Sorry for typo.
Hanbin memasuki kamarnya dengan pelan, layaknya seorang pencuri yang mengendap-endap menuju tempat tidur yang dimana terdapat sang istri disana. Hanbin merebahkan tubuhnya disamping hayi yang sudah terlelap, sekarang sudah jam 5 pagi, dia masih tak bisa tidur meski sebentar saja.
Hanbin menatap langit-langit kamarnya dengan kosong, ucapan jinhwan masih terngiang-ngiang di otaknya. Apa yang dikatakan si mungil memanglah benar, bukan? Hanya saja, hanbin yang tak ingin menerima kebenarannya. Bukankah seharusnya mereka berhenti melakukan hal hina ini? Saling menjauh satu sama lain, bukan malah sebaliknya.
Tapi mereka tidak bisa melakukannya, terlebih seorang hanbin. Dia tidak bisa menjauh dari jinhwan, dia sudah terlanjur mencintai namja cantik itu. Dia juga seorang pria sejati, bagaimana bisa dia meninggalkan jinhwan setelah apa yang dia lakukan pada sang pujaan hati.
Hanbin menghadap hayi yang memunggunginya, perlahan rasa bersalah kembali menyapanya. Dengan pelan dia melingkarkan lengannya pada pinggang hayi, memeluk tubuh sang istri dengan erat. "Apakah, aku masih pantas untuk kau maafkan sayang?" gumam hanbin dan menyembunyikan wajahnya pada tengkuk sang istri. "Maafkan aku.."
'Apakah aku harus memaafkanmu bin?'
.
.
@06.24 am kst
Hingga mentaripun muncul dari peradabannya, jinhwan berjalan pelan menuju dapur. Sungguh, dia ingin sekali mengumpati hanbin karena telah membuatnya seperti ini. Membuat tubuh bagian bawahnya terasa sangat nyeri. "Pagi bibi yoo.."
"Pagi." Bibi yoo menjawab singkat dan tersenyum tipis, tanpa mengalihkan pandangannya pada wajan didepannya.
"Apa yang harus ku bantu bi?" tanya jinhwan dan mendekati bibi yoo. "Cuci piring saja."
Jinhwan mengangguk sebagai tanda mengerti dan berjalan menuju tempat cuci piring. "Aromanya harum sekali, masak apa?" Hingga tiba-tiba suara jiwon terdengar, membuat bibi yoo dan jinhwan terkejut dibuatnya.
"Jiwon, kau membuat kami terkejut!" Omel jinhwan jengkel. Namun jiwon malah tertawa untuk menanggapinya, "Hahaha! Maafkan aku."
"Lagi pula ada apa kau datang kemari pagi-pagi jiwon-ah?" tanya bibi yoo.
"Ingin berkunjung saja. Oh ya, Apa hanbin sudah bangun?"
"Dia dan hayi belum bangun," jawab bibi Yoo dan melanjutkan aktifitasnya.
Jiwon mengangguk kecil, "Nan, bisa bicara sebentar?" tanyanya pada jinhwan. "Katakan." jawab si mungil tanpa mengalihkan pandangannya pada aktifitas cuci piringnya. "4 mata nan, bukan 6 mata." ucap jiwon gemas.
"Tapi aku masih cuci piring, jiwon. Bisa nanti saja kalau begitu?"
"Ini penting nan, nanti akan aku bantu untuk cuci piring." Jiwon merebut piring yang jinhwan pegang dan meletakkannya di tempat semula, menarik tangan sahabatnya untuk membicarakan sesuatu yang penting.
Hingga mereka berada di halaman belakang mansion Kim, duduk saling berdampingan disebuah ayunan kayu yang ada disana. "Ada apa?" tanya jinhwan to the point.
YOU ARE READING
Baby Sitter || BinHwan ✔
General FictionKim Jinhwan tidak pernah menyangka jika menjadi Baby Sitter adalah kesalahan dan juga keberuntungan dalam hidupnya. Mpreg, Yaoi, Nc+17