Nostalgia Batagor

434 5 0
                                    

Batagor adalah singkatan dari “Baso Tahu Goreng”, dan itu adalah makanan. Jaranglah ada orang yang membuatnya sendiri untuk dikonsumsi sendiri. Biasanya dijual, dijualnya ke kaum kami, kaum manusia. Ada pendapat lain? Silahkan. Tapi begitulah kira-kira definisi “Batagor” menurut Wikipedia.

Mang Uyun adalah ciptaan Allah, berjenis kelamin laki-laki, berkulit gelap, tinggi badan +/- 160 cm, berat badan +/- 65 kg, mata kiri 0.8 dan mata kanan 1.0, disekujur tubuhnya ditumbuhi bulu, tetapi dia tak berekor karena dia adalah kaum kami.

Apakah korelasi antara Batagor dan Mang Uyun? Mang Uyun adalah penjual Batagor di Sekolah Dasar tempat saya menjadi siswa dari guru yang tunduk kepada Kepala Sekolah, saat itu saya kelas 5 SD, seringlah saya dan teman saya jajan Batagor di Mang Uyun.

Setiap kali transaksi Batagor, pastilah Mang Uyun sambil menikmati sebatang rokok, oh ternyata merokoklah hobinya. Karena itu saya berpikir, kalaulah ada rejeki, suatu saat saya akan berikan Mang Uyun sebatang rokok gratis sebagai imbalan atas kebaikannya menjadi pen-supply Batagor kepada saya.

Hari itu hari yang cerah, menjelang bulan Ramadhan penuh berkah di tahun 1993, petasan sudah mulai terdengar dimana-mana. Dan memang anak seusia saya pada saat itu pastilah memasukkan petasan kedalam daftar anggaran jajannya, termasuk saya.

Saya membeli petasan karena bisa berbunyilah dia, dengan begitu saya menjadi senang, sesenang-senangnya. Saya juga kadang membawa petasan ke sekolah, sekedar jaga-jaga, tetapi untunglah di sekolah jarang ada razia, karena kami terkenal siswa yang baik dan rajin menabung.

Ketika itu jam istirahat pukul 09.30, saatnya kami rehat sejenak dari pelajaran yang menjadi makanan kami sehari-hari. Pada saat itu yang pertama saya pikirkan adalah Batagor, kalaulah berbicara Batagor pastilah yang ada di pikiran saya adalah Mang Uyun.

Ketika itulah saya teringat akan niat saya untuk menghadiahi Mang Uyun sebatang rokok, itu harus direalisasikan! Segeralah saya ke warung untuk membeli rokok kesukaan Mang Uyun, sehingga rokok sudah berada di tangan saya dan akan segera dihadiahkan ke Mang Uyun, saat itu tiba-tiba terpikirkan kalaulah saya hanya menghadiahi rokok saja, itu nilainya tidak seberapa, kurang berkesan rasanya. Supaya lebih berkesan, saya rogoh saku celana dan dikeluarkanlah 1 batang petasan untuk dijadikan bonus.

Saya masukkanlah itu petasan ke dalam rokok sehingga menghilanglah itu petasan ditelan rokok. Akhirnya, saya siap untuk menghadiahi Mang Uyun sebatang rokok, mudah-mudahan tak terlupakan.

Saya hampiri Mang Uyun untuk beli Batagor, dan tak lupa langsung bayar dan beri dia hadiah, “Rokok Plus Plus”. Oh, Mang Uyun berterimakasih sekali dan memuji saya sebagai anak yang perhatian dan baik hati, karena jaranglah anak kelas 5 SD memberi rokok kepada orang dewasa. Lalu, saya buru-buru pergi menjauh, saya cari posisi yang tepat dan aman untuk mengawasi dari kejauhan.

Mang Uyun menyalakan rokok yang saya beri, dan menikmati hisap demi hisapnya. Oh, saat itu terlihat Mang Uyun menyimpan itu rokok di sela jari-jari roda gerobak tempat dia berjualan, karena harus melayani pelanggan. Beberapa saat setelah itu tiba-tiba “DHHUUAAARRRR!!!” meledaklah itu rokok berkeping-keping, Mang Uyun kaget! Ternyata rokok yang saya beri ada petasannya, untunglah itu rokok meledak saat tidak sedang dihisap pikirnya.

Muka Mang Uyun mendadak menjadi “geuneuk”. Geuneuk itu kombinasi antara hitam dan merah. Wah, bahaya!! Saya harus sembunyi!! Akhir cerita, Mang Uyun datang menghampiri saya di bekingi pak Kepala Sekolah, sayapun dimarah dan harus meminta maaf, karena telah mengancam keselamatan kaum saya sendiri, kaum manusia.

DANGER!!!
DON’T TRY THIS AT HOME

NostalgilaWhere stories live. Discover now