CHAPTER SEVENTEEN

1.2K 236 31
                                    

"Motor lo kok nggak ada di luar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Motor lo kok nggak ada di luar?"

"Gua jual. Nih duitnya buat bayar utang."

Kefas bingung harus shock soal keputusan Galang, atau justru soal wajah Galang yang mendadak berantakan lagi, untuk yang kedua kali dalam kurun waktu dua, atau tiga, minggu.

"Kenapa lo jual?" tanya Kefas.

Galang mengendikan bahu. "Gua capek, Bang. Gua capek dikejar-kejar. Gua capek orang-orang yang gua sayang jadi taruhannya. I'm just too tired."

Kefas menghela napas. Seharusnya dia yang merasa bersalah karena belum bisa menjadi abang yang baik untuk Galang dan Nathan. Dirinya belum bisa melindungi adik-adiknya. Abang macam apa dirinya?

"Udahlah, nggak usah nyalahin diri sendiri. Gua juga udah capek balapan mulu."

Kefas tertawa kecut. "Kalau duit gua kekumpul, gua beliin, ya, motornya."

"Nggak usah. Lo nggak tau kalau nanti di suatu hari yang cerah, bakal ada preman yang nyegat lo dan nagih utang, yang bahkan, lo nggak tahu kemana larinya duit sebanyak itu. Hidup kita udah dan bakal makin berubah untuk ke depannya, Bang."

Kefas tahu, Galang dan Nathan dipaksa berkembang lebih cepat dari umur yang seharusnya. Kefas tahu, mereka berdua tersakiti. Mental dan fisiknya. Sedangkan Kefas di sini, masih dan sedang berusaha membuat mereka bahagia, mengganti semua waktu yang terbuang untuk mengobati luka.

"Mulai besok gua bakal cari kerjaan. Kita harus punya tabungan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lost boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang