💄1

29.6K 2.4K 120
                                    

Tuan dan Nyonya Jeon mengernyit melihat Jungkook yang berjalan begitu saja, mendahului mereka untuk masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat.

"Ada apa dengan Jungkook?" tanya Nyonya Jeon.

Tuan Jeon menggeleng pelan melihat kelakuan putranya tersebut. Padahal selama di pesta tadi, Jungkook terlihat baik-baik saja. Tapi mengapa sekarang pemuda itu malah terlihat seperti seorang wanita yang sedang mendapatkan masa periodnya?

Lisa yang memang sudah tahu penyebab tertekuknya wajah Jungkook, hanya bisa menghela napas lelah.

Dasar pencemburu berat. Possessive. Jungkook bahkan pernah hampir memukul wajah Jung Jaehyun saat Jungkook tak sengaja membaca pesan yang dikirimkan anak baru itu kepada Lisa. Kira-kira begini isinya, 'Sunbaenim, bagaimana kalau nanti siang kita minum kopi bersama?' padahal maksud Jaehyun hanyalah untuk berterimakasih pada Lisa karena sudah mengajarinya banyak hal.

Hh~ tapi biar bagaimanapun, Lisa tetap tidak bisa melepaskan Jungkook. Seberapa pun buruknya, seberapa pun possessive-nya, seberapa pun manjanya, dan seberapa pun mesumnya pria itu, Lisa akan tetap menerimanya. Ia mencintai kakak tirinya itu. Sangat.








°°








"Oppa, ini aku, Lisa. Tolong buka pintunya." panggil Lisa. Sudah dua kali ia mengetuk pintu kamar Jungkook, namun pria itu tak kunjung menyahut.

Sebenarnya, perut Lisa agak bergolak mual jika ia memanggil Jungkook dengan sebutan oppa. Walaupun Jungkook lebih tua satu tahun dibanding dirinya, tapi Lisa hanya merasa tidak nyaman dengan panggilan tersebut. Namun berhubung mereka sedang berada dirumah dan Jungkook yang sedang dalam mode merajuk, terpaksa Lisa harus memanggilnya begitu.

Lisa lebih suka memanggil 'Jung', atau bahkan 'baby' khusus ketika mereka sedang bercinta. Terkadang juga 'Daddy'. Haha.

Akhirnya pada ketukan ketiga, Jungkook membuka pintunya. Raut datar sedingin gunung es langsung menyapa Lisa ketika paras tampan itu menyembul dari baliknya. "Apa?" tanyanya.

Lisa memasang wajah innocent-nya, salah satu trik yang biasa ia gunakan jika Jungkook sedang merajuk seperti ini. "Aku membuatkanmu green coffee latte." ujarnya sembari menyodorkan nampan berisi satu cangkir minuman hangat.

Jungkook terdiam sejenak, memperhatikan cangkir yang masih mengepulkan uap diatasnya. Terlihat begitu menggoda jika diminum saat udara dingin seperti ini. Ia berdehem pelan, "Yasudah, taruh saja diatas nakas." katanya, cuek.

Lisa menghela napas pendek. Rasa-rasanya, ia ingin sekali menyiramkan isi gelas tersebut pada Jungkook, kalau perlu memukul kepala pria itu dengan nampannya sekalian, biar tahu rasa. Tapi sayangnya hal itu hanya akan menjadi segumpal bayangan saja di dalam kepalanya. Karena nyatanya, saat ini Lisa malah mengikuti perintah Jungkook dengan melangkah masuk ke dalam sana.

Jungkook menutup pintu kamarnya, kemudian menguncinya seperti biasa--menghindari segala kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi. Seperti resiko tertangkap basah oleh orang tuanya, mungkin?

Lisa meletakkan nampannya diatas nakas. Ia menatap Jungkook sejenak sebelum berujar disertai aegyo menggemaskan, "Jangan marah~"

Jungkook masih memasang raut wajah datarnya sekalipun ia sudah merasa sangat gemas, ingin menerkam Lisa sekarang juga. "Siapa suruh tersipu malu seperti tadi, huh?"

Lisa mengerucutkan bibirnya, sisi lain dari gadis itu. Oh, bahkan Jungkook berani bersumpah kalau Lisa tidak pernah memasang ekspresi seperti ini ketika sedang bekerja. "Aku tidak tersipu." sangkal gadis itu.

red lips | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang