Kembali dari puncak

2.8K 81 0
                                    

Setelah lama di puncak gunung kemulan, akhirnya mereka berkemas dan siap untuk turun.

"Ayoo kawan-kawan kita segera turun kembali melewati jalur yang kita lalui sebelumnya..." ajak Feno.
"Oke, sebelum kita turun ada baiknya kita berdoa dulu, karena aku yakin perjalanan turun akan lebih sulit dari yang kita bayangkan..." ucap Arga penuh kedewasaan.

Setelah mereka berdoa, akhirnya perjalanan turunpun segera dimulai.
Mereka menyusuri jalur yang mereka buat sebelumnya.
Perjalanan menurun akan lebih cepat karena hanya mengikuti jalur sebelumnya yang sudah terpasang tanda pita kuning dari tali rafia, yang sebelumnya sengaja dipasang sebagai penanda jalur.

"Oke teman-teman, sembari kita turun kita cabut kembali tali rafia yang terpasang..." perintah Feno.

"Kenapa harus dilepas Fen...???" Tanya Rio.

"Karena aku tidak ingin meninggalkan apapun di tempat ini..." jelas Feno.

"Tapi kan, itu bisa sebagai tanda jalur untuk pendaki lain..." tanya Rio lagi.

"Aku tidak ingin ada manusia lain yang melakukan kebodohan seperti kita..." jelas Feno lagi.

"Yaudah yuk kita turun..." ajak Dea.

Setelah itu mereka terus melanjutkan perjalanan turun.
Tidak seperti saat mendaki yang sering istirahat, untuk perjalanan turun ini mereka lebih cepat dan jarang istirahat.

Tak terasa dua punggungan telah mereka lewati, kini mereka siap memasuki kawasan hutan berkabut lagi...
"Huuft... kita memasuki hutan kabut lagi nihh... kita kudu ekstra hati-hati karena perjalanan akan semakin susah saat jalan licin seperti ini..." ucap Feno.

"Ini nih jalur yang paling membosankan..." ucap Rio.

"Tapi juga jalur yang paling asoy... karena kita jadi sering main plosotan... hahahaa..." ujar Dea bercanda.

Setelah berjalan begitu lamanya, tak terasa hari sudah mulai sore. Kabut makin pekat, cahaya makin redup.

"Hey Sal, gimana nih... mau dilanjutin atau kita bermalam disini...???" Ucap Arga.

Feno berhenti dari langkahnya, sesaat mengamati sekelilingnya.

"Ayoo kita lanjutin lagi sebentar, cari tempat yang nyaman buat mendirikan tenda..." ajak Feno.

"Tapi aku terlalu lelah Fen..." keluh Rio.
"Ayoo broo dikit lagi aja..." ajak Arga sambil merangkul Rio.

Merekapun akhirnya melanjutkan perjalanannya, dengan langkah yang mulai gontai mereka terus melangkah, tiba-tiba...
"Bruuugg..." Rio terpeleset jatuh ke lereng yang curam.
Seketika semua teman-temannya langsung lari mengejarnya.
"Rioooo....!!! Riooo.....!!!" Teriak Feno dan Arga yang suaranya menggema oleh pantulan dasar jurang.
"Rio kamu gak apa-apa kan...???" Teriak Dea makin panik.

Mereka sama sekali tak melihat Rio, karena kabut yang sangat pekat dan hari pun mulai gelap.

Rio sama sekali tak terlihat karena kabut makin pekat berbalut senja yang mulai gelap. Suasana makin mencekam dan kepanikan makin merejam.

Setelah sekian lama pencarian, akhirnya keberadaan Rio mulai diketahui di dasar jurang.
Rio dapat terlihat oleh cahaya kuning yang samar dari lampu headlamp yang Rio pakai di kepalanya.

"Itu dia Rio..." ucap Arga sambil menunjuk cahaya kuning di lereng jurang.
"Rio,,, kamu gak apa-apa kan...???" Teriak Feno.
"Aaahhh.... aku gak apa-apa kawan... untung aku kesangkut dan masih bisa berpegangan pada sebatang pohon..." ucap Rio.
"Ayoo kita turun..." ajak Feno sambil menuruni jurang.

Pendakian Gunung KramatWhere stories live. Discover now