20

2.8K 228 3
                                    

"unnie!"

"ASTAGA!!" teriak irene kala ia memasuki dorm nya.

"hehehehehe. unnie dari mana saja? kenapa baru pulang? apa unnie membawakan ku sesuatu?" ucap yeri sambil tersenyum ceria.

sontak hal itu menggundang pukulan kecil di kepala yeri,
"unnie... kenapa memukul ku lagi" rengek yeri sambil memegangi kepalanya yang ngilu karena ulah irene. jangan salah, walau tangan irene mungil tapi tenaganya sangat kuat dan keras.

"kau sendiri kenapa mengagetkan ku? sehari saja bisa tidak, agar kau tenang. dan juga, kau bilang tadi akan memberi ku kabar tapi nyatanya kau juga tidak menghubungi ku. kau pergi dengan siapa eoh tadi?" tanya irene sambil melipat kedua tangannya di dada.

yeri yang sudah merasa adanya aura tidak menyenangkan keluar dari tubuh irene pun mulai merinding.

"kan aku sudah bilang tadi, aku akan pergi bersama temanku" jawab yeri pelan.

"teman yang mana? saeron? soohyun? nayeon? rose?"

"bukan mereka, tapi teman sekolah ku"

setelah berkata begitu, yeri diam menunggu perkataan irene selanjutnya. irene yang sudah mengenal yeri selama 8 tahun lebih pun dengan cepat bisa mengetahui bahwa ada yang salah dari maknae di grup nya itu.

"hei kau. kita perlu berbicara setelah ini, tunggu aku di ruang tamu"

setelah itu irene pergi ke kamarnya untuk berganti baju, sementara yeri terus merutuki dirinya sendiri. seharusnya tadi ia bilang bahwa ia pergi dengan saeron. jika begini, wanita itu pasti sudah tau bahwa yeri berbohong.

🐰🐰🐰🐰🐰

saat ini jin sedang berada di dalam kamarnya, lebih tepatnya sebuah ruangan khusus yang berada di dalam kamarnya. sebuah ruangan dimana ia mengabadikan semua hasil foto nya.

sedari tadi pria itu terus tersenyum melihat kamera nya yang berisikan video dirinya dengan seorang gadis yang baru saja ia antar pulang.

dimulai dengan saat di perpustakaan, sampai di restoran, banyak hal yang terjadi dan tidak jin sadari. tapi karena semua sudah ia abadikan di kameranya, ia jadi menyadarinya, bahwa hal yang dirinya alami barusan adalah euphoria terbaik di hidupnya.

ia kemudian beranjak dari duduknya dan mencetak foto foto yang ia ambil menjadi sebuah polaroid dan ia gantung di sekitar tembok di ruangan itu. betapa puas dirinya ketika memandangi semua foto foto itu, antara puas karena memandang orang yang berada di foto itu, dan puas karena skill nya bertambah bagus dalam memotret.

"jin hyung, kau tidak mau makan?" suara seseorang dari luar pintu ruangan itu.

jin segera mematikan lampu ruangan itu dan pergi keluar untuk menemui sang sumber suara.

"oh? jhope, kenapa? aku tidak mendengar jelas perkataanmu tadi"

"apa kau tidak mau makan?" ulang jhope.

"ne baiklah"

🐰🐰🐰🐰🐰

"jadi, apa ada yang mau kau ceritakan padaku tentang hari ini kim yerim?" tanya wanita itu sambil duduk tenang dengan kaki yang menyilang dan kedua tangannya ia lipat.

"kan aku sudah bilang bahwa aku tadi pergi bersama teman sekolah ku"

"kenapa kau tidak jujur saja padaku? kau sadar betul bahwa aku mengetahui kebohongan mu. sekali lagi aku bertanya dan jawablah dengan jujur. kau pergi dengan siapa? sebutkan namanya"

"irene unnie, mungkin yeri berkata jujur bahwa ia pergi dengan teman sekolah nya."

"tidak, wendy. kau juga merasakan bahwa yeri berbohong kan? kau hanya mau mengalihkan topik ini dariku"

hening.
semua member red velvet di ruang tamu hanya bisa diam mendengar apa yang akan irene dan yeri katakan.

irene menghembuskan nafasnya kasar, sudah beberapa menit ia menunggu yeri untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi gadis itu selalu memberinya jawaban yang absurd.

"dengar, aku tahu kau tidak ingin memberitahukan ini kepadaku. baiklah jika itu memang keputusanmu, aku tidak akan bertanya lagi. tapi jika suatu saat nanti terjadi sesuatu yang berhubungan dengan hal ini, aku tidak akan mau ikut campur" ucap irene mengakhiri pembicaraan itu dan segera berlalu pergi ke kamarnya.

sementara yeri dan member red velvet yang lain masih diam.

"yeri, aku juga tahu kau menyembunyikan sesuatu, tapi karena kau sudah cukup dewasa sekarang, aku tidak akan ikut campur dengan urusanmu. hanya saja jangan sampai itu membuat masalah yang akan kau sesali nantinya" ucap seulgi pergi menyusul irene.

"kalau begitu aku juga pergi dulu" susul joy.

kini diruang tamu itu tinggal ada yeri dan wendy. mereka sama sama diam sejak beberapa menit yang lalu.

"yeri" panggil wendy, "kenapa tidak kau beritahu kan saja tentang ini?"

"unnie, ini tidak seperti yang kau pikirkan, kami tidak ada apapun. sekalipun aku mengetahui dengan jelas bagaimana perasaan ku tapi tetap saja semua ini masih absurd untuk diceritakan kepada yang lain. dan terlebih lagi, irene unnie tidak akan membiarkan ku melakukan ini jika hanya dengan alasan itu. aku butuh alasan kuat yang bisa kujadikan pembelaan didepannya" ucap yeri sedikit frustasi.

"jadi kau akan menceritakannya jika kau dan dia sudah menentukan tentang kalian?" tanya wendy yang dijawab anggukan oleh yeri.

wendy menghela nafasnya pelan,
"baiklah jika itu memang kemauanmu, ini adalah hidupmu. aku hanya berharap kau tidak melakukan sesuatu yang akan menyusahkan dirimu sendiri"

Our Ending ; jinreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang