Bab V - jamuan makan

27 3 1
                                    

Author update nih, part kali ini lebih panjang daripada part sebelumnya
.
.
.
.
Warning rawan typo, dan eyd, serta tanda baca berhamburan.

Selamat membaca😊😊

***

Ketika kekuatan immortal
terbentuk
Orang terpilih akan
menerimanya
Dan menghancurkan
Kutuk kegelapan

****

Ruangan 4×4 dengan ukiran kaligrafi di dinding yang berlapis emas itu menjadi hal yang menemani ketiga orang yang sibuk bercakap-cakap.

Suasana hening saat sang raja duduk di kursi utama pada meja segi empat di ruang makan itu. Pandangan matanya menatap kedua anak itu yang menundukkan kepalanya saat mata mereka bertemu.

Sang raja menghela napas. Ia tidak menduga akan berakibat sefatal itu, Ia tidak terpikirkan saat berkata dengan keras kala itu akan membuat mental kedua anak itu menjadi takut padanya.

Saat sang raja menatap putrinya, anak perempuannya itu membalas tatapannya. Sang raja mengerti maksud putrinya, walaupun ia juga tidak tahu caranya mengutarakan hal itu.

"Sampai kalian berhenti menundukkan kepala, kalian tidak akan beranjak dari kursi itu dan makanan tidak datang," kata raja itu menatap kedua anak itu yang masih menunduk.

Perempuan itu menghela napas. Seumur hidupnya, ayahnya itu tidak pernah bisa bermulut manis sedikitpun. "Ayah, tidak bisakah ayah memperhalus sedikit perkataan ayah?" tanyanya.

"Apakah perkataan ayah masih kurang ramah, putriku?" tanya raja itu dengan menatap intens putrinya.

"Seharusnya ayah berkata seperti ini, apakah kalian masih ingin menundukkan kepala setelah berada di meja makan?" kata perempuan itu dengan membeo cara bicara ayahnya.

"Ya seperti itulah maksud saya, apakah kalian masih ingin menundukkan kepala?" tanya raja itu dengan menatap kedua anak itu dan memperhalus nada bicaranya.

Kedua kepala itu menggeleng, tetapi masih menundukkan kepala. Raja itu menghela napas lagi, tidak tahu cara menghadapi ketakutan kedua anak itu.

Perempuan itu ingin sekali mendamaikan ayahnya dengan kedua anak yang menyelamatkannya itu, tetapi ia berpikir untuk ayahnya yang berdamai dengan caranya sendiri. Menyedihkan.

Sang raja menoleh ke putrinya dan perempuan itu hanya membalas tatapannya tanpa berkata apa-apa.

Melihat putrinya yang tidak ingin membantu, sang raja berupaya menggunakan cara terakhir yang ia pikirkan.

"Apa yang membuat kalian takut menatap saya dan tidak berani berkata-kata?" kata raja itu mengalihkan tatapannya kepada kedua anak itu dengan tajam.

Kedua anak itu berusaha mencari kata yang tepat untuk tidak menyindir sang raja, tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Mereka saling bertatapan sebelum Amar berkata, "anda menatap kami seperti ingin memakan kami hidup-hidup. Kami merasa anda begitu ingin menerkam walaupun anda telah menurunkan nada bicara anda." Amar telah bersiap mendengar kata-kata pedas sang raja sembari mengenggam tamgan adiknya erat di bawah meja makan.

Raja itu tertawa mendengar anak laki-laki itu yang berani menjawabnya dengan nada bicara yang menyiratkan ketakutan. "Jadi seperti itu pemikiran kalian mengenai saya?" katanya dengan tertawa.

"Baiklah, untuk memperbaiki pendapat kalian mengenai saya, maka saya akan menceritakan suatu kisah. Tetapi sebelum saya bercerita ada baiknya kalian mengangkat kepala dan menatap saya karena tidak enak jika hanya angin yang menatap saya," katanya dengan melembutkan nada bicaranya dan tersenyum.

(hiatus) prince and princess light bearer of peace(remake)#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang