberapa tokoh baru selain seonsaengnim dan keluarganya.

Dan juga tentang dia.

🌻🌼🌸

Pada musim semi, dengan latar sakura yang bermekaran, sekaligus dimulainya tahun ajaran baru. Park Jimin, pemuda manis yang tahun ini menginjak usia ke-15, memasuki masa baru sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas. Dengan rutinitas yang tidak berubah sejak ia mampu mengingat, datang pagi, belajar, memperhatikan penjelasan ssaem, langsung pulang tanpa ba bi bu, mengerjakan tugas, belajar lagi, dan terus berulang hingga detik ini.

"Park Jimin"

Panggilan tiba-tiba Kim ssaem seusai jam belajar mengajar habis pada hari itu mengharuskan Park Jimin melepaskan genggamannya pada sebuah pensil mekanik yang tak henti menggoreskan sederet rumus serta kurva pada buku catatan yang selalu ia bawa, mengemas buku serta latihan soalnya masuk kedalam tas.

Dan ia kini sekarang berjalan menaiki tangga pada sebuah bangunan yang memiliki papan nama "Battling Game", terpasang di sisi jalan, serta tulisan Battling Game yang lebih besar lagi di atas pintu masuk, dengan neon beraneka warna yang menyala saat sore hingga petang. Lengan kanannya mendekap sebuah map kertas coklat―berisi setumpuk handout dari powerpoint yang dipelajari di kelasnya dan tugas selama teman sebangkunya ini tidak masuk;

"Apa benar Kim Taehyung ada di sini?"

Netra gelap Jimin langsung teralih pada pria paruh baya yang duduk pada meja kasir yang terletak tepat setelah pintu masuk kaca otomatis; yang Jimin yakini merupakan pemilik game center ini; dengan sepuntung rokok yang ia hisap, sesaat setelah ia memasuki ruang game center.

"Ah, kalau Taehyung, dia ada di dalam―"

BRAK

"Kau hanya membuat karakterku mati, bodoh!"

Umpatan bodoh yang diteriakkan oleh seseorang―yang Jimin yakini merupakan siswa dengan nama lengkap Kim Taehyung― disertai hantaman keras; oleh Taehyung, tentu saja, pada seorang lain, yang bahkan Jimin tidak yakin jika itu teman Taehyung, atau hanya samsak tinju.

"Ya! Hentikan itu Taehyung, kau memiliki tamu di sini."

Jimin hanya dapat berdiri canggung setelah melihat serangkaian peristiwa di luar nalarnya yang melibatkan siswa yang selalu absen sejak mengirim lima senior pada hari pertamanya di SMA ke rumah sakit. Sekaligus siswa yang seharusnya menjadi teman sebangkunya di kelas.

Hazel Taehyung meneliti rupa Jimin sejenak, sebelum kabur melalui pintu pada sisi lain bangunan dengan kecepatan super.

Sebenarnya Jimin tidak terlalu peduli juga, tapi siapa yang tidak terkejut jika kunjungan pertama ke rumah teman yang seharusnya merupakan teman sebangkumu dihadiahi pemandangan adu jotos dengan entah-siapa?

"Aku hampir lupa―aku kemari untuk mengantarkan ini. tolong sampaikan kepadanya.. terima kasih."

Jimin meletakkan handout pada meja kasir, membungkuk singkat pada pria tersebut yang hanya mengeluarkan 'oh' pelan dan anggukan kecil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ImprintingWhere stories live. Discover now