OO7

434 68 6
                                    

Siang itu, Aiyu Duduk sendirian di halte bus. Biasanya ia pulang bersama Taehyung, tetapi hari ini dirinya harus pulang sendiri karena sahabatnya itu memiliki kelas tambahan. Sesekali ia melirik jam tangannya sambil menghela nafas kasar.

"Apakah busnya sudah lewat? " Gerutunya karena sudah jenuh menunggu bus yang tak kunjung nampak.

"Tidak.. tidak.. seharusnya bus tiba setelah sepuluh menit aku tiba di sini." Ucapnya lagi sambil mengerakkan kakinya ke depan belakang secara bergantian.

Sebenarnya, Taehyung tak tega membuat Aiyu harus pulang sendiri apalagi setelah pingsan.

"Apa dia sudah tiba dirumah?" Taehyung bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil menatap keluar jendela.

"Taehyung !" Panggil guru yang mengisi kelas tambahan, tetapi Taehyung sedang melamun sehingga tak mendengar ketika guru memanggilnya

Guru tersebut adalah Bu Yeon. Ia adalah guru yang paling dihindari oleh semua murid di sekolah karena sangat menjunjung tinggi kedisplinan. Ia mendapat sebutan sebagai guru killer.

"Taehyung !!"

"Kim Taehyung !!!""

Sudah ketiga kalinya Bu Yeon memanggilnya, tetapi Taehyung masih melamun, hal itu membuat Bu Yeon marah sampai-sampai melempar spidol kearahnya dan tepat mengenai kepalanya.

"Akkh.." Pekik Taehyung sambil mengelus kepalanya.

Tidak ada yang berani menoleh ke arah Taehyung, semuanya fokus menatap ke papan tulis seolah-olah sedang memperhatikan apa yang Bu Yeon tulis.

"Kim Taehyung, kamu tahu kan kalau ibu sangat tidak suka jika ada murid yang tidak memperhatikan saat ibu sedang berada di depan kelas ? " Tanya Bu Yeon.

Taehyung hanya diam, ia tidak berani mengatakan apapun karena jika ia menjawab bisa saja itu akan menjadi boomerang untuknya.

"Jika sekali lagi kamu tidak memperhatikan pelajaran dariku, Poinmu akan ibu kurangi." Ancamnya.


Saat itu, Aiyu sudah berada di dalam bus. Seperti biasanya, ia mengambil earphone dari tasnya lalu menyambungkan earphone tersebut ke ponselnya dan mendengarkan lagu sepanjang perjalanan.

●□●□●

Saat itu, di rumah Suga yang mewah terdengar suara piano yang tidak beraturan. Suga sedang marah. Ia marah melihat piano yang ada di hadapannya. Tuan Han yang berdiri tak jauh darinya tidak dapat mengatakan apapun kepada Suga yang sedang marah, ia bahkan tidak bisa menghentikan ketika suga membanting piano tersebut hingga beberapa tuts-nya lepas

"Sudah ku bilang singkirkan benda ini !" Bentaknya sambil menunjuk piano yang hancur di beberapa sisi.

"Maafkan saya tuan muda, tetapi ini adalah perintah dari Tuan min." Ucap Tuan Han hati-hati.

"Singkirkan !" Pinta Suga.

" Tapi..." Ucap tuan Han tapi terhenti karena suga sudah pergi dari hadapannya.

Beberapa saat kemudian, beberapa pelayan di rumah suga mulai membereskan piano yang dibanting Suga, tentu dalam pengawasan Tuan Han.

"Simpan saja di gudang !" Perintah Tn.han

Piano itu pun di bawa ke gudang oleh dua pelayan pria di rumah Suga. Salah satu dari pelayan yang membawa piano ke gudang mulai penasaran alasan mengapa Suga sangat membenci piano tersebut sampai-sampai ia membantingnya hingga rusak.

"Apa kamu tahu kenapa Tuan Muda sangat tidak suka piano ini? " Tanya pelayan yang satu ke yang lainnya.

"Tidak, aku baru setahun bekerja di sini." Jawab yang lainnya.

it's okay [ 괜찮아 ] ; [sedang direvisi] ✔Where stories live. Discover now