Part 9 - Unpredictable Kiss

13.4K 2K 75
                                    

Update part yang udah dipost sama SitiNurAtika07 waktu senin malam yaa.. Ingat jum'at pas hari kemerdekaan aku bakalan update. Dan ada yang merdeka juga dalam kisah ini.. Mau tau apa? Kevo.. Tungguin aja..

Jangan lupa vote sama komen yee.. Kasian usaha Atika nulis panjang2 nggak dikomen atau divote. Kalau dia ngambek gimana?

Cinta bisa datang darimana saja, bahkan dari hal konyol sekalipun.

"Dih.. Beraninya ngadu! Dasar dedemit ayan."

Bu Utami tidak mendengar cibiran sarkatis dari Clowy untuk Gallio itu karena dia sendiri sedang menyapa Xaren dengan hormat, selaku Direktur Finansial dikantornya.

Namun sayang, cibiran halus itu justru didengar oleh telinga Gallio sendiri, sehingga membuatnya makin kesal pada gadis di depannya ini. Lihat wajahnya, ia bahkan tidak mau memandang wajah Gallio sedikitpun seolah Gallio adalah objek yang berbahaya.

Tanpa sadar Gallio menggeram kesal. Kurang ajar sekali gadis ini. Kenapa dalam waktu berdekatan, dia harus berurusan dengan dua makhluk merepotkan yang membuatnya naik darah? Flor dan gadis bernama Clowy yang bibirnya licin oleh minyak gorengan.

Baiklah gadis kurus, aku akan ikuti permainanmu.

"Ada apa ini Bu Utami? Saya melihat ada sedikit keributan dari depan bilik kalian," sindir Gallio sembari melirik Clowy yang masih melengos padanya. Ingin sekali Gallio mencengkram dagu gadis itu agar matanya yang indah bisa menatap ke arahnya.

Cih indah? Yang benar saja!

Bu Utami sedikit terkejut setelah mendengar ucapan sang CEO barusan. Apakah Beliau mendengar celotehannya yang marah-marah pada Clowy tadi? Kalaupun iya, waduh gawat. Hilang sudah image baik hati di mata atasan yang melekat pada dirinya sejak dulu.

"Ah tidak ada keributan kok Pak Gal." Bu Utami tampak salah tingkah. Ia memposisikan tubuhnya di depan Clowy seolah ingin menjadi Pahlawan. "Saya tadi hanya memberi Clowy semangat supaya target tahun ini bisa tercapai. Begitu."

Clowy yang berdiri di belakangnya cuma melotot. Memberi semangat? Yang benar adalah Bu Utami memarahinya habis-habisan di depan teman satu divisi. Bahkan ucapannya lebih parah sebelum Pak Gallio dan Pak Xaren datang ke ruangan mereka.

Clowy ingin membela diri tapi ia langsung mengurungkan niatnya itu. Mau dari sudut manapun, atasan-lah yang paling benar. Itu aturan pertama. Kalau atasan yang salah, kembali lagi ke peraturan pertama. Mereka tidak pernah salah! Yang salah cuma bawahan rendahan sepertinya. Huh.

"Oh begitu." Gallio menganggukkan kepalanya.

"Semangat yang sangat berapi-api ya Bu Utami," tambah Xaren dengan sudut bibir melengkung. Apa Bu Utami mengira mereka berdua bodoh? Sudah jelas kalau dia memarahi bawahannya, bukan memberikan semangat seperti yang dia bilang.

"Iya Pak Xaren. Kalau tidak diberi semangat, bisa loyo tim saya. Oh iya Pak Gal, saya sudah mengirimkan laporan yang Bapak minta sebelumnya tadi pagi. Lewat sekretaris Bapak." Bu Utami tersenyum sangat ramah, berbanding terbalik saat dia memarahi Clowy tadi. Dia terlihat seperti zombie kelaparan. Seram.

Gallio mengusap dagunya, "Saya sudah membacanya sebelum kemari. Tim Sektor 7 berhasil menjual 42 dari 60 unit apartemen di sana. Dan Anda tahu, itu masih sangat jauh dari target kita."

Bu Utami terdiam dan Clowy merasa ingin kabur saja. Pasti Pak Gallio sudah tahu nama-nama sales yang berhasil menjual beberapa unit maupun sales yang tidak berhasil menjual satu unit sekalipun.

Tim Sektor 7 terbagi menjadi enam orang sehingga masing-masing harus menjual maksimal sepuluh unit apartemen yang berada di dua gedung terpisah, Gedung A, dimana furniture-nya sudah komplit dan Gedung B, yang di jual kosong alias tanpa furniture.

Under 40Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang