Prolog

22 4 2
                                    

Aku, Iris Samantha.
Aku seorang siswa baru tingkat sekolah menengah.

Semester pertama kulewati dengan sangat baik. Aku mewakili sekolahku dalam berbagai kegiatan antar sekolah.

“Ketua kelas terbaik dan kesayangan para guru, kata temanku.

Akhir semester, ku akhiri dengan menjadi peringkat pertama dikelas. Ah, bukan hanya tingkat kelas. Aku juga berhasil menjadi peringkat teratas di seluruh angkatanku.

Kisah itu dimulai ketika aku menginjak semester kedua ku di sekolah. Aku terpilih menjadi bendahara OSIS. Kegiatan OSIS membuatku harus berkoordinasi dengan semua anggota bidang OSIS dan ketua kelas.

Saat itulah, aku mengenalnya karena dia seorang anggota OSIS dan juga ketua kelas. Awalnya, kami hanya berbicara mengenai kegiatan OSIS lalu kemudian saling sapa saat berpapasan.

Di akhir semester kedua pada tingkat pertama ku di sekolah, aku di kejutkan oleh sesuatu. Seperti biasa, aku menjadi peringkat pertama dikelas dan di seluruh angkatanku. Setelah itu, ada seorang guru yang menambahkan event khusus dengan memberikan  penghargaan kepada siswa dengan nilai tertinggi di mata pelajaran yang diajarkan olehnya, matematika. Itu adalah pelajaran kesukaanku dan aku dikejutkan oleh kenyataan bahwa aku di peringkat kedua tertinggi di mata pelajaran itu.

"Ada seseorang yang melampaui nilaiku di mata pelajaran yang paling ku sukai", pikirku.

Dia, si ketua kelas itu, Manuel Philip. Aneh memang, tapi sungguh moment itulah yang menjadi awal mulaku menganggapnya menarik. Tak lagi hanya sebatas partner dalam melancarkan kegiatan OSIS.

EVANESCENTWhere stories live. Discover now