25. Katakan Saja

22.7K 1.2K 11
                                    

Malam ini Nina begitu bahagia karena kedatangan Raja. Bukan hanya Raja, tentu ada Gita dan si kecil Mia.
Gilang tampak sibuk menyambut ketiganya dengan membuat jamuan makan malam.

Gilang melakukannya dengan baik. Kemampuan memasaknya benar-benar tidak diragukan lagi. Nina tersenyum puas saat di mana ia menyicipi udang saus padang buatan suaminya. Raja dan Gita bahkan melakukan hal yang sama. Beda halnya dengan Mia, anak satu itu tampak begitu lahap makan sampai tidak mengindahkan orang-orang di sekitarnya.

"Mia sudah beberapa kali makan masakan Gilang," ucap Gita begitu sadar Nina memerhatikan Mia sejak awal.

"Beneran, Lang?" tanya Nina dan Gilang mengangguk membenarkan.

Mulanya Nina percaya jika Mia tengah menikmati makannya. Tapi, makin lama Nina merasa curiga. Mia adalah anak yang biasa bicara tanpa henti. Sekalipun saat dihadapkan dengan makanan dan segala sesuatu yang ia suka.

"Mia marah sama tante?" tanya Nina tiba-tiba.

Raja menahan tawa dan menatap Mia serta Nina bergantian. "Om Ilang bohong sama Mia."

"Bohong apa?" tanya Gilang tak kalah bingungnya dengan Nina.

Suara tangis memenuhi ruangan. Mia menangis sampai sesegukan, sementara Gilang tidak melakukan apapun kecuali berpikir di mana letak kesalahannya pada Mia. Gita yang duduk di samping Mia mengusap rambutnya pelan. Beberapa kali Gita menoleh ke arah suaminya. Raja memang sengaja membiarkan anaknya menangis, seolah-olah Gilang memang benar-benar bersalah.

"Mas, udahlah..." gumam Gita.

"Mia marah karena kalian sudah menamakan anak-anak. Jelas-jelas Gilang sudah janji membiarkan Mia ikut menamai anak kalian," jelas Raja yang langsung membuat Gilang terkekeh geli.

Dengan segenap rasa bersalahnya, Gilang mengangkat tubuh Mia lalu memangkunya. "Mia boleh memberikan nama untuk anak pertama dan kedua om Ilang sama tante Nin. Sudah siapkan namanya?"

"Lang?" panggil Raja, merasa semua itu tidak perlu dilakukan jika mereka memang sudah memiliki nama. "Kita baru menamakan Ara, sementara mereka berdua belum memiliki nama lengkap. Jadi, apa Mia sudah siapkan nama?"

Ucapan Gilang baru saja mengubah suasana hati Mia. Tangisnya langsung berhenti dan senyumnya makin terlihat jelas. Saat itu juga, Nina merasa lega dan tersenyum sumringah.

"Jadi, namanya adalah Ara?" tanya Gita.

Nina dan Gilang mengangguk dan tersenyum bersamaan. "Gilang menamainya Araminta Karsha. Bagus 'kan?"

Raja begitu bahagia melihat adiknya kembali. Senyum seperti itu sungguh sulit sekali ia temui sejak saat Nina bersama Gilang. Karenanya, senyum Raja makin pudar. Ia tertawa lirih, tapi begitu hambar bagi siapa saja yang mendengarnya.
Gita melihatnya penuh kekhawatiran. Sebisa mungkin ia coba menahan Raja dengan menggenggam tangannya dari bawah meja makan.

"Gita?" panggil Raja, "bisa temani Mia mencarikan nama untuk sepupunya?"

"Tapi Mia sama ayah 'kan udah membuatnya, Ma..." sahut Mia.

Tak bisa menolak permintaan suaminya, Gita pun membawa Mia ikut menjauh dari meja makan.
Tahu apa yang akan terjadi, Nina menautkan dua telunjuknya. Ia bahkan tidak habis pikir Raja akan melakukannya lagi. Ya, lagi. Raja memang selalu suka merusak suasana makan bersama.

"Kamu pasti ingat bagaimana pertemuan pertama kita, Gilang," ucap Raja.

Dengan tatapan yang tak terbaca oleh siapapun itu di sana, Gilang menganggukan kepala. "Beberapa bulan yang lalu, kamu masih bisa meragukan adikku. Bagaimana sekarang?"

Untouchable ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang