Mr and Mrs Almost

16K 1.6K 158
                                    

Sementara di ruang bawah.

Chase duduk di sebuah kursi di kamar yang ditempati oleh Letice.

"Untuk sementara ini aku akan memegang ponselmu. Aku akan meminimalisir pamanku atau orang suruhannya mengintimidasimu seperti barusan."

"Lagipula kau ini bodoh atau apa? Kalau kau tahu itu dari ayahku, seharusnya tidak kau angkat."

"Benigno..." Chase memberi peringatan pada Nino yang berujar sangat kasar.

"Apa yang kau pikirkan Charles? Gadis ini memang tolol. Gadis pintar mana yang mau saja tidur dengan tua bangka macam ayahku itu? Dan semua pasti karena uang. Bodoh."

"Hentikan bicaramu, Nino. Kita tidak akan mendapatkan solusi hanya dengan mengumbar emosi."

Nino menatap Letice yang duduk di tepi ranjangnya sambil menautkan jemarinya gelisah.

"Sementara ini kau harus terus berada di rumah ini, Letice. Jangan pernah keluar dari sini sampai semua beres."

Letice mendongak dan menatap Chase lalu mengangguk mengerti. Tatapan gadis papa itu teralih pada Nino lalu menunduk lagi secepat dia bisa. Bagaimana tidak kalau Nino menatapnya dengan kejengkelan yang nyata?

Chase menimang ponsel Letice lalu beranjak.

"Mintalah pada pekerja di sini kalau kau membutuhkan sesuatu."

Sekali lagi Letice mengangguk dan menatap Chase yang keluar dari kamar sambil membawa ponselnya. Lalu tatapan Letice beralih pada Nino yang menyibak tirai kamar.

"Kau harus rajin membuka jendela dan tirai. Kau ini sedang hamil. Kau harus sehat. Udara yang kau hirup harus selalu berganti dan bersih..."

Sesi ceramah yang akhirnya berlangsung puluhan menit dengan Nino yang duduk di sofa dan Letice yang duduk di tepi ranjang dengan sesekali mendongak menatap Nino heran.

"Aku tidak bermaksud apa-apa, jadi hentikan tatapan konyolmu itu."

Letice seketika menunduk dalam.

"Kau bahkan tidak mengenal kami secara dalam, gadis bodoh. Kami tidak akan membiarkan anak keturunan kami terlantar sekalipun mereka lahir dengan jalan yang salah. Kami ini para mafia dan ikatan kekeluargaan kami sangat kuat. Kau pasti tidak tahu itu. Kami bisa menjadi sangat baik, tapi kami juga tidak segan membunuh."

Letice terlihat berjenggit.

"Aku akan memikirkan sebuah solusi sementara kau jangan sekalipun membuat masalah. Kau harus tahu, Charles sedang sangat sibuk sekarang. Jadi...atur dirimu sendiri untuk tidak bertingkah."

Letice menatap Nino yang melangkah ke arah pintu. Namun Letice kembali menunduk cepat saat Nino berhenti dan berbalik.

"Aku akan menyuruh seseorang mengambilkanmu makanan. Apa yang ada di otak tua bangka tak tahu diri itu hingga berbuat seperti ini pada seorang perempuan?"

Letice tersenyum. Dia merasa, seakan dia mendapatkan sebuah pembelaan.

"Jangan berpikir kau benar. Dalam hal ini yang terbodoh adalah kau."

Deg!

Letice urung tersenyum. Pria bernama Benigno itu bagai mata pisau yang tajam. Dua sisi yang berbeda. Perhatian yang besar dan ketajaman mulut yang sanggup membuat Letice berdesir perih.

Letice menatap tak mengerti pada pintu yang ditutup sangat pelan oleh Benigno. Dia menghempaskan tubuhnya tertidur di ranjang. Berpikir bahwa dia sudah menerima begitu banyak kebaikan dan seharusnya memang dia tidak merepotkan semua orang lagi.

MY SEXY BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang