3

4.8K 671 53
                                    


.
.
.

Ini akhir pekan, biasanya Seongwu sudah bersiap pergi ke apartemen milik Minhyun untuk berangkat ke bar tapi hari ini tidak. Bukan karena tugasnya menumpuk tapi seseorang mengajaknya jalan-jalan. Siapa lagi selain Daniel.

Sudah tiga minggu sejak kejadian pernyataan mendadak Daniel dan seperti yang pemuda itu katakan dia akan membuktikan perasaannya pada Seongwu maka tiga minggu itu pula kehidupan Seongwu benar-benar dipenuhi oleh Daniel. Kocoran perhatian yang pemuda itu berikan pada Seongwu sedikitnya membuat hati Seongwu mulai terketuk. Perhatiannya tidak berlebihan tapi mengena.

Atau memang hati Seongwu saja yang lemah?

Seongwu menatap pantulannya di kaca. Rambut, mantap. Baju, oke. Beberapa semprot parfum dan selesai. Tidak berlebihan kan?

Daniel

Aku sudah di depan pintu

Seongwu memasukkan ponselnya tak lupa mengambil tiga lolipop yang sudah dia siapkan. Berjalan keluar kamar dan membuka pintu apartemen.

Sudah ada Daniel menyambutnya dengan senyum. Pemuda itu hanya memakai hoodie dan jeans. Sederhana tapi tetap membuatnya keren.

"Kan sudah ku katakan, tunggu saja di bawah."

Selalu. Setiap Daniel menjemput Seongwu pemuda itu akan menunggunya di depan pintu apartemen bukan di lobi atau di mobilnya padahal Seongwu bilang itu percuma. Seongwu juga akan turun jadi sama saja.

"Aku harus bertanggung jawab penuh padamu karena aku yang mengajakmu." Balasnya diakhiri senyuman.

Seongwu mendecih sebelum melempar pandangannya ke depan. Berlama-lama menatap Daniel yang sedang tersenyum tak baik untuk jantungnya yang seolah-olah akan melompat dari tempatnya.





.
.
.






"Ini."

Seongwu mengucapkan terima kasih sambil menerima bungkusan berlogo salah satu restoran cepat saji terkenal juga cup minuman berisi minuman bersoda. Burger extra keju kesukaannya.

"Maaf, aku tak tau kalau ternyata kafenya tutup."

Seongwu mengangkat bahunya. "Burger adalah yang terbaik dari yang terbaik."

Daniel mengangguk menyetujuinya.

"Kau tak membeli makanan?"

Daniel menggeleng sambil tangannya mengusap tengkuknya. "Aku nanti butuh rokok dan aku tak membawa penggantinya."

Daniel itu perokok aktif tapi setelah mengetahui Seongwu benci pada benda kecil itu dia mulai berhenti. Seongwu tak pernah menunjukkannya saat mereka sedang di bar.

"Kau bisa makan ini."

Daniel melayangkan tatapan heran pada Seongwu.

"Kau berhenti merokok itu bagus dan aku senang menjadi motovasimu untuk itu. Tapi kalau itu berat kau bisa berhenti."

"Aku sudah berjanji padamu dan aku tak akan pernah mengingkarinya." Daniel mengambil tiga lolipop dari tangan Seongwu. "Makasih, Seongwu."

Are you crazy? [OngNiel] ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora