Campus in Love (Deva x Celine)

287 15 0
                                    

"Tanzui...." ia memanggilku, aku menoleh ke siapa lagi jika bukan seseorang yang memanggilku dengan ejaan yang salah.

"Ini task tugas kelas kamu yang udah selesai kakak koreksi, tolong kasihkan ke temen-temen sekelas kamu ya..." ia memberikan setumpuk kertas padaku.

"Ih.. Pak apa sih, ini di kampus ya.. Bukan di luar, bapak kan dosen disini jadi panggilan formal ya.." aku menjulurkan lidahku seenaknya.

"Iya iyaa.. Tanzui gemesin banget sih punya siapa ?" ia mengacak-acak sedikit poniku.

"Ih.. Apaan sih pak malu nanti diliatin sama mahasiswa yang lain.. Nanti aku dikira deketin dosen atau apalah cari sensasi atau apa, tau sendiri mulut-mulut ganas mahasiswa itu gimana" aku berdecak cemberut.

"Ya kan emang deket" katanya sembari memasukkan kedua tangannya dalam saku, aku melihat jam tangan pemberianku saat ulang tahunnya bulan lalu.

"Yasudah pak, kalau begitu saya permisi.." aku hendak beranjak.

"Eh tunggu..." ia mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, membisikkan sebuah kalimat dekat telingaku.

"Nanti pulang bareng ya sayang...." bisiknya, aku bergidik ngeri.

"Ih apaan sih pak! Dasar genit.." aku tersenyum, memukul dada kanannya sekali, pipiku merah tersipu lalu beranjak pergi meninggalkannya.

Celin Pov

Dia itu laki-laki, yaiyalah. Profesinya seorang dosen tetap, umur 26 tahun yang bisa dibilang matang lahir batin. Dia dosen S1 caumlaude 3 tahun, baru tahun lalu ia menyandang gelar magister trus menjadi dosen tetap, selain dosen ia seorang pengusaha di bidang properti yang 2 tahun sudah ia geluti bersama rekannya. Ya, kurang lebih seperti itu profil sesosok orang yang aku rindukan setiap ia tidak berada disampingku.

Sedangkan aku, mahasiswi usia 21 tahun, manajemen bisnis yang diajar olehnya semester ini. Menyebalkan, ketika ia datang ke kelasku menebarkan senyum kepada mahasiswi-mahasiswi lain dan tak jarang membuat mereka baper terus deketin dia. Pernah dia ke apartemennya membawa setumpuk hadiah dari penggemarnya di kampus saat ulang tahunnya.

"Sok kecakepan" aku memutar bola mataku malas.

"Resiko orang ganteng, cakep, manis, asin, gurih..." ia mengatakan itu sambil tertawa.

"Asem, kecut, pait, getir... Ih.. Kakak nyebeliiiin...." aku menimpuknya dengan bantal yang sebelumnya ada di pangkuanku.

Seperti itu kata dia. Dia suka menyebalkan tapi aku menyayanginya. Ehehe.

Flashback on

Saat itu, aku masih jadi anak bawang masih polos kelas 2 SMP. Celingak-celinguk membawa 2 porsi makanan di tanganku di sebuah restoran makanan cepat saji untuk makan siang, kurasa tak ada tempat duduk karena penuh saat jam makan siang. Namun aku melihat ada satu meja untuk 4 orang ditempati oleh seseorang laki-laki memakai seragam SMA yang makan sambil belajar. Tanpa basa basi aku menghampirinya.

"Kak...." aku memanggilnya kakak karena aku tahu diri, aku memakai seragam SMP.

"Iya.. Ada apa ya.." ia mendongakkan kepalanya.

"Is this free?" aku menunjuk bangku depannya yang kosong. Ia meletakkan pulpen yang ada di tangan kanannya sambil tersenyum.

"Boleh,Bayar buat parkir 5 ribu" ia menegadahkan tangan kanannya.

"Hah?" wajahku tanda tak mengerti. Ia mengedarkan pandangan disekitar.

"Duduk aja duduk, kosong kok.." ia tersenyum.

"Makasih kak.." aku duduk. Ia melanjutkan aktivitas belajarnya.
Aku melihat bukunya Detik-detik UASBN.

"Ini orang belajar di tempat rame gini bisa ya.." batinku.

MelamarWhere stories live. Discover now