09. Nasi Goreng Ayam

4.7K 402 13
                                    

Sehun terbangun pukul 10 keesokan harinya ketika ia merasakan nafas panas seseorang menggelitik kulit lehernya. Itu adalah nafas Chanyeol. Suaminya itu tidur dengan posisi memeluk Sehun dari belakang. Ketika Sehun bergerak untuk menjauhkan lengan kekar suaminya itu, ia tersadar kalau dibawah sana mereka masih terhubung. Kenapa Chanyeol tidak melepaskan penisnya dari hole Sehun semalam?!

"Ahh," Desah Sehun. Ia sedikit menggoyangkan pinggulnya, karena rasanya sangat tidak nyaman dan sakit. Tanpa Sehun sadari, Chanyeol ternyata sudah bangun dan tengah memperhatikan apa yang ia lakukan.

"Kau ingin menggodaku, ya?" Tanya Chanyeol serak, berusaha untuk tidak mengeluarkan desahannya. Sehun yang kaget dengan suara suaminya, segera menghentikan aksinya. Apa yang harus Sehun lakukan? Ini benar-benar sakit.

"Hyung, bisa tolong dilepaskan? Ini sakit, hyung." Pinta Sehun lirih. Chanyeol menarik tubuh istrinya, dengan mudahnya membuat istrinya itu kini berada diatas badannya. Sehun semakin menjerit kesakitan. Bagaimana tidak, penis besar Chanyeol kini semakin masuk kedalam hole sempitnya yang sudah kering.

"Ah! Sakit, hyung, tolong lepaskan," Airmata mulai membasahi kedua mata Sehun. Diam-diam Chanyeol merasa kasian kepada istrinya itu. Tetapi, bukankah istri harus menuruti suaminya? Bagaimana jika Chanyeol menginginkannya sekarang juga? Seolah tidak mendengar, Chanyeol mulai menggerakkan pinggul Sehun naik-turun. Sehun terus saja menangis. Bukan desahan-desahan seksi yang Chanyeol dapat, melainkan jerit tangis istrinya itu. Kenapa Sehun jadi semakin cengeng seperti ini?

"Hyung, sa-sakit!" Chanyeol melirik kepada penis istrinya. Tunggu, kenapa ada darah diperut Chanyeol?

"Hyung," Tangis Sehun, semakin menjadi. Oh, darah itu berasal dari hole Sehun. Chanyeol sontak melepaskan penisnya, dalam hati ia merasa panik. Sekasar itukah dirinya?

"Sehun, maafkan aku. Apa kita perlu memanggil dokter?" Tanya Chanyeol, sekuat tenaga tidak menunjukkan kepanikannya.

"A-aku hanya perlu air hangat, hyung." Sahut Sehun. Sehun hendak beranjak dari kasur, tetapi ketika ia ingin menapakkan kakinya ke lantai, ia malah jatuh dalam posisi duduk.

"Argh!" Ringisnya menahan sakit. Chanyeol yang gemas dengan tingkah istrinya yang berusaha menahan sakitnya itu segera mengangkat Sehun, membaringkannya kembali ke ranjang.

"Tunggulah, aku akan menyiapkan air hangat." Kata Chanyeol. Sehun tersenyum mendengarnya. Apakah ini yang disebut aftercare? Setelah semalaman ia dihajar, lalu suaminya memanjakannya dengan cara menyiapkan air hangat setelahnya. Dosakah Sehun jika ia menuntut lebih dari ini?

Setelah menyiapkan air hangat, Chanyeol mengangkat tubuh ramping Sehun ke kamar mandi. Sepeninggal Sehun, Chanyeol menyibak selimut tebal yang ia dan Sehun pakai bersama. Shit, ternyata ada banyak sekali darah berwarna merah segar yang menggenang di sprei berwarna putih itu.

Apa...apakah itu sakit?

*

Hari ini Sehun tidak menyiapkan sarapan. Maid yang bertugas di dapurlah yang menyiapkan sarapan. Sepiring nasi goreng ayam. Ini merupakan makanan kesukaan Chanyeol, tetapi entah kenapa ia tidak semangat memakannya.

Rasanya..hambar. Jika Sehun yang membuatnya, pasti rasanya akan sangat nikmat, batinnya. Pada akhirnya Chanyeol hanya mengaduk-aduk makanannya, lalu menyuruh salah satu maid untuk membereskannya.

Chanyeol berjalan kearah kamarnya, ia ingin memeriksa keadaan Sehun. Chanyeol mengintip kedalam kamar, dan ia mendapati istrinya itu sedang berbaring. Apakah Sehun sedang tidur?

"Sehun?" Tanyanya. Sehun mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum manis kepada suaminya itu.

"Apa hyung sudah sarapan?" Tanyanya, masih dengan senyum manisnya.

"Sudah, tetapi tidak kuhabiskan. Rasanya tidak enak." Jawab Chanyeol cemberut. Ia mengambil posisi duduk di samping Sehun. Lucunya! Batin Sehun. Bagaimana rasanya jika Chanyeol bermanja-manja kepadanya?

"Hyung, kau harus menghargai masakan ahjumma. Seharusnya kau menghabiskannya walaupun tidak enak." Kata Sehun sambil menyentuh lengan Chanyeol.

"Aku tidak bisa memakan makanan yang tidak enak! Masakanmu jauh lebih enak dari masakan ahjumma itu!" Bentak Chanyeol. Sehun sedikit kaget, tetapi ia senang mendengarnya. Apakah Chanyeol sudah menerimanya sebagai seorang istri sekarang?

"Nanti malam aku akan memasakkan makan malam untukmu, hyung." Sehun bersumpah ia bisa mendengar suaminya menghembuskan nafas lega.

*

"Seminggu lagi Ayah berulang tahun. Ia menyuruh kita untuk menginap." Kata Chanyeol. Mereka kini sedang duduk berhadapan di meja makan. Sehun baru saja selesai memasak untuk makan malam -dua piring nasi goreng ayam, atas permintaan Chanyeol.

"Baiklah, hyung." Kata Sehun. Untuk beberapa saat kedua suami-istri itu sibuk menghabiskan makan malam mereka. Ketika Sehun hendak mengambil piring kotor Chanyeol, suaminya itu menahannya dengan cara mencengkram tangannya, sedikit kasar.

"Jangan mentang-mentang aku bersikap baik kepadamu, kau bisa berharap lebih, Sehun. Kau ingat kan apa yang aku katakan dulu?" Bisiknya sambil menatap mata Sehun tajam. Sehun menggigit bibirnya, kenapa ia harus mengatakan itu lagi, Tuhan?

"Aku hanya jalangmu." Chanyeol mengangguk sambil menunjukkan seringainya.

Apa Sehun benar-benar tidak boleh berharap lebih? Sampai kapan suaminya terus menganggapnya sebagai pemuas nafsunya saja?

TBC

Hyung, What am I to You? (A Chanhun Fanfiction) (Completed)Where stories live. Discover now