17

6.2K 722 356
                                    

"Dia adalah calon mantu kalian"

"Hah?"

Ibu dan ayah Yukhei saling bertatapan mendengar ucapan anak mereka yang tengah tersenyum lebar. Sedangkan Haechan masih diam, mencoba mencerna situasi yang dia hadapi.

"Om kau bicara apa-"

Ucapan Haechan terhenti saat wanita cantik didepannya memeluk tubuhnya dan tersenyum.

"Kau pasti yang bernama Donghyuck itu kan?"

Mata Haechan berkedip bingung dengan apa yang dikatakan wanita didepannya karena wanita itu berbicara menggunakan bahasa Kanton yang sama sekali tidak ia mengerti.

"Iya ibu dia Donghyuck"

"Dan Haechan dia Jessica, ibuku. Dan pria ini Kris, ayahku"

Haechan mematung mendengar ucapan Yukhei, jadi dua orang dewasa dengan aura berkelas didepannya ini adalah orang tua Yukhei. Dia tak menyangka jika Yukhei adalah anak orang kaya, maksudnya Yukhei sama sekali tak terlihat seperti orang kaya. Dengan gugup dia membungkuk sopan dan tersenyum gugup.

"Ha-hallo ak-Saya Kim Donghyuck, tapi saya lebih suka dipanggil Haechan. Sa-salam kenal"

Haechan mengambil napas dalam, mencoba menetralkan perasaan gugupnya. Ditambah dengan dua pasang mata yang terfokus menatapnya, membuatnya semakin gugup.

Jessica dan Kris menoleh pada Yukhei, menunggu Yukhei menterjemahkan ucapan Haechan.

"Dia bilang, namanya Kim Donghyuck tapi dia lebih suka dipanggil Haechan dan salam kenal"

Sepasang suami istri itu mengangguk paham, tangan Jessica bergerak mengelus surai madu Haechan dan tersenyum kecil.

"Salam kenal Haechan, ternyata kau lebih manis dari yang difoto"

Kini giliran Haechan yang menoleh pada Yukhei, meminta pria tinggi itu menterjemahkan perkataan ibunya.

"Ibuku bilang kau manis"

Dahi Haechan mengerut dan berbalik menatap Jessica.

"Maaf ibunya Om Yukhei, aku memang manis tapi akhir-akhir ini aku tampan bukan manis"

Lagi Jessica menoleh pada Yukhei.

"Haechan bilang terima kasih dan ibu sangat cantik"

Jessica tersenyum lebar sembari menatap Haechan.

"Terima kasih. Haechan juga cantik, pantas Yukhei menyukaimu"

"Ibuku bilang. Hanya Yukhei yang tampan"

Yukhei menahan tawanya melihat wajah tak terima Haechan yang terlihat absurd dimatanya.

"Kurasa ibumu harus pakai kacamata"

"Haechan!"

Yukhei menyiku tubuh kecil Haechan sampai si empunya mengaduh sakit dengan mata yang mendelik tajam padanya namun tak Yukhei hiraukan.

"Ada apa?"

Yukhei menggeleng dengan tertawa canggung melihat wajah cewas ibunya.

"Tidak ada apa-apa ibu dia hanya lapar"

"Kalau begitu ayo kita makan malam, lagipula menunya sudah siap dari tadi untuk kalian"

Yukhei mengangguk, berjalan masuk mengikuti langkah kedua orang tuanya dengan tangan yang sibuk menyeret lengan Haechan, tak memperdulikan wajah cemberut Haechan yang berjalan ogah-ogahan mengikutinya dari belakang.

~•~

Makan malam berlangsung dengan tenang, lupakan tentang Haechan yang merengek tidak mau makan sayurnya juga Yukhei yang terus menerus salah menerjemahkan ucapan Haechan dan orang tuanya dengan sengaja, hingga membuat para pelayan bingung karena makan malam yang biasanya berlangsung khitmat menjadi 'sedikit' berisik. Yaa berlangsung dengan tenang.

Warna [END]Where stories live. Discover now