3

151 8 2
                                    

"Agni!" Agni yang baru saja melewati pintu gerbang sekolah menoleh ke sumber suara, Agni mendengus karena ternyata Cakka yang memanggilnya sambil melambai-lambaikan tangannya jijai, Agni menggerutu dalam hati sepertinya nasib sial sudah menunggunya pagi ini. Dan benar saja, baru saja Agni berhadapan dengan Cakka, cowok itu sudah menyuruhnya membawakan tasnya yang sejak tadi teronggok tak berdaya di dekat kakinya dan yang paling menyebalkan adalah dengan lantangnya cowok itu mengumumkan bahwa mulai hari ini Agni resmi jadi pembantunya. Serta merta saat itu juga terdengas kasak-kusuk dari setiap penjuru.

Shilla yang kebetulan berdiri di belakang Agni terbelalak tak percaya, Agni yang terkesan sulit menerima orang baru di kehidupannya ko mau-maunya sih jadi pembantu Cakka. Shilla menatap Agni menunggu jawaban tapi ga ada satu kata pun yang meluncur dibibir Agni, bahkan sekedar untuk membantah omongan Cakka pun tidak, Shilla jadi bingung apa sebenarnya yang telah terjadi.

sementara itu Agni Cuma bisa berpasrah ria, ia sudah kalah taruhan dan terpaksa menuruti apa kata Cakka, cowok tengil itu tampak tersenyum bangga melihat kekalahan Agni. Agni mengambil tas Cakka yang Nauzubillah tas Cakka berat banget Agni ga kuat mengangkatnya, sekali lagi Agni mencoba dengan berusaha sekuat tenaga dan Alhamdulillah bisa, tapi karena tas Cakka berat membuatnya terhuyung ke belakang untung saja Agni ga jatuh, heran deh kenapa tasnya berat banget ni anak bawa apa sih?. Pikir Agni.

Shilla yang melihat Agni kesusahan ingin membantunya tapi di hadang oleh Cakka.

"Ga usah Shill! Agni bisa sendiri ko, ia kan Ag?" tanya Cakka sambil tersenyum menyebalkan. Agni Cuma mengangguk ia ga mau di cap lemah sama cowok tengil ini.

"Yuk Shill kita ke kelas!" dengan santainya Cakka berlalu meninggalkan Agni, sambil merangkul Shilla. Heuh!!!!!

@@@

Agni meletakan tas Cakka di atas meja kasar menimbulkan suara gaduh, semua yang ada di kelas kontan meloneh ke arah Agni, ia terdiam sesaat memandang sekelilingnya kemudian untuk kesekian kalinya mendengus, baru Agni sadari ternyata Cowok rese itu sekelas dengannya. Dan bahkan omaigat! Semeja dengannya. Agni menatap Shilla memberi kode agar mau berganti tempat duduk dengannya, Cakka yang kebetulan melihat itu langsung menarik tangan Agni agar duduk di sampingnya, ia mengerti maksud dari isarat Agni.

"Lo ga boleh pindah!" tandas Cakka sambil merogoh tasnya mengeluarkan sebuah kotak yang ukurannya lumayan besar. Dengan santai Cakka menghampiri Debo dan meletakan kotak itu di meja Debo.

"Ini De kotak perkakas tadi ga sengaja gue bawa dari mobil lo" ujar Cakka enteng. Agni melongo apalagi saat ia tau apa isi dari kotak itu. Grrrrrrrrr.....!!!!!!

@@@

Bel tanda waktunya istirahat sudah berbunyi sejak tadi.

Tiga orang gadis tengah duduk di salah satu bangku yang berada di sudut kantin, dua di antaranya menatap Agni yang sedang di perintah-perintah oleh Cakka seperti pembantu dengan perasaan bingung. 

"dia siapa?" Sivia bertanya sambil menyikut tangan Shilla yang langsung di balas erangan gadis itu karena minuman yang Shilla teguk tumpah dan hampir mengenai roknya. Shilla meletakan minumanya sambil melotot ke arah Sivia yang hanya di balas tatapan acuh dari gadis itu.

"dia Cakka, anak baru di kelas gue" jelas Shilla singkat kemudian melanjutkan kembali membaca novelnya yang tadi sempat terhenti.

  @@@  

Tak!

Agni meletakan gelas minuman yang Cakka pesan di atas meja dengan kasar, refleks Cakka langsung mundur takut kalau celananya terkena tumpahan dari minumannya. Cakka berdecak kemudian menoleh menatap Agni yang juga tengah menatapnya dengan geram. mungkin Agni ngerasa di mainin karena beberapa kali Cakka menyuruhnya memesan makanan dan minuman. sebenernya Cakka cuma nyuruh Agni pesen Bakso sama es teh manis tapi begitu pesenanya udah datang Cakka suka mengeluh kalau ada yang kurang, misalnya 

"Ag! baksonya kurang garem tambahin gih" 

"Ag! tambahin kuahnya dikit lagi dong ini keasinan"

"Ag! kayaknya esnya juga kurang manis deh"

"Ag! tambahin esnya dong dikit lagi"

"Ag! ini kebanyakan kurangin lagi esnya"

"Ag! sedotanya mana?"

"Ag! Ag! Ag!"   masih banyak lagi permintaan Cakka sampai-sampai Agni harus bolak-balik ke penjual bakso sama es teh cuma buat melaksanakan perintah Cakka.

Sadar kalau Agni mulai marah salah satu sudut bibir Cakka naik ke atas, Cakka sedang mengejeknya pikir Agni. 

"Lo marah hah?" Agni melengos tak menanggapi pertanyaan Cakka, ia hentakan kakinya sebentar kemudian melangkah meninggalkan Cakka ke arah di mana teman-temannya sedang duduk. Agni udah ga peduli lagi sama teriakan Cakka yang memanggil-manggil namanya.

begitu sampai di tempat teman-temanya Agni langsung menyambar minuman yang ada di atas meja mencoba meredam emosinya. Ify berdecak kesal karena kini minumanya sudah di teguk habis oleh Agni.

"lo kenapa ga bilang kalo dia sekelas sama kita Shill?" Agni mendaratkan bokongnya di salah satu bangku kosong tanganya bergerak meraih minuman lagi tapi kali ini Agni kalah cepat Sivia Berhasil menyelamatkan Jus mangga miliknya. Agni menatap Sivia sekilas kemudian meraih gelas yang tersisa es jeruk milik Shilla.

"Gue juga baru tau tadi Ag. Ingat! dua hari kemaren lo ajak gue bolos" jawab Shilla, matanya tetap pokus membaca novel di tangannya.

Agni diam. Apa yang Shilla katakan emang bener dua hari kemaren Agni ngajak Shilla bolos. sebenernya Agni dan Shilla berangkat ke sekolah tapi engga satu pelajaran pun mereka ikuti baik Agni maupun Shilla malah sibuk sama urusannya masing-masing. Agni jadi nyesel kenapa juga ia harus bolos.

  @@@  

sehabis dari kantin seperti biasa Shilla selalu menghabiskan sisa waktu istirahatnya di bangku taman sekolah sambil sesekali memainkan gitar putih kesayanganya.

"Hai Shill!"

Shilla menolehkarena tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.

"Cakka kenapa?"

"Ini punya lo?" Cakka duduk di samping Shilla kemudian menyodorkan sebuah benda berbentuk pipa padaShilla.

"Loh ini kaninhaler gue ko ada di lo?"

"Gue temuin ini disini kemarin, jadi gue pikir ini punya lo"

"Oh pantes! Thanks banget ia Kka gue ga tau mesti gimana kalo sampai inhaler gue hilang"

"Ia sama-sama, lain kali lo jangan sampai ceroboh lagi, BTW ko gitarnya di angguri gitu ja" Cakka melirik Gitar Shilla sekilas.

"Oh ini gue bingung mau nyanyi apa"

"Boleh gue pinjem?"Shilla mengangguk kemudian menyerahkan gitarnya.

Cakka terdiam sejenak berpikir. Ga lama kemudian lagu One time-nya JB mengalun dari bibir Cakka, Cakka kadang menatap Shilla dalam bikin Shilla jadi melting di buatnya, ga tau kenapa Shilla ngerasa jantungnya berdebar-debar, bukannya Shilla GR tapi Shilla ngerasa Cakka nyanyiin lagu itu buat dia.

@@@

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Anger LoveWhere stories live. Discover now