Prolog

5 2 6
                                    

Di suatu desa yang damai, hiduplah seorang gadis remaja bernama Clara Seraphina Durley. Dia berusia 16 tahun, dengan rambut coklat berkilau dan kulit putih serta mata biru yang indah. Ia sangat senang membantu neneknya berjualan roti di sebuah toko roti di pinggir desa.

Clara hanya tinggal bersama neneknya. Ayah dan ibunya sudah lama meninggal sejak ia berusia 5 tahun. Namun, hal tersebut tak membuatnya putus asa dan berkecil hati. Walaupun penghasilan neneknya saat ini dikatakan kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, namun ia tak berkecil hati. Ia ingin terus membantu dan menyayangi neneknya, kapanpun ia bisa. Karena hanya neneknya lah satu-satunya harta bagi dirinya.

Setiap harinya, Clara disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Seperti halnya, menyapu, memberi makan kucing-kucing piaraan neneknya, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya. Memang, neneknya masih bisa melakukannya sendiri. Namun, Clara tak tega melihat neneknya melakukan pekerjaan rumah yang banyak. Lagi pula, usia neneknya juga tak lagi muda.

Clara juga sering menjadi bahan omongan warga desa itu. Karena parasnya yang cantik, yang seharusnya tidak membantu neneknya yang sudah tua. Pernah pada suatu hari seorang wanita gemuk yang sedang menjemur pakaian, melihat Clara dari bawah jendela loteng. Kemudian, segeralah ia berbisik kepada temannya, seorang wanita kurus dengan wajah yang mirip nenek sihir. "Hei Teresa, kau lihat gadis itu?" temannya pun menjawab, "haa iyaa aku melihatnya. Tapi, bukankah ia cucu dari nenek tua penjual roti itu?" Wanita gemuk itu menjawab, "iya, kau memang benar, kau tahu? Gadis itu sangat cantik, sayang sekali kalau dia disuruh menemani neneknya yang tua dan mengurus beberapa pekerjaan rumah tangga. Lagi pula tak lama lagi, neneknya juga akan tiada. Jika ia tak segera menikah, dia akan hidup dengan siapa?" Terus terang, Clara yang mendengar obrolan itu langsung memanas. Ia tak mau ada seorangpun yang mengejek kehidupannya beserta neneknya. Namun, segeralah ia pergi ke dalam, agar ia tak bisa mendengar obrolan mereka.

Bisa dibilang, Clara adalah gadis yang baik. Ia sopan dan tutur katanya juga lembut. Sering sekali pria-pria yang ada di desa itu datang ke rumahnya dan melamarnya. Namun, Clara menolak semua lamaran yang diberikan. Clara ingin membantu dan merawat neneknya sepanjang hidupnya. Itu adalah bakti yang ia tunjukkan kepada neneknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 01, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Clara and The Blue RosewhelmWhere stories live. Discover now