-Surat terbuka untuk Ibu Sukmawati Soekarno Putri-

44 1 0
                                    

Assalamualaikum.
Apakabar Ibu?
Ibu mungkin baikbaik saja dengan masalah yang ibu perbuat bukan?

Saya pecinta puisi. Tapi anehnya saya bahkan membenci puisi yang Ibu buat. Mohon maaf.
Bagi saya, puisi bukan hanya sekedar cerita karangan. Ia adalah untaian kata indah dari cerita yang benarbenar bermakna. Tapi apa yang Ibu lakukan? Ibu merusaknya. Sangat merusaknya.

Boleh saya mengklarifikasi puisi Ibu? Boleh atau tidaknya sepertinya akan tetap saya lakukan. Ibu tidak tau islam? Tapi mengapa malah mengatakan sesuatu yang Ibu sebenarnya tidak tau? Ibu berbicara tapi tak berilmu. Bukankah lebih baik diam? Jika tidak tau seharusnya mempelajari, bukan malah berpuisi.

Ibu tau? Bahkan non muslim saja menghormati adzan. Ibu juga seharusnya tau,
indonesia merdeka atas dasar dari kalimat "Allahu Akbar". Kalimat agung yang beberapa kali diulangi dalam adzan yang Ibu sebut kidung lebih merdu darinya. Sepertinya hati Ibu benarbenar tertutup. Semoga Allah membukanya.

Oia.. Mengenai cadar. Membandingkan cadar dengan konde itu seperti berlian dengan kerikil. Berlian adalah cadar, dan (maaf) kerikil adalah konde. Lelucon yang tidak lucu. Saya salah satu dari sekian muslimah yang bercadar. Ibu takkan tau betapa marahnya saya saat agama saya, keyakinan saya, apa yang saya pakai, dikoyakkan dengan katakata. Jika Ibu tak suka. Biarkan kami mengikuti ajaran Nabi kami. Kami hanya menjaga diri kami. Hijab menjaga wanita. Sebab wanita itu mulia maka islam menjaganya.

Dan mengenai apa yang Ibu katakan,
"Saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat
dibeberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat islam seperti Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain". Sekarang saya tanya, Ibu pernah ke Indonesia Timur? Pernah ke Papua? Saya tinggal di Sorong, Papua Barat.
Saya lahir, dan besar ditanah papua. Ibu pikir kami disini minim pengetahuan? Ah ibu.. Ditempat saya tinggal mayoritas muslim.
Kami bahkan mungkin lebih mengetahui islam daripada ibu yang hanya berpuisi tanpa pengetahuan. Ibu seringseringlah belajar sejarah, jangan hanya berasumsi.
Islam masuk ke Papua pada abad kedelapan masehi. Dibawa oleh empat orang syeikh dari irak. Jadi, kami dipapua sudah lama mengenal islam. Kami tidak buta islam, justru sebaliknya ibu lah yang buta akan Islam.

Semoga Allah membuka pintu hati Ibu.
Semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita.
Wassalamu'alaikum.


-WestPapua
-04april2018

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sekumpulan Surat KecilWhere stories live. Discover now