-1-

27.9K 933 37
                                    

“Namanya Manggala Dewananta, biasa dipanggil Gala. Tapi jangan sekali-kali lo nambahin huruf ‘k’ di belakang namanya. karena meskipun dia itu pimpinan gengster sekolahan, dia gak bakal terima kalo dipanggil Gala(k).” Jelas Thalia sambil menunjuk salah satu dari gerombolan cowok-cowok di salah satu sudut kantin.

“Yang mana sih orangnya?” Bingung Moza.

“Itu, yang lagi duduk sambil mainan hp.” Tunjuk Tara.

“Ada satu fakta penting yang harus lo tau, Gala itu paling benci sama tiga hal. Yang pertama, cewek berisik. Yang kedua, cewek alay. Dan yang terakhir, angka tiga belas.” Jelas Thalia.

“Dan faktanya, lo adalah salah satu spesies cewek alay yang berisiknya sudah memiliki hak paten dan tersertifikasi. Alamat misi lo kali ini bakalan gak gampang.” Timpal Violet.

Moza menelan ludah, “Mampus gue. harus banget dia ya?”

“Harus.” Putus Thalia.

“Itu udah jadi perjanjiannya.” Tara menambahkan.

“Oh iya. Gue denger-denger, dia baru aja putus dari Dita sama Risa, pacar kesebelas dan keduabelasnya dua hari yang lalu.” Kata Thalia.

“What? Tuh cowok pacaran sama dua cewek sekaligus?”

“Cogan mah bebas.” Tara mengeluarkan kalimat pamungkasnya. “Itu baru yang sah pacaran. Belum termasuk selir-selir-nya.”

“Seganteng apasih tuh cowok? Masih gantengan juga pacar gue.” Ucap Violet dengan nada meremahkan.

Bingung harus bagaimana menjelaskan, Tara akhirnya membuka salah satu postingan cowok itu di instagram kamudian menunjukkannya pada Violet. “Lo jangan sembarangan, Gala itu pemenang cover boy tahun ini.”

“Gila! Cakep banget.” Pekik Violet. “Za, beneran. Kayaknya lo bener-bener harus nambahin tuh cowok dalam daftar cogan di sekolah kita.”

“Seriusan? Cover boy?” Tanya Moza tak percaya.

“Ada banyak hal yang belum lo tau tentang dia.” Ucap Tara.

Thalia menatap horror  ke arah Moza. “Gue gak tahu ini kabar baik apa kabar buruk buat lo. Tapi pacar ke...?”

it means, kalo gue...” Moza meneguk ludahnya sendiri. “Artinya gue harus jadi pacar ketigabelasnya dong.”

Tara, Violet dan Thalia kompak mengangguk.

“Lengkap sudah penderitaan lo, Za. Lo punya tiga poin penting dari hal yang paling dibenci cowok itu.” Ucap Violet.

“Tapi gak papa, gue yakin gue pasti bisa.” Seru Moza dengan semangat 45.

“Lo seriusan? Masih ada waktu buat mundur.” Ucap Tara.

“Jujur gue ragu banget sama lo.” Timpal Thalia.

“Gue masih bisa atasi ini. percaya sama gue.” Yakin Moza “Gak bakal susah ngedeketin playboy. Tinggal tepe-tepe dikit, pasti nyantol.”Cewek itu lalu menghembuskan napas kuat-kuat dari mulutnya, kemudian memulai aksinya.

Suasana kantin saat itu sedang ramai lancar, tidak terlalu penuh tapi juga tidak terlalu sepi. Situasi yang pas dan mendukung. Dengan begitu, tidak akan ada yang menaruh curiga pada aksi receh yang akan dilakukan Moza.

Cewek itu berjalan dengan aduhai-nya, melintasi beberapa orang yang ada disana. Hingga sampai tepat pada radius dua meter dari mangsanya.

Cewek itu dengan sengaja menjatuhkan ponselnya tepat saat melewati cowok itu. Cara yang klasik memang, tapi tingkat keberhasilannya cukup tinggi dan itu dapat dipastikan.

“Ups.” Cewek itu sengaja memberi kode. Agar ada yang mengambilkan ponselnya.

Dan persis seperti dugaan, cowok itu langsung merunduk, mengambil benda tersebut.

Moza sudah berteriak kegirangan dalam hatinya, tersenyum penuh kemenangan sambil melihat punggung cowok itu. “Tuh kan. Gue bilang juga apa. Gak bakal susah ngedeketin cowok playboy.” Batinnya.

“Hp lo jatuh.” Kata cowok itu sambil mengulurkan barang yang baru saja dipungutnya.

Moza yang saat itu masih larut dalam bayangan kemenangannya, langsung tersadar dan kembali fokus pada cowok itu.

Mata cewek itu membulat sempurna, senyumnya seketika lenyap begitu menyadari siapa sebenarnya mangsanya itu.

Begitu juga dengan cowok itu.

“Lo!” Pekik kedua orang itu secara bersamaan.

Hujan telah lama berlalu, meninggalkan beberapa genangan air di sepanjang jalan. Hari sudah semakin gelap, tapi cewek itu masih belum menemukan taxi, ojek, atau kendaraan umum lainnya.

Kondisinya miris, persis seperti jargonnya Cinta Laura.

‘Udah ujan, becek, gak ada ojek.'

Cewek itu melangkahkan kaki dengan kasar dan frustasinya sambil menatap kesal jalanan kosong berlubang yang dipenuhi genangan air. Moodnya benar-benar rusak hari ini.

Dan akan benar-benar rusak setelah ada ‘pengendara gila’ yang dengan seenak jidatnya melajukan mobilnya pada jarak super dekat dengan cewek itu. Sampai-sampai genangan air bercampur lumpur yang berada persis di sebelah cewek itu mencuat, memuncrat, mengenai hampir seluruh bagian seragamnya. Sehingga seragamnya itu tak lagi berwarna putih, melainkan berubah jadi ‘batik mega mendung’.

Cewek itu menggeram, meraung, mencak-mencak di tempat tak karuan karena saking kesalnya. Iapun berlari ke arah mobil itu dan memaksa pengemudinya turun.

“Woy, turun lo. Lo pikir ini jalan nenek moyang lo apa?” Bentak cewek itu sambil menggebrak kaca mobil orang itu.

Pemilik mobil yang ternyata seorang cowok itu turun dan dengan tampang tak berdosanya membuka kacamata hitamnya. Memperlihatkan wajah yang patut diakui, ganteng gak ketulungan.

“Ada urusan apa ya?” Ucap cowok itu sok cool. Meski patut diakui juga, kalau suaranya memang seksi pake banget.

“ Lo udah bikin baju gue kotor kayak gini. Dan dengan seenak jidat bilang ‘ada urusan apa?’. Kalo nyetir tuh pake mata! Lihat kanan-kiri.” Teriak cewek itu. “Lo jangan mentang-mentang ganteng trus bisa seenaknya! Pokoknya gue gak mau tau, lo harus tanggung jawab.”

Cowok itu tersenyum singkat, “Dengerin ya cewek alay, pertama, salah sendiri gak ngehindar padahal udah tau ada mobil lewat, kedua, kuping lo lo taroh mana sih? Sampe suara klakson mobil aja gak denger. Dan sekarang, baju lo kotor, lo malah nyalahin gue?”

Cewek itu membalas dengan pelototan tajam.

“Trus sekarang mau lo apa? Gue bawa pulang baju lo, trus gue cuciin gitu? Hello, emang lo pikir gue babu lo apa?” Ucap cowok itu.

“Ih, dasar nyebelin.” Pekik cewek itu. “Emang dasar ya, semua cowok sama aja! Egois. Maunya menang sendiri.”

“Terserah mau lo. Masa bodoh sama urusan lo.” Cowok itu berbalik, tapi gerakannya tiba-tiba terhenti karena cewek itu dengan cepat menyambar bagian belakang jaket yang dipakai cowok itu, memaksanya melepas jaket tersebut.

“Lo apa-apaan sih?” Kesal cowok itu.

Cewek itu melepas paksa jaket tersebut kemudian menggunakannya untuk mengelap seragamnya yang penuh air bercampur lumpur. “Nah, sekarang impas.”

"Lo ngap...."

TBC

Hai guys....

Gimana ceritanya? Suka gak?

Kalo suka, silahkan pencet bintang dibawah ya 👇. Gratis kok.

Jangan lupa komen juga ya.

Maaf kalo geje.

Terimakasih sudah membaca.

Sampai ketemu di next chapter!

MANGGALA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang