第七

1.1K 164 17
                                    


Di sore harinya jennie duduk di kursi piknik pekarangan rumah bertemu langsung pada sinar matahari yang masih terik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sore harinya jennie duduk di kursi piknik pekarangan rumah bertemu langsung pada sinar matahari yang masih terik. Satu buku lumayan tebal dia bawa menemaninya setelah tidak sengaja melewati toko buku yang sudah buka di pagi hari tadi. Gadis itu memutuskan membeli beberapa buku selagi menghabiskan waktu satu minggunya disini.

Bukunya dengan sampul simple, penulisnya seorang nugu, tapi summarynya sangat menjanjikan. Dulu saat dia masih bersekolah teman sekolahnya menjuluki  book hunter  dan standar bacanya bukan dilihat dari penulisnya yang terkenal atau best seller, jennie justru lebih suka mencari penulis yang namanya agak terpendam, baru debut atau pun masih bersifat underrated.

Judulnya love and faith, sederhana sekali. Dua penilaian awal sebelum membuka lembar pertama bagi jennie kemungkinan bagus dan buruk tapi sebenarnya jennie tidak pernah salah memilih.

'untuk mendapatkan cinta butuh sebuah permainankutipan pertama yang dia ambil padahal baru beberapa lembar.

Rasanya agak aneh. Sudah lama tidak membaca novel romansa dengan bumbu kesedihan dan drama, jennie merasa seperti anak usia belasan. Mudah tersenyum tiap kali membaca paragraf menyentuh hati. Apalagi suasana lingkungannya sangat mendukung.

"Kenapa kau ada disini?" Di lembar ke dua puluh enam aktivitas jennie sedikit tersendat. Oh, jennie ingat dia meninggalkan pria itu sendirian di dalam rumah. Jungkook pasti kebosanan.

Gadis itu mencuri pandang lewat buku yang sejak tadi menutupi pemandangan.

"Mencari angin dan membaca buku." Katanya mencoba bangkit, berjalan menuntun pria itu. Ikut dudukp bersebrangan dengannya.

"Buku?"

"Yah, aku baru membelinya tadi." Ujarnya. Jarinya mengganti halaman.

"Kenapa tidak kau membacakan isinya padaku? Aku mau dengar."

"Tidak jungkook—" jennie mengambil sedikit nafas, juga ingin tertawa terpaksa. "Ew, buku ini sedikit kau tahu, menggelikan—"

"Tolong bacakan, aku lebih suka mendengar suaramu."

Dia menyukai suaranya, itu membuat jennie terdiam beberapa waktu seperti tak punya pilihan.

"—Alice akhirnya tahu bahwa cinta bryant hanyalah sia-sia setelah menikah lebih dari lima tahun. Api unggun yang dia nyalakan di dalam rumah setiap hari ternyata tidak cukup membuat rumah dingin menjadi hangat. Di tengah musim dingin alice akhirnya mengakui di depan suaminya yang saat itu sedang menulis novelnya di meja kerja. Dia riang, memasang musik favorite karena ini adalah malam natal. Bryant memiliki kado yang akan di tukar pada saat tengah malam tapi kemudian alice menghancurkannya setelah mengetuk pintu—"

"Bukankah hari ini lebih dingin dari biasanya?' Kata alice sambil berbasa-basi. Tidak semata-mata karena di luar salju sedang turun, bryant justru mengerti makna itu. 'Besok akan lebih dingin lagi  dan di musim panas pun akan terasa dingin.' Bryant langsung meminta alice untuk duduk. Dia adalah seorang penulis terkenal jadi tahu jika istrinya sedang menyiratkan pesan. Sebelum alice berkata, bryant sudah meremukan hatinya lebih dahulu karena perkataan alice akan jauh lebih sakit dan dia tidak ingin jika alice-lah orang yang menyakitinya. 'Ayo kita berpisah?' Lelaki itu semakin sakit saat alice mengucapkannya tanpa ragu. Alice memberikan surat cerainya tapi ternyata wanita itu terkejut kala bryant mengambil sebuah kertas yang dia simpan dalam laci. Sebuah surat perceraian yang sudah dia tanda tangani. 'Aku tidak tahu jika waktunya lebih cepat dari dugaan, kau bisa pergi membawa surat ini ke pengadilan' alice awalnya bergerak ragu namun akhirnya mengambilnya sambil mengucapkan sebuah perpisahan penyakitkan. 'Terima kasih untuk lima tahunnya, aku akan mengingat jika kau pernah mampir dalam kehidupanku. Mereka berpisah tanpa argumen seperti hari biasanya. Itu adalah kado terbaik yang pernah bryant berikan. " jennie berhenti mengambil nafas panjang sambil melihat bagaimana ekspresi jungkook yang sangat tenang menuju pada bagian belakang buku.

𝗣𝗥𝗘𝗖𝗜𝗢𝗨𝗦.Where stories live. Discover now