Miracle In December (Sehun - Jiyeon)

729 93 19
                                    

"Kajja sepertinya halmoeni memasak makanan enak sayang," ucap Sehun lalu membawa Nara menuju dapur rumahnya. Sejujurnya Sehun merasa sangat bingung dengan apa yang terjadi. Harum aroma ini seperti bukan makanan yang di masak ibunya. Ini seperti masakan seseorang yang begitu Nara dan dirinya rindukan.

"Kalian kemana saja?"

"Eomma!"

"J-jiyeon!"

Jantung Sehun seperti berhenti berdetak saat melihat wanita berambut panjang yang kini berbalik menatapnya. Dia menurunkan Nara perlahan dari gendongannya. Apa ini? Dia tidak bermimpi? Sosok itu? Benarkah dia Jiyeon yang begitu dia dan Nara rindukan? Benarkah sosok itu Jiyeonnya?

"Eomma pulang!" seru Nara berlari dan menghambur kepelukan Jiyeon. Gadis kecil itu terisak karena akhirnya dia bisa memeluk ibunya. Akhirnya dia bisa merasakan bagaimana hangat dekapan ibunya. Ini nyata dan Nara sedang tidak bermimpi. Ibunya benar-benar ada, dia bisa menyentuh dan memeluknya. Nara tidak lagi melihat sosok itu dari bingkai potret seperti biasanya. Ibunya benar-benar bisa Nara sentuh dan dia peluk.

"Wae? Memangnya eomma kemana?"

Sehun ingin pingsan rasanya saat mendengar suara halus itu menampar indera pendegarannya. Ini suara Jiyeon. Sehun menampar pipi kanannya cukup kuat, dia ingin membuktikan jika dia tidak sedang bermimpi saat ini.

"Sakit!"

Ini nyata!

Sehun bisa merasakan rasa sakit karena tamparannya sendiri. Dia benar-benar merasa sakit.  Jiyeon nya kembali, Tuhan mendengar doanya untuk mengembalikan Jiyeon pada dia dan Nara. Sehun berlari memeluk Jiyeon dan Nara. Dia menciumi puncak kepala Jiyeon dan Nara bergantian. Keajaiban ini, Sehun sangat bersyukur atas keajaiban di bulan desember yang dia dapatkan.

'Tuhan Jika ini mimpi jangan bangunkan aku dan Nara.'

==================================***============

Sehun masih terdiam tidak percaya. Dia memandangi sosok wanita yang kini tengah menepuk pelan bahu mungil Nara yang baru saja terlelap. Wanita itu sesekali mengusap dan menciumi wajah cantik putri mereka.

"Nara ku sudah tumbuh besar. Dia sangat cantik namun tidak mirip dengan ku," gumam Jiyeon membuat Sehun terkekeh dengan tetesan airmata yang mengalir. Ini Jiyeonnya. Dia benar-benar Jiyeon istrinya, keluhan itu selalu dia dengar dari Jiyeon yang merasa bahwa Nara tidak sedikitpun memiliki kemiripan dengannya.

"Yeobo kenapa menangis?" Jiyeon membulatkan matanya. Dia tidak mengerti kenapa Sehun menangis sambil tertawa, apa ada yang salah dengan suaminya? Kenapa Sehun bersikap sangat aneh.

"A-ani. Aku sangat bahagia chagi," ucap Sehun seraya meraih tangan mungil Jiyeon. Dia mengelus lalu mengecup nya lembut.

"Gomawo karena sudah kembali pulang Jiyeon-a."

"Gomawo karena sudah menunggu ku Sehun-a."

Keduanya saling menatap, bibir itu saling berbalas senyum dengan jarak yang semakin menipis diantara keduanya.

============***================

Sinar matahari masuk melalui celah jendela dan mengusik tidur ayah dan putrinya yang masih terlelap dalam tidur nyenyak mereka. Keduanya saling mendekap dan berbagi kehangatan untuk satu sama lain.

Missing YouWhere stories live. Discover now