Baby, I do love you

42.4K 2.1K 141
                                    

Dedikasi buat senior SaiRein yang bersedia memberikan ide yang luar biasa ini. Hehe, terimakasih juga udah membantu buat periksa sana-sini. Ngga nyangka kalo senior benar-benar bawel *ups

Warning!
SEXUAL CONTENT BETWEEN TWO GUYS!

HOMO - YAOI - PERCINTAAN COWOK - ERORO HOMO - AREA! [R]

Diharapkan komen dan votenya ya

-Ru The
Unknowngay



~~~* Baby, I do love you * ~~~



"Fuck!"

Aro mengerang. Kedua tangannya terkepal kuat-kuat, mencengkram seprai yang berantakan di bawah tubuhnya. Keringatnya mengucur deras dari tubuhnya, meluncur turun dengan cepat. Mulutnya mendesah tiap kali dia menarik napas, terbuka lebar dan mengeluarkan erangan dan rintihan. Otot-otot tubuhnya menegang dan jantungnya berdegup luar biasa bersamaan dengan adrenalinnya yang semakin meningkat.

Seluruh tubuhnya berdenyut. Sakit. Menusuknya sampai ke tulang-tulang.

"Rick, please..." dia mengerang lagi, nyaris merobek seprai dengan kekuatannya. Tubuhnya terpental sekali lagi begitu merasakan hentakan luar biasa.

"Tidak!" Terdengar balasan dari belakangnya. Kasar dan keras.

"Tapi—"

"Aku sudah memperingatkanmu kalau aku tak suka kau bersikap seperti itu. Tapi, apa kau pernah mendengarkan?"

Aro merintih, kepalanya terkulai ke atas bantal. Rambutnya basah karena keringat. Punggungnya tiba-tiba bersentuhan dengan kulit yang penuh keringat, memeluk pinggangnya dari belakang.

"Kau harus menerima hukumanmu karena mengacuhkanku," suara Rick berbisik di telinganya. Pria itu menghisap leher Aro, membelai dada telanjangnya dengan tangannya yang kasar tapi lembut, yang direspon Aro dengan mengerang.

"Tapi ini tak adil!" Aro mencoba protes, "kau tak mengijinkanku untuk—fuck—ah! Hen—uh—aah—tikan!"

Aro berteriak begitu Rick mengerakkan pinggulnya lagi, menghantamkan dirinya pada Aro. Pandangan Aro kabur lagi, air mata kembali bergulir. Tangannya gemetaran sampai akhirnya jatuh begitu saja karena tak bisa menahan hentakan Rick yang seperti orang kesetanan.

Sudah dua jam mereka bercinta.

Dan sekalipun Rick belum mengijinkannya untuk keluar padahal pria itu sudah dua kali memenuhi dirinya dengan benihnya.

Hukuman ini tak adil, meski dia pantas mendapatkannya.

Semua ini disebabkan karena kejadian hari ini, empat jam lalu.

Aro tengah menyambut tamu bisnisnya, seorang pria tampan dari Prancis, untuk membicarakan kesepakatan bisnis mereka. Rick saat itu ada di belakangnya, mengawasinya sebagai seorang asisten seperti biasa.

Berbeda dengan Aro, yang liar dan suka menggoda dengan senyuman dan kedipannya, Rick sangat tenang, pendiam dan selalu menjaga ekspresinya. Kedua orang ini menjalin hubungan diam-diam selama dua tahun, tapi Rick sepertinya mulai habis kesabaran padanya begitu Aro memberikan kecupan di bibir pada pria Prancis itu setelah mereka menandatangani kesepakatan.

Setelah kepergian si pria Prancis—yang Rick maki-maki dalam kepalanya—sang asisten menariknya masuk ke kamar rahasia yang ada di belakang perpustakaan. Tanpa banyak bicara, dia mendorong Aro ke tempat tidur, melepas stelan kantornya dan menyerang Aro.

"Rick," Aro tertawa kecil, mendorong dadanya begitu pria itu menindihnya, "tidak sekarang, Baby. Aku masih ada acara."

Pria itu malah menarik lepas pakaiannya. Kancing-kancing berhamburan kemana-mana. Mata Aro membelalak kaget. Dia menelan ludah begitu melihat mata Rick yang berkilat marah, kesal, penuh cinta sekaligus juga nafsu.

Baby, I do love youМесто, где живут истории. Откройте их для себя